Sudarmono adalah seorang seniman kriya berkebangsaan Indonesia yang berasal dari Daerah Istimewa Yogyakarta. Seniman kriya satu ini dikenal sebagai tokoh dunia pendidikan di Indonesia. Di samping sebagai kriyawan, hampir setengah abad hidupnya diabdikan sebagai pendidik di beberapa sekolah dan pengguruan tinggi di yokyakarta. Sudarmono mengenal seni ukir kayu sejak masuk sekolah teknik mebel. Kemudian dia melanjutkan sekolahnya di SMSR (Sekolah Menengah Seni Rupa) Yogyakarta pada jurusan kriya kayu. Di sini, minatnya terhadap dunia kerajinan ukir kayu semakin bertambah, dan akhirnya melanjutkan ke ASRI (Akademi Seni Rupa Indonesia) Yogyakarta. Selain pendidikan akademis, dia juga sering berkonsultasi kepada abdi dalem Keraton Yogyakarta untuk mendalami pengetahuan mengenai ornamen lokal atau pancer Keraton Yogyakarta.[1]

Menurut Sudarmono, setiap kriyawan harus mempunyai gaya sendiri-sendiri. Namun, pada umumnya seniman kriya tetap menggunakan gaya ukir klasik dan tetap memegang teguh pada pakem yang ada. Ia menyatakan bahwa kriya juga harus tetap dilestarikan sebagai warisan budaya nenek moyang sejak zaman primitif, klasik, hingga modern kini.[1]

Sudarmono mendapatkan penghargaan Tanda Kehormatan Satya Lencana Karya Satya 30 tahun atas jasanya mengabdikan diri sebagai pendidik lebih dari 38 tahun. Penghargaan itu diserahkan langsung oleh Presiden RI Megawati Soekarnoputri pada 2003.[1]

  1. ^ a b c M.Dahlan, Mudidin (2012). Almanak Senu Rupa Indonesia: Secara Istimewa Yokyakarta. Yokyakarta: Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indinesia. hlm. 517.