Tari Serampang 12

tari tradisional Melayu

Tari Serampang 12 adalah tari tradisional yang berasal dari Kabupaten Deli Serdang, Sumatera Utara. Gerakan tari Serampang 12 merupakan perpaduan dari gerak Melayu Deli dengan dua belas macam gerakan yang dimiliki. Tari serampang 12 memiliki tempo cepat.

Tari Serampang 12

Sejarah sunting

 
Sauti, pencipta Tari Serampang 12

Guru Sauti, pencipta tari Serampang 12 sunting

Pencipta daripada tari Serampang 12 ialah Guru Sauti. Beliau lahir pada tahun 1903 di Pantai Cermin Sumatra Timur (lokasi kini berada di Pesisir Timur Provinsi Sumatera Utara). Ayah serta Ibu beliau bernama Tateh dan Asmah. Setelah menamatkan pendidikan di Normalschool voor Inland Hulpoderwijers (Sekolah Perguruan) tahun 1921 di Kota Pematang Siantar, beliau ditugaskan menjadi guru sekolah dasar di Sunggal. Selanjutnya, beliau menjadi kepala sekolah Gouvernement Inlandschool (Sekolah Dasar Negeri) di Simpang Tiga, Perbaungan. Hingga akhirnya Guru Sauti diangkat menjadi Pemilik Sekolah (PS) yang diperbantukan pada Perwakilan Jawatan Kebudayaan Departemen Pendidikan dan Kebudayaan Sumatera Utara sampai dengan memasuki masa pensiunnya. Pada bulan Mei 1963, Guru Sauti wafat di usia 60 tahun, dikebumikann di Kompleks Pemakaman Mesjid raya Perbaungan.

Asal mula tari Serampang 12 sunting

Sebelum dikenal dengan nama tari serampang 12, dahulunya bernama tari Pulau Sari. Pada mulanya, tarian tradisional ini diiringi musik yang berjudul Pulau Sari. Sehingga, penamaan awal tarian mengikuti judul lagu yakni tari Pulau Sari. Selanjutnya, nama pulau sari kurang begitu tepat karena tarian ini bertempo cepat. Biasanya, nama tarian yang diawali kata "pulau" bertempo rumba, seperti tari Pulau Kampai dan tari Pulau Putri. Dengan demikian, tari Pulau Sari lebih tepat dinamakan dengan tari Serampang 12. Pengubahan nama ini terjadi antara tahun 1950 dan 1960.[1] Nama dua belas sendiri berarti tarian dengan gerakan tercepat diantara lagu yang bernama serampang.

Gerakan sunting

Pada awalnya, tari Serampang 12 hanya dapat dilakukan oleh penari pria. Dengan berbagai pengubahan maka perempuan juga dapat menampilkan tarian ini.[2] Adapun kedua belas gerakan tari Serampang 12 adalah sebagai berikut:[3]

No. Nama Gerakan Penjelasan
1. Gerak tari permulaan. Gerakan awal pada tarian ini adalah gerakan putaran dan lompatan kecil. Pasangan penari berjalan dengan lambat, dan mengelilingi satu sama lain. Gerakan ini menceritakan bagaimana sikap pemuda dan gadis dalam pertama kali bertemu. Gerakan menonjolkan perasaan canggung atau risuh dari sang gadis, dan juga rasa penasaran oleh pemuda.
2. Gerak tari berjalan. Pada gerakan ini pasangan penari berjalan dengan lambat, berputar mengelilingi satu sama lain dengan diselingi lompatan kecil. Pada bagian gerakan menjelaskan tumbuhnya rasa diantara sang pemuda dan pemudi. Pemuda dan gadis tersebut mulai merasakan adanya cinta yang tumbuh bersemi. Namun masih ada perasaan canggung untuk menyampaikan rasa cinta tersebut.
3. Gerak tari pusing Pada gerak ini, rasa cinta yang dirasakan oleh kedua sejoli tersebut semakin membuncah. Perasaan gundah gulana juga dirasakan pada mereka. Walaupun begitu, mereka masih memendam apa yang dirasakan. Selain rasa gundah gulana, mereka menginginkan pertemuan yang lebih getol.
4. Gerak tari gila. Pada gerak ini para pasangan penari berjalan berlenggak-lenggok hingga terhuyung, Seperti seseorang dimabuk asmara.
5. Gerak tari sipat. Gerakan ini menjelaskan respon sang gadis terhadap pemuda yang mendekatinya.Sang gadis memberi isyarat dengan gerakan lenggak-lenggok dan permainan mata. Gerakan ini menunjukkan bahwa gadis tersebut mempunyai keinginan yang sama dengan sang pemuda, yakni terjalinnya suatu hubungan
6. Gerak tari goncat-goncet. Pada gerakan ini pasangan penari melangkah seirama. Ini menjelaskan bahwa sang pemuda sudah menerima isyaratnya dari sang gadis agar segera menuturkan isi hatinya.
7. Gerak tari sebelah kaki Dalam gerakan ini menyiratkan keyakinan agar menyatakan cinta, atau mengurungkannya. Sang pemuda dan sang gadis saling menduga perasaan satu sama lain. Hingga akhirnya, mereka mengetahui jika baik keduanya memiliki cinta yang sama. Sehingga mereka dapat memulai sebuah hubungan asmara.
8. Gerak tari langkah tiga. Pada gerak ini yaitu dengan melompat tiga kali ke depan atau ke belakang. Ini mengungkapkan bahwa sang pemuda dan gadisnya meyakinkan diri bahwa memang sudah jalannya mereka ini untuk hidup secara bersama. Gerakan tersebut juga menceritakan perasaan gembira dari kedua pasangan kaena telah mengenalkan diri secara pribadi dan kepada masing-masing pihak keluarga.
9. Gerak tari melonjak. Pada bagian ini, gerakan tari dilakukan dengan melonjak ke atas. Ini dimaksudkan dengan menunjukkan perasaan berdebar yang dirasakan sepasang kekasih dalam menunggu kerestuan masing-masing kedua orang tua.
10. Gerak tari datang-mendatangi. Dalam gerak ini menyiratkan proses pinangan sang lelaki terhadap sang gadis. Mereka saling mendekat dengan diikuti 2 kelompok penari.
11. Gerak tari rupa. Gerakan ini memperlihatkan sebuah proses mengantar kedua mempelai menuju pelaminan. Menyiratkan perasaan sukacita yang begitu besar.
12. Gerak tari sapu tangan. Pada gerakan terakhir ini sang pemuda dan gadis masing-masing mengeluarkan sapu tangan, serta menyilangkan sapu tangan tersebut yang mana sapu tangan yang saling terkait baik milik pemuda maupun gadis. Dengan sapu tangan bewarna cerah, mereka menari bersama. Hal ini bermakna bahwa mereka tak akan terpisahkan.

Kostum dan Alat Musik sunting

 
Akordion yang digunakan Sauti dalam menciptakan Tari Serampang Dua Belas

Dalam tari tradisional Serampang 12 para penari memakai kostum busana adat melayu pesisir pantai timur Sumatra. Seperti penari pria yang memakai kemeja dan celana panjang, memakai peci dan kain pinggang sepanjang hingga lututnya. Sedangkan penari wanita memakai kemeja lengan panjang dan kain yang menutupi pinggang hingga mata kaki. Warna kostum busana para penari mengandung unsur bewarna cerah seperti merah, biru muda, dan pink.

Musik pengiring untuk tari Serampang 12 memakai alat-alat musik seperti akordeon, kecapi dan rebana. Seiring dengan perkembangan zaman, musik pengiring tari tradisional bertambah seperti organ, piano hingga bisa digantikan berupa rekaman suara agar lebih praktis.

Referensi sunting

  1. ^ Gusmail, Sabri (April 2017). "Tari Serampang Dua Belas di Sumatera Utara Kajian Estetika Melalui Pendekatan Multikulturalisme". Bercadik : Jurnal Pengkajian dan Penciptaan Seni. 04: 98. Diakses tanggal 24 Februari 2019. 
  2. ^ "Tari Serampang Dua Belas Perlu Direvitalisasi". Kompas.com. Diakses tanggal 2019-03-05. 
  3. ^ regina (2017-04-26). "Tari Serampang Dua Belas : Sejarah, Gerakan, Makna dan Kostum". IlmuSeni.com. Diakses tanggal 2019-02-25.