Taman Nasional Tunku Abdul Rahman

taman nasional di Malaysia


Taman Nasional Tunku Abdul Rahman adalah taman nasional yang terletak di sebelah barat lepas pantai kota Kinabalu, Sabah, Malaysia. Dapat ditempuh sekitar 10 menit menggunakan perahu bermotor dari kota terdekat, Kinabalu.

Tunku Abdul Rahman National Park
IUCN Kategori II (Taman Nasional)
Pulau Sulug, Pulau Mamutik and Pulau Manukan
Peta memperlihatkan letak Tunku Abdul Rahman National Park
Peta memperlihatkan letak Tunku Abdul Rahman National Park
Tunku Abdul Rahman NP
Location in Borneo
LetakSabah, Malaysia
Kota terdekatKota Kinabalu
Koordinat5°58′N 116°0′E / 5.967°N 116.000°E / 5.967; 116.000
Luas49 km²
Didirikan1974
Pihak pengelolaSabah Parks

Luas Taman Nasional Tunku Abdul Rachman sekitar 4.929 hektare dan terdiri dari beberapa pulau, yakni sebagian pulau Gaya, pulau Manukan, pulau Sapi, pulau Sulug, dan pulau Mamutik.

Sepanjang tahun taman nasional ini memiliki suhu sekitar 23,8 sampai 29,4 derajat Celcius, dan kelembaban udara masih sangat tinggi di kawasan ini.

Pulau Gaya

sunting


Luas pulau ini kira kira 1,465 hektare dan termasuk ke dalam kawasan Taman Tunku Abdul Rachman. Pulau ini adalah salah satu pulau yang dilindungi dari aktivitas yang merusak ekosistem, seperti pembalakan liar, penambangan barang tambang, bahkan aktivitas penangkapan ikan oleh para nelayan dan aktivitas lain yang dianggap merusak dan mencemari lingkungan.

Demografi

sunting

Terdapat sekitar 6000 orang yang mendiami pulau ini, kebanyakan mereka tinggal di dalam rumah air, yaitu rumah yang dibangun khusus di atas air dengan beberapa pilar penyangga yang menopang rumah agar tetap berada di atas permukaan air laut. Penduduk di pulau ini terdiri dari beberapa etnis seperti Bajau, Ubian dan penduduk asal Filipina.

Pulau ini dapat dilihat langsung dari lepas pantai kota Kinabalu, terlihat deretan rumah dari penduduk pulau tersebut yang agak kurang enak dipandang karena kurang tertata rapi, kawasan ini terkesan seperti kawasan kumuh yang kurang infrastruktur dan tak teratur.

Pada umumnya penduduk pulau ini secara keseluruhan dikenal dengan sebutan penduduk pulau Gaya, tetapi sebenarnya di dalam pulau ini terdapat beberapa dusun/kampung yang berbeda budaya, sosial dan ekonomi satu sama lain. Seperti dusun pulau Gaya, dusun Pasir Putih, Pondo, dan Lok Urai yang masing-masing memiliki ciri khas tersendiri.

Suasana bermasyarakat di pulau ini masih sangat sederhana, dari satu rumah ke rumah yang lain dihubungkan dengan papan-papan tipis dengan gaya tata ruang yang berbeda di setiap dusun, tetapi kesamaan di antara semua dusun ialah bahwa setiap rumah atau bangunan di dusun-dusun tersebut semuanya menghadap ke lautan, bukan ke arah pulau. Oleh karena rumah tersebut dibuat dari papan-papan kayu, maka kawasan pemukiman tersebut rawan dilalap si jago merah, dan beberapa kali pula kawasan ini mengalami kebakaran.

Transportasi

sunting

Transportasi utama bagi masyarakat pulau Gaya ini adalah angkutan air seperti perahu dan perahu motor yang digunakan untuk menghubungkan masyarakat di setiap dusun dan juga untuk menghubungan dengan kawasan kota Kinabalu untuk keperluan-keperluan pokok seperti bersekolah, belanja keperluan harian, bekerja dan lain sebagainya.

Sejarah

sunting

Dahulu pulau ini dijasikan sebagai tempat persembunyian dan perlindungan dari para pembajak, juga digunakan sebagai tempat berlabuh mencari bahan makanan dan air dan juga tempat persembunyian untuk menghadapi perlawanan pemberontak di Sabah sekitar tahun 1881.

Pariwisata

sunting

Pulau ini termasuk ke dalam Taman Tunku Abdul Rachman, dan kawasan baharinya juga menarik untuk dikunjungi karena ada beberapa titik tempat tenggelamnya kapal-kapal yang karam dan kini menjadi tempat menyelam yang potensial.

Pranala luar

sunting