Sirew adalah pakaian tradisional beberapa suku di Papua, beberapa diantaranya adalah Suku Mangkaruai Robaha-Ansus, Suku Pom dan Suku Serewen, semua suku-suku tersebut berada di Kampung Ansus, Distrik Yapen, Kabupaten Kepulauan Yapen. Sirew juga tidak hanya berfungsi sebagai sandang, namun juga memiliki nilai tradisi tersendiri bagi masyarakat Yapen.[1]

Pakaian tradisional ini merupakan pakaian perempuan yang kurang lebih serupa dengan penggunaan rok di masa modern. Sirew dibuat dari manik-manik yang disebut sebagai raori yang saling dikaitkan dengan menggunakan benang atau tali, dan kemudian dianyam membentuk pola-pola sedemikian rupa yang menjadikannya menarik. Proses pembuatan sirew sendiri umumnya dilakukan oleh para mama-mama (ibu-ibu) yang sudah berpengalaman, lama pembuatannya pun bisa dikatakan cukup lama, yakni sekitar satu hingga empat minggu lamanya.[1]

Setiap motif yang ada pada sirew memiliki nilainya sendiri-sendiri, tergantung pada bentuknya. Motif yang biasanya dimunculkan dalam sirew antara lain; kerangka manusia, burung cendrawasih, buaya, duyung, dan makhluk hidup lainnya. Selain makhluk hidup, motif sirew juga bisa berupa benda-benda langit, seperti; bulan, bintang, dan matahari. Semua motif-motif tersebut memiliki makna dan nilai tersendiri.[1]

Referensi

sunting
  1. ^ a b c Direktorat Jendral Kebudayaan, Penetapan Warisan Budaya Takbenda Indonesia Tahun 2018, (Jakarta: Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia, 2018) hal. 362-363.

Daftar pustaka

sunting
  • Direktorat Jendral Kebudayaan, Penetapan Warisan Budaya Takbenda Indonesia Tahun 2018. Jakarta: Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia. 2018.