Syarikatul Mubtadi

gerakan keagamaan Islam

Syarikatul Mubtadi (Arab: شريكة المبتدي; bahasa Indonesia: perkumpulan pemula) adalah sebuah organisasi dan gerakan lokal Islam modern di Kotagede, Yogyakarta pada tahun 1910-an. Organisasi ini diprakarsai oleh Kyai Amir dan Kyai Masyhudi; keduanya kakak ipar dan paman tokoh Abdul Kahar Muzakir.[1] Gerakan ini bertujuan untuk mengajarkan Islam yang "sesungguhnya" dan juga menyajarkan akal sehat/pemikiran logis kepada masyarakat yang sebelumnya dianggap percaya takhayul.[2]

Pada tahun 1918, organisasi ini melebur dengan Muhammadiyah cabang Kotagede dan berkembang lebih pesat sejak saat itu.[1]

Pengaruh sunting

Organisasi ini bertujuan meningkatkan pemahaman yang lebih baik tentang agama Islam dengan memberikan pendidikan dasar-dasar agama serta pengajian Al Quran dan Hadits, kepada kalangan bapak-bapak dan ibu-ibu di kampung. Makna agama Islam, praktik keagamaan, dan kepercayaan kemudian mengalami perubahan besar dari apa yang selama itu masyarakat Kotagede kenali secara turun-temurun.

Gerakan ini menganggap masyarakat Kotagede itu takut pada pemerintah kolonial Belanda, takut pada Sultan, para Bupati, Wedana dan orang pemerintahan lainnya, takut pada makam, takut pada batu, pohon atau benda tertentu bikinan manusia, yang dianggap bertolak belakang dengan ajaran Islam yang mengharuskan hanya takut kepada Allah.[3]

Gerakan ini mendapat sokongan dari kalangan menengah di Kotagede. Sementara, kalangan rakyat bawah seperti pedagang, pengrajin kecil atau tukang lebih memilih berserikat di Sarekat Rakyat, lembaga naungan Partai Komunis Indonesia.[1]

Gerakan ini juga membuat wibawa bangsawan menurun dan membuat perubahan praktik sosial-budaya yang besar di Kotagede.[4]

Catatan kaki sunting

  1. ^ a b c Efendi, David. 2017. Runtuhnya Kelompok Dagang Pribumi Kotagede XVII-XX. [1] Yogyakarta: Penerbit Simpang.
  2. ^ Nakamura, Mitsuo (2012). The Crescent Arises Over the Banyan Tree: A Study of the Muhammadiyah Movement in a Central Javanese Town, C. 1910-2010 (dalam bahasa Inggris). Institute of Southeast Asian Studies. ISBN 9789814311915. 
  3. ^ Santosa, Revianto Budi (2007). Kotagede: Life Between Walls (dalam bahasa Inggris). Gramedia Pustaka Utama. ISBN 9789792225471. 
  4. ^ Zubair, Achmad Charris dalam Mata Jendela. Edisi 4 2017. [2] Aspek Sejarah, Sosial, dan Budaya Kotagede.Hal. 16.