Strategi catur adalah aspek permainan catur yang berkaitan dengan evaluasi posisi buah catur, pengaturan tujuan dan rencana jangka panjang untuk permainan yang akan dimainkan. Ketika mengevaluasi posisi secara strategis, pecatur harus memperhitungkan faktor seperti nilai relatif buah catur pada papan permainan, struktur bidak, keamanan raja, posisi buah, dan kontrol petak kunci dan kelompok petak (seperti diagonal, kolom terbuka, petak individu). Strategi catur berbeda dengan taktik catur yang merupakan aspek permainan berkaitan dengan langkah demi langkah dalam rangka penyerangan dan pertahanan. Beberapa penulis membedakannya dengan ketidakseimbangan strategi statis (seperti memiliki buah yang lebih bernilai atau struktur bidak yang lebih baik) yang cenderung bertahan dalam banyak langkah selanjutnya, dengan ketidakseimbangan dinamis (seperti pecatur yang memiliki keuntungan dalam pengembangan buah catur) yang bersifat sementara.[1] Pembedaan ini mempengaruhi rencana terdekat mana yang harus digunakan. Sampai pecatur meraih tingkat kemahiran "master", taktik catur cenderung jauh lebih mempengaruhi hasil permainan dibandingkan dengan strategi. Banyak pelatih catur kemudian menekankan kajian taktik sebagai cara paling efisien untuk meningkatkan hasil dari permainan catur serius.

Sistem nilai sunting

Sistem nilai sederhana yang digunakan terhadap buah catur di adalah:

Buah Nilai
Bidak 1
Kuda 3
Gajah 3
Benteng 5
Menteri 9

Sistem nilai yang digunakan sistem kecerdasan buatanStockfish adalah:

Buah Nilai
Bidak 1.98
Kuda 8.17
Gajah 8.36
Benteng 12.70
Menteri 25.21

Kutipan sunting

  • "Strategi membutuhkan pemikiran; taktik membutuhkan pengamatan." – Max Euwe
  • "Bermain menurut buku teks tidak apa-apa, sampai ke tingkat tertentu. Mungkin di tingkat master, tapi tidak untuk grandmaster." – Vladimir Kramnik[2]

Lihat pula sunting

Referensi sunting

  1. ^ Silman, "How to Reassess Your Chess"
  2. ^ "Vladimir Kramnik: "Chess is so deep, I simply feel lost"". ChessBase News. 21 June 2004. Diakses tanggal 27 January 2013. 

Bibliografi

Bacaan lebih lanjut sunting

Pranala luar sunting