Tarida Gloria Rambe Mondowiduro (25 Agustus 1960 – 16 April 1995) atau lebih dikenal sebagai Tarida Gloria adalah seorang pemeran Indonesia.

Tarida Gloria
LahirTarida Gloria Rambe Mondowiduro
(1960-08-25)25 Agustus 1960
Jakarta, Indonesia
Meninggal16 April 1995(1995-04-16) (umur 34)
Los Angeles, Amerika Serikat
MakamTPU Menteng Pulo Jakarta Selatan
Pekerjaanaktris
Tahun aktif1981-1995

Karier sunting

Tarida Gloria sudah lama mencuat dalam lakon-lakon teater Koma seperti Sandiwara Para Binatang, Sam Pek Eng Tay, Segi Tiga Emas, Konglomerat Burisrawa, Wanita Parlemen dan Suksesi. Hanya saja ketika grupnya gagal mementaskan lakon Opera Kecoa di Jepang ia termasuk personel yang ikut ‘lemes’. Padahal katanya, “Ia dan kawan-kawan sudah bersemangat banget, pokoknya sudah siap banget”,”ujar Ida. Tapi apa mau dikata, ia toh akhirnya mengamini kenyataan itu dengan lapang dada.

Tarida Gloria memang tidak cuma primadona teater. Setidaknya di luar kesenian ia juga seorang karyawati yang baik. Ini dimulai ketika ia bekerja sebagai sekretaris di Chase Manhattan Bank, Jakarta. Lalu pindah bagian di bagian kredit dan marketing.

Tarida Gloria, boleh jadi satu contoh bahwa ‘kesuburannya’ justru membawa namanya membubung sebagai aktris, terutama aktris Teater Koma, pimpinan N. Riantiarno, sebuah kelompok yang pernah memilih ‘ngaso’ dari kegiatan pentas selama dua tahun. Lantas bagaimana dengan nasib sang ‘primadona’ teater ini adalah sebuah pertanyaan wajar yang bermunculan bagi pecandu teater.

Tidak Cuma teater saja yang menyokong nama Tarida Gloria melambung. Sebagai seniman panggung, ia tidak begitu kesulitan terlibat dalam kegiatan akting film. Paling tidak ia terlibat pula dalam sejumlah film komersial seperti, film Jakarta 1966 karya sutradara Arifin C. Noer, film Semua Karena Ginah karya sutradara Nyak Abas Acub dan beberapa film lagi.

Memang ada perbedaan peran manakala ia terlibat dalam dunia seni baik dalam film maupun teater Kalau dalam teater ia mendapat peran sentral sementara dalam film ia, cukup sebagai pemeran pembantu. Namun karena kecanggihan ‘aktingnya sosok Tarida tetap mempunyai kesan istimewa di mata penontonnya.

Strategi akting di atas bobot tubuh yang berat itulah yang membuat banyak orang terkesima akan kemampuannya. Apa yang dilakukan Ida dalam berkesenian memang menyiratkan pada kepercayaan diri yang kuat. Malah dalam keadaan seperti itu, ia mengaku tetap bergerak, apa saja. “Perlu keseimbangan yang terlatih agar tidak repot beraktivitas, misalnya lewat senam”, katanya. Dalam keadaan seperti itu, Ida memang mengesankan orang sibuk.

Kegiatan lain sunting

Setelah namanya mencuat sebagai bintang teater, sinetron dan film ia malah menambah kesibukannya dalam usaha showbiz. Untuk menjaga keseimbangan dan kebugaran tubuhnya ia juga berlatih bela-diri seperti Judo. Ia tercatat pemegang sabuk coklat.

Meninggal dunia sunting

Aktris dan penyanyi Tarida Gloria meninggal dunia di West Side Olympic Hospital (WSOH), Los Angeles, Amerika Serikat, tanggal 16 April 1995, pukul 21:00 waktu setempat, akibat serangan stroke.[1] Almarhumah disemayamkan di rumah duka RS Cikini Jakarta Pusat dan jenazahnya dimakamkan di TPU Menteng Pulo Jakarta Selatan.

Filmografi sunting

Penghargaan dan nominasi sunting

Tahun Penghargaan Kategori Karya yang dinominasikan Hasil
1992 Festival Film Indonesia Pemeran Pendukung Wanita Terbaik Plong (Naik Daun) Nominasi

Referensi sunting

  1. ^ Desideria, Benedikta (15 Juli 2016). "Kisah Selebritas Indonesia yang Meninggal karena Obesitas". Liputan 6. Diakses tanggal 3 Desember 2023. 

Pranala luar sunting