Situs Karangkamulyan

candi di Indonesia

Situs Karangkamulyan adalah situs arkeologi yang terletak di Desa Karangkamulyan, Cijeungjing, Ciamis, Jawa Barat. Situs ini merupakan peninggalan dari zaman Kerajaan Galuh.[1] Lokasinya berada di jalan poros Ciamis-Banjar dengan luas 25,5 hektar. Situs ini bercorak Hindu-Sunda. Situs Karangkamulyan menerapkan pola kelipatan tiga dalam susunan bangunannya.[2]

Peninggalan arkeologi sunting

Di dalam Situs Karangkamulyan terdapat 9 peninggalan arkeologi yaitu Batu Pangcalikan, Panyabungan Hayam, Sanghyang Bedil, lambang peribadatan, Cikahuripan, Panyandaan, Pamangkonan, Makam Adipati Panaekan, dan tumpukan batu Sri Begawat Pohaci. Luas lahan Batu Pangcalikan adalah 25 dengan pagar pembatas dari batu setinggi 60 cm dan selebar 80 cm. Panyabungan Hayam merupakan tanah lapang yang diisi oleh batu datar dan menhir. Cikahuripan dan Pamangkonan adalah bangunan persegi dengan dinding batu. Sanghyang Bedil dan Panyandaan adalah bangunan persegi dengan tambahan batu di depan pintu masuknya. Sedangkan Sri Begawat Pohaci adalah tumpukan batu yang tidak beraturan dengan batu tegak di puncaknya dan Situs Adipati Panaekan adalah punden yang membentuk lingkaran dengan batu tegak di sisi utara dan selatannya.[3]

Lokasi sunting

Situs Karangkamulyan berada di dalam kawasan hutan lindung dan di antara pertemuan sungai Cimuntur dan Citanduy. Lahan yang dipagar berbentuk bujur sangkar dengan tumpukan batu alami. Bagian tengahnya ada menhir, batu berbentuk lonjong yang pipih, dolmen, dan tumpukan batu-batu kecil. Di sekitar batu ditemukan arca Ganesa, Yoni yang terbelah, dan punden yang rusak. Sekeliling lahan ini terdapat lahan datar yang tidak ditumbuhi oleh rumput dan digunakan sebagai tempat sabung ayam. Dalam Cikahuripan terdapat mata air yang menjadi tempat mandi para putri raja dari Kerajaan Galuh.[4]

Referensi sunting

  1. ^ Kebudayaan, Direktorat Pelindungan (2015-11-18). "Peninggalan Kerajaan Galuh-Situs Karangkamulyan Telah Direvitalisasi". Direktorat Pelindungan Kebudayaan. Diakses tanggal 2020-09-26. 
  2. ^ Syarif, Edwin Buyung (2017). "Makna Estetik pada Situs Karangmulyan di Kabupaten Ciamis". Idealog. 2 (1): 33. doi:10.25124/idealog.v2i1.1177. 
  3. ^ Wijayanti, Yeni (2017). "Pemanfaatan Situs Karangkamulyan untuk Kepentingan Pendidikan dalam Pembelajaran Sejarah". Purbawidya. 6 (1): 64. doi:10.24164/pw.v6i1.136. 
  4. ^ Munandar, Agus Aris (2011). "Kisah-kisah dan Kepercayaan Rakyat di Seputar Kepurbakalaan". Paradigma. 2 (1): 11. ISSN 2503-0868. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2019-09-11. Diakses tanggal 2020-09-26. 

5. https://tintaputih.net/2021/08/06/karangkamulyan-hutan-berharga-pertemuan-dua-sungai/ Diarsipkan 2021-08-09 di Wayback Machine.