Tanda kromatis

nada yang nilainya tidak termasuk dalam tangga nada yang diatur oleh kunci nada terakhir

Tanda kromatis atau aksidental adalah tanda untuk menaikkan, menurunkan, dan mengembalikan nada-nada yang dinaikkan atau diturunkan ke nada semula. Tanda kromatis ditempatkan di depan not yang ingin dinaikkan atau diturunkan nadanya. Tanda kromatis yang ditulis dalam suatu birama hanya berlaku dalam ruas birama tersebut.[1]

 {

\override Score.TimeSignature
#'stencil = ##f
    \relative c'' {
        \time 4/4
        aes1 a! ais
    }  }
Tanda kromatis yang sering muncul (dari kiri ke kanan): mol, pugar, dan kres.

Tanda-tanda kromatis sunting

Berikut beberapa tanda kromatis.[1]

  • Kres/sharp (♯) digunakan untuk menaikkan nada ½ jarak. Nada yang dinaikkan ½ jarak mendapat akhiran “is” (contoh: G menjadi Gis).
  • Mol/flat (♭) digunakan untuk menurunkan nada ½ jarak. Nada yang diturunkan ½ jarak mendapat akhiran “es” (contoh: B menjadi Bes).
  • Pugar/natural (♮) digunakan untuk mengembalikan nada-nada yang telah dinaikkan atau diturunkan ke nada awal. (contoh: Gis menjadi G, Cisis menjadi C, Bes menjadi B, Deses menjadi D).
 
Aksidental ganda (dari kiri ke kanan): mol ganda dan kres ganda.

Beberapa tanda kromatis memiliki nilai ganda (berlaku dua kali/berubah dua kali lipat).

  • Kres ganda/double sharp (𝄪) digunakan untuk menaikkan nada 1 jarak. Nada yang dinaikkan 1 jarak mendapat akhiran “isis” (contoh: C menjadi Cisis).
  • Mol ganda/double flat (𝄫) digunakan untuk menurunkan nada 1 jarak. Nada yang diturunkan 1 jarak mendapat akhiran “eses” (contoh: D menjadi Deses).

Penggunaan standar sunting

Pada kasus umum, tanda kres menaikkan setengah nada dan tanda mol menurunkan setengah nada. Tanda pugar dipakai untuk membatalkan perubahan oleh tanda kres atau tanda mol. Tanda kromatis berlaku untuk satu birama, kecuali bila not tersebut bersambung ke not setelahnya (dalam birama selanjutnya). Tanda kromatis juga dipakai untuk menyatakan ulang perubahan nada.

 

Pada contoh di atas, not-not tersebut adalah sebagai berikut.

  • birama 1: G♮, G♯, G♯ (tanda kres berlanjut ke not setelahnya)
  • birama 2: G♮ (dengan aksidental pengingat), G♭, G♭ (tanda mol berlanjut ke not setelahnya)
  • birama 3: G♭ (tersambung dengan not sebelumnya), G♯, G♮ (tanda pugar membatalkan tanda kres)

Aksidental pengingat sunting

 
Not A♭ diikuti oleh A♮ pada birama selanjutnya. Not A♮ diberi aksidental pengingat untuk mengingatkan pemain bahwa tanda mol tidak berlaku untuk not ini.

Dalam partitur modern, sebuah garis birama membatalkan tanda kromatis, kecuali not yang bersambung antarbirama. Aksidental pengingat dipakai untuk mengingatkan pemain musik tentang nada yang harus dimainkan. Pemakaian aksidental pengingat (biasanya diapit tanda kurung) beragam di antara penerbit.

Referensi sunting

  1. ^ a b Soewito M., D. S. Teknik Termudah Menulis dan Membaca Not Balok. Jakarta: dpa Publisher. hlm. 27–28. ISBN 979-0-801892-00-3.