Soa payung (bahasa Inggris: frilled lizard, nama ilmiah: Chlamydosaurus kingii) adalah sejenis kadal yang termasuk dalam keluarga Agamidae. Kadal ini ditemukan secara alami di Australia utara dan Papua Nugini bagian selatan. Spesies kadal ini memiliki keunikan dalam genusnya, karena merupakan satu-satunya anggota genus Chlamydosaurus. Ciri khasnya adalah embel-embel atau rumbai besar yang mengelilingi lehernya, biasanya terlipat ke tubuhnya. Soa payung memiliki panjang sekitar 90 cm dari kepala hingga ekor dan beratnya bisa mencapai 600 g. Jantan umumnya lebih besar dan lebih kokoh dibandingkan dengan betina. Warna kadal ini berkisar dari abu-abu, coklat, coklat oranye, hingga hitam, sementara rumbai-nya sendiri dapat menampilkan warna merah, oranye, kuning, atau putih.

Soa payung (C. kingii) dipohon, menunjukkan embel-embelnya

Soa payung umumnya mendiami pepohonan, menunjukkan perilaku arboreal dan menghabiskan sebagian besar waktunya di habitat ini. Makanan utamanya adalah serangga dan invertebrata lainnya. Selama musim hujan, kadal ini menunjukkan peningkatan aktivitas dan lebih sering dapat ditemukan di dekat atau di atas tanah. Sebaliknya, ia lebih jarang ditemukan pada musim kemarau saat mencari tempat teduh di cabang-cabang atas kanopi. Perkembangbiakan spesies ini terjadi pada akhir musim kemarau dan awal musim hujan. Untuk mengusir predator dan berkomunikasi dengan individu lain, kadal ini menggunakan rumbai di lehernya sebagai tanda pertahanan. Dalam hal status konservasi, spesies ini dikategorikan sebagai "spesies risiko rendah" oleh Uni Internasional untuk Konservasi Alam (IUCN).

Taksonomi

sunting

Pada 1825, soa payung dideskripsikan oleh ahli zoologi Inggris, John Edward Gray, dan diberi nama ilmiah Clamydosaurus kingii. Spesimen yang digunakan untuk deskripsi ini dikumpulkan oleh ahli botani Allan Cunningham selama ekspedisi yang dipimpin oleh Kapten Phillip Parker King di atas kapal HMS Mermaid di Careening Bay, yang terletak di lepas pantai barat laut Australia.[1][2] Nama genus, Chlamydosaurus, berasal dari kata Yunani Kuno "chlamydo" (χλαμύς), yang berarti "berjubah" atau "mantel", dan bahasa Latin "saurus" (sauros), yang berarti "kadal".[3] Nama spesifiknya, kingii, adalah bentuk Latin dari nama King, untuk menghormati penemunya.[4] Spesies ini merupakan satu-satunya anggota dalam genus Chlamydosaurus.[5]

Soa payung termasuk dalam keluarga Agamidae dan subfamili Amphibolurinae. Berdasarkan bukti genetik, kadal ini terpisah dari kerabat terdekatnya yang masih hidup sekitar 10 juta tahun yang lalu.[6] Pada 2017, analisis genetik menggunakan DNA mitokondria dilakukan terhadap spesies soa payung di seluruh wilayah jelajahnya. Hasil analisis ini mengidentifikasi tiga garis keturunan yang berbeda yang dipisahkan oleh Sungai Ord dan wilayah tenggara Teluk Carpentaria (Celah Carpentaria). Satu garis keturunan membentang melintasi Queensland dan Papua Nugini bagian selatan, dan terkait erat dengan garis keturunan lain yang membentang dari Queensland bagian barat hingga Sungai Ord. Nenek moyang yang sama dari kedua garis keturunan ini terpisah dari garis keturunan yang saat ini mendiami wilayah Kimberley. Soa payung kemungkinan bermigrasi ke Nugini bagian selatan sekitar 17.000 tahun yang lalu selama siklus glasial ketika permukaan air laut yang lebih rendah menciptakan jembatan darat yang menghubungkan pulau tersebut dengan Cape York. Penelitian ini mendukung klasifikasi C. kingii sebagai spesies tunggal, dengan populasi yang berbeda diidentifikasi sebagai "klad alopatrik dangkal."[7]

Kladogram berikut didasarkan pada Pyron dan kawan-kawan (2013).[8]

Deskripsi

sunting

Distribusi dan habitat

sunting

Perilaku dan ekologi

sunting

Konservasi

sunting

Hubungan dengan manusia

sunting

Referensi

sunting
  1. ^ Olsen, Penny (2010). Upside Down World: Early European Impressions of Australia's Curious Animals. National Library of Australia. hlm. 196. ISBN 9780642277060. 
  2. ^ Kent, William Saville (2017) [1897]. The Naturalist in Australia. Chapman & Hall. hlm. 70–73. ISBN 9783337311636. 
  3. ^ Guyot, Arnold; Barnard, Frederick Augustus Porter; Johnson, A. J.; et al. (1890). Johnson's Univeral Cyclopædia A Scientific and Popular Treasury of Useful Knowledge · Volume 2. A.J. Johnson. hlm. 64. OCLC 5392794. 
  4. ^ Beolens, Bo; Watkins, Michael; Grayson, Michael (2011). The Eponym Dictionary of Reptiles. Johns Hopkins University Press. hlm. 141. ISBN 9781421401355. 
  5. ^ Cogger, Harold G. (2014). Reptiles & Amphibians of Australia (edisi ke-7th). CSIRO publishing. hlm. 700–701. ISBN 9780643100350. 
  6. ^ Hugall, A. F.; Foster, R.; Hutchinson, M.; Lee, M. S. Y. (2008). "Phylogeny of Australasian agamid lizards based on nuclear and mitochondrial genes: implications for morphological evolution and biogeography". Biological Journal of the Linnean Society. 93 (2): 343–358. doi:10.1111/j.1095-8312.2007.00911.x. 
  7. ^ Pepper, Mitzy; Hamilton, David G.; Merkling, Thomas; Svedin, Nina; Cser, Bori; Catullo, Renee A.; Pryke, Sarah R.; Keogh, J. Scott (2017). "Phylogeographic structure across one of the largest intact tropical savannahs: Molecular and morphological analysis of Australia's iconic frilled lizard Chlamydosaurus kingii" (PDF). Molecular Phylogenetics and Evolution. 106: 217–227. doi:10.1016/j.ympev.2016.09.002. PMID 27664346. 
  8. ^ Pyron, R. A.; Burbrink, F. T.; Wiens, J. J. (2013). "A phylogeny and revised classification of Squamata, including 4161 species of lizards and snakes". BMC Evolutionary Biology. 13 (1): 93. doi:10.1186/1471-2148-13-93. PMC 3682911 . PMID 23627680.