Sipatahoenan merupakan surat kabar terbitan Pagoejoeban Pasoendan cabang Tasikmalaya pada 1923 dan terbit saban Ahad.[1]

Redaksinya dipegang Soetisna Sendjaja dan Bakrie Soeraatmadja di Tasikmalaya, dan Soeradiradja untuk wilayah Betawi.[1]

Menurut buku Seabad Pers Kebangsaan: 1907-2007, ketika itu, Sipatahoenan menjadi tandingan utama surat kabar terbitan pemerintahan kolonial bernama Parahiangan yang diterbitkan Volkslectuur.[1]

Peralihan pemimpin redaksi dari Soetsen ke Bakrie Soeraatmadja pada 1928 membawa energi baru dengan terbit dua kali sepekan. Sejak 1931, surat kabar berpengaruh ini diambil alih Pengurus Besar Pagoejoeban Pasoendan, dan berubah menjadi harian.[1]

Pusat redaksi pun berpindah dari Tasikmalaya ke Bandung. Corong perkumpulan urang Sunda ini menempati kantor di Jalan Kaca-Kaca Wetan.[1]

Sedari awal terbit, surat kabar ini banyak memuat berita yang membuat kuping panas pegawai Pemerintah Hindia Belanda. Tak aneh bila kemudian pengelolanya semakin sering berkenalan dengan polisi rahasia Hindia Belanda, Politieke Inlichtingen Dienst. Malah sempat berurusan dengan ruang pengadilan.[1]

Referensi

sunting
  1. ^ a b c d e f Seabad Pers kebangsaan, 1907–2007 (edisi ke-Cet. 1). Jakarta: I:Boekoe. 2007. hlm. 224–226. ISBN 978-979-1436-02-1. OCLC 289071007.