Tari Baluse

salah satu tarian di Indonesia


Tari Baluse atau tari perang adalah salah satu tarian yang berasal dari Nias Selatan (Teluk Dalam area: Maniamölö, Mazinö, Lalu dan To'ene), Sumatera Utara. Tarian ini menggambarkan kegagahan prajurit di medan perang dan perwujudan kebudayaan masyarakat Nias pada zaman dulu.[1] Tarian ini juga disebut tari Fatele yang juga dibawakan untuk penyambutan tamu atau wisatawan.[2]

Tarian ini dibawakan oleh beberapa pria gambaran prajurit dalam balutan baju perang perpaduan warna merah dan kuning, pedang Tologu, perisai Baluse, topi perang/mahkota dan tombak (toho) yang panjangnya mencapai 2 meter. Perisai Baluse yang digunakan terbuat dari kayu yang dibentuk seperti daun pisang dan dipegang di tangan kiri untuk menangkis serangan lawan. Sedangkan, tombak berada di tangan kanan yang digunakan untuk melawan serangan musuh.[3]

Tarian ini dipimpin oleh seorang komando seperti pemimpin strategi dalam perang. Pimpinan tari akan memberi aba-aba kepada penari untuk membentuk formasi berjajar panjang dalam empat baris. Posisi komando berada diposisi depan, berhadapan dengan para penari.

Tarian ini dimulai dengan gerakan kaki maju mundur sambil dihentakan ke tanah dan meneriakkan kata-kata penyemangat. Hentakan kaki pada tarian ini diiringi oleh musik dan gerakan mengayunkan tombak dan pedang, gambaran kesiapan pasukan untuk maju tanpa gentar ke medan perang dengan penuh semangat. Adanya formasi melingkar dalam gerak tari menggambarkan pengepungan musuh.[4]

Properti Tari sunting

Properti-properti yang digunakan dalam tarian ini lebih jelasnya adalah sebagai berikut :[5]

  1. Toho atau Tombak, dengan panjang kurang lebih 2 meter. Dulunya digunakan sebagai senjata untuk menyerang musuh. Biasanya Toho berada di tangan kanan sang penari, sementara tangan kiri penari membawa Baluse.
  2. Pedang Tologu, pedang ini juga dulunya digunakan di saat berperang melawan musuh.
  3. Mahkota atau Topi Perang, salah satu properti yang wajib ada dalam tari ini.
  4. Untuk pakaian, para penari mengenakan baju perang dengan berbagai macam warna, seperti kuning, merah dan hitam. Baju perang ini dibagi menjadi baju dalam dan luarnya menggunakan rompi perang. Untuk bawahan atau celana, panjangnya selutut berwarna hitam dan merah.

Referensi sunting

  1. ^ Egan YaelFonaha Hulu, Fonaha Hulu (05 Agustus 2018). "Perpustakaan Digital Budaya Indonesia". Tari Baluse. Diakses tanggal 30 Juli 2019. 
  2. ^ "Perpustakaan Digital Budaya Indonesia". Tari Fataele NIAS. 29 Desember 2018. Diakses tanggal 29 Juli 2019. 
  3. ^ "uksuit". Tari Fatele / Perang : Nias. uksuit. Diakses tanggal 30 Juli 2019. 
  4. ^ "Nusa Pedia". Tari Fatele : Tarian Perang Hingga Tradisi Loncat Batu (hombo batu) Suku Nias di (Teluk Dalam area) Nias Selatan. Januari 2013. Diakses tanggal 30 Juli 2019. 
  5. ^ Media, Kompas Cyber (2021-04-30). "Tari Baluse, Tarian Perang Asal Sumatera Utara". KOMPAS.com. Diakses tanggal 2023-02-12.