St. Sri Mulyani (lahir di Trenggalek, Jawa Timur, 22 Agustus 1965), beliau dikenal sebagai pengarang yang kerap menggunakan nama St. Sri Emyani. Sri Mulyani memiliki bakat dalam dunia kepengarangan yang mulai tumbuh sejak tahun 1985 pada saat ia kuliah. Beliau mempublikasikan karya-karyanya, baik itu berupa cerpen maupun puisi, ke majalah dan surat kabar seperti Mekar Sari, Jaka Lodhang, Panjebar Semangat, dan Surabaya Post.

Sri Mulyani
Lahir22 Agustus 1965
Trenggalek, Jawa Timur
KebangsaanIndonesia
PendidikanSarjana Seni Rupa
AlmamaterIKIP Malang
PekerjaanGuru, sastrawan

Setelah lulus, Sri Mulyani bekerja sebagai seorang guru di SLTP 3 Latsari, Tuban pada tahun 1989. Kemudian, ia pindah ke SLTP 11 Malang pada tahun 1991. Pada akhirnya ia memutuskan untuk kembali ke kampung halamannya dan menjadi guru di SLTP 1 Panggul, Trenggalek, Jawa Timur.

Pendidikan sunting

Sri Mulyani menamatkan SD pada tahun 1979 dan SMP pada tahun 1982 di tempat kelahirannya Panggul, Trenggalek, Jawa Timur. Kemudian, ia melanjutkan studinya di Kediri dengan jurusan Ilmu Pengetahuan Sosial dan berhasil menyelesaikannya pada tahun 1985. Setelah itu, ia kuliah di jurusan Seni Rupa IKIP Malang dengan gelar sarjana muda pada tahun 1988.

Karya-Karya sunting

Beberapa karya St. Sri Mulyani yang berupa puisi (geguritan), di antaranya yaitu, "Kejegal" (Jaka Lodhang, No. 24, 1992), "Kembang Turi" (Panjebar Semangat, 30 Januari 1992), "Sketsa Wangi" (Mekar Sari, 10 November 1993), "Kridhaning Jlantra" (Mekar Sari, 1993), "Kreta Sore" (Mekar Sari, 1993), "Ndodag Wengi" (Mekar Sari, 1993), "Nyabrang Alas" (Panjebar Semangat, 1993), "Bumi Angin" (Panjebar Semangat, 1993), "Alun Wengi" (Mekar Sari, 1994), "Kembang Bakung" (Mekar Sari, 1994), "Gunungan" (Surabaya Post, 1994), "Gogrog" (Mekar Sari, 19 Januari 1994), "Woting Ati" (Mekar Sari, 11 Maret 1994), "Peluh" (Mekar Sari, 1994), "Mati" (Mekar Sari, 1994), "Mampir" (Mekar Sari, 4 November 1994), "Krenteg" (Panjebar Semangat, 1989), dan "Teja" (Panjebar Semangat, 1989).

Sementara itu, karyanya yang berupa cerpen atau cerkak, antara lain, "Semplep" (Jaka Lodhang, No. 10, 1993), "Asmara lan Angin" (Mekar Sari, 30 Desember 1994), "Jong Mambo" (Jaka Lodhang, No. 4, 1994), "Badhut" (Jaka Lodhang, No. 26, 1994), "Mbah Wek" (Mekar Sari, 19 Mei 1995), "Aneh" (Mekar Sari, 15 September 1995), "Sepatu Ayu" (Jaka Lodhang, No. 18, 1995), "Mbrang Kali Kembang" (Mekar Sari, 18 Agustus 1995), "Semar Mesem" (Mekar Sari, 21 Juli 1995), dan "Tikus" (Jaka Lodhang, No. 03, 1995).[1]

Rujukan sunting

  1. ^ Prabowo, D. P; Widati, Sri; Rahayu, Prapti (2015). Ensiklopedi Sastra Jawa. Daerah Istimewa Yogyakarta: Balai Bahasa Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta. hlm. 506 - 507. ISBN 978-979-185-235-7.