Simon Spoor
Jenderal Simon Hendrik Spoor (12 Januari 1902 - 25 Mei 1949) adalah seorang jenderal Belanda yang terkenal perannya ketika Belanda berusaha merebut kembali Indonesia, dan ia memimpin langsung 2 aksi polisionil Belanda tersebut yaitu Agresi Militer Belanda I dan II.
Simon Hendrik Spoor | |
---|---|
Lahir | Amsterdam, Belanda | 12 Januari 1902
Meninggal | 25 Mei 1949 Jakarta, Indonesia | (umur 47)
Pengabdian | Belanda |
Dinas/cabang | KNIL |
Lama dinas | 1923–1949 |
Pangkat | Jenderal |
Komandan | Kepala staf KNIL |
Perang/pertempuran | Perang Dunia II Revolusi Nasional Indonesia |
Karier
suntingPada tahun 1923, Spoor lulus dari Koninklijke Militaire Academie dan bergabung dengan Koninklijk Nederlandsch-Indisch Leger. Ia juga dosen di almamaternya. Pada tahun 1943, ia menjadi direktur dinas penerangan militer Belanda (NEFIS) di Australia.
Kematian
suntingSpoor meninggal tiba-tiba pada tanggal 25 Mei 1949 di Jakarta[1] dan dikelilingi oleh rumor yang terkait dengan "peristiwa" Letnan Muda Aernout, yang melakukan penyelidikan korupsi terhadap petinggi KNIL.
Ada beberapa versi tentang kematiannya. Menurut notula Sidang Dewan Menteri pada 23 Mei 1949 (NIB XVIII: 701), Jenderal Spoor meninggal karena serangan jantung. Sedangkan menurut Jaap de Moor, Spoor meninggal karena diracun akibat konflik internal militer Belanda. Ada yang menyebutkan juga seperti yang disebutkan oleh Jenderal (Purn) Maraden Panggabean. Bahwa Jenderal Spoor meninggal dikarenakan luka - luka akibat sergapan TNI di Sumatera Utara setelah sepulang dirinya melakukan inspeksi untuk pembersihan besar - besaran.
Secara anumerta, ia dianugerahi Militaire Willems-Orde. Makamnya berada di Ereveld Menteng Pulo, Jakarta.
Rujukan
suntingJabatan militer | ||
---|---|---|
Didahului oleh: Ludolph Hendrik van Oyen |
Komandan KNIL 1946-1949 |
Diteruskan oleh: Dirk Cornelis Buurman van Vreeden |