Silent Wife (novel)

Silent Wife adalah judul novel bergenre romansa thriller karya A.S.A. Harrison yang diterbitkan oleh Noura Publilshing pada tahun 2013. Buku setebal 376 halaman dengan nomor ISBN 978-602-3851-89-8, ini oleh para kritikus sastra disebut sebagai "Gone Girl berikut", dengan mengacu kepada novel karya Gillian Flynn yang terbit sebelumnya.[1][2][3]

Sinopsis sunting

Pada usia empat puluh lima, Jodi masih menganggap dirinya seorang perempuan muda. Dia tidak memikirkan masa depan dan sungguh menikmati hidupnya saat ini, terus berfokus pada kesehariannya. Dengan demikian ia berasumsi segalanya akan terus berjalan dengan cara yang tidak sempurna, tapi bisa diterima sepenuhnya. Ketangguhan masa muda Jodi saat iti sedang mendekati tahap akhir keruntuhan karena perlahan-lahan terkikis oleh kehidupan perkawinannya selama duapuluh tahun dengan Todd Gilbert. Setelah itu, Harrison langsung membuat pembacanya tegang dengan pernyataan bahwa hanya perlu waktu beberapa bulan untuk menjadikannya seorang pembunuh.

Hari-hari terasa berlalu sangat panjang dan sunyi untuk sampai pada jawaban atas pertanyaan-pertanyaan itu. Bahwa Todd ternyata selingkuh, dengan siapa dia berselingkuh, dan bagaimana perselingkuhan itu terjadi, penulis tak berlama-lama merahasiakannya. Semua langsung terungkap di bagian awal. Namun, apa yang terjadi setelah itu, menjadi teka-teki yang mencekam. Harrison mempermainkan mood dan emosi dengan mengajak pembaca menyelami hingga ke dasar jiwa-jiwa tokoh-tokohnya.

Sekilas seperti sebuah panggung sinetron bahwa Natasha, perempuan yang membuat Todd mengkhianati Jodi adalah seorang mahasiswi. Bukan itu saja, ia bahkan tak lain putri dari sahabat Todd sendiri, yang tentu saja juga dikenal oleh Jodi. Namun, fakta-fakta itu tak lantas menjatuhkan novel ini ke dalam melodramatik.

Todd tetaplah seorang pria kharismatik di mata Jodi, juga bagi pembaca, bahkan setelah pengkhianatan yang dilakukannya. Dan, Jodi sendiri juga tetap seorang perempuan yang menerima kebaikan bersama keburukan, tidak memulai pertengkaran, dan tidak mudah terpancing. Bagaimanapun dia seorang intelek berpendidikan tinggi. Ketika bertemu Todd, dia tengah mengambil studi pascasarjana Psikologi. Ketika mereka mulai hidup bersama, Jodi membuka praktik konsultasi psikologinya di kondominium mewah yang mereka tempati di Chicago. Sementara Todd, di usianya menjelang limapuluh, adalah seorang kontraktor properti jempolan yang membuka kantornya di kawasan yang tak kalah elit. Todd naik Porsche dan Jodi naik Audi; jadi apa yang kurang dari kehidupan mereka?

Rumah tangga mereka memang tanpa ikatan pernikahan tapi memang itulah yang dikehendaki sejak awal oleh Jodi. Dan, mereka tak punya anak —mungkinkah itu yang membuat Todd, yang pada dasarnya menjadi peselingkuh. Todd pasti tidak sedangkal itu, dan novel ini secara berganti-ganti menginterogasi kehidupan pasangan "ideal" tersebut dan menelanjangi sisi masing-masing. Bahwa di balik kenyamanan yang dinikmati Jodi, ternyata tersimpan lapisan-lapisan persoalan yang tak sederhana, yang tak hanya menyangkut perilaku Todd, melainkan juga berpangkal dari caranya sendiri dalam memandang dan menyikapi segala hal.

Latar belakang sunting

A.S.A Harrison, penulis asal Kanada, bukanlah nama yang dikenal di panggung buku fiksi sampai ia menerbikan novel berjudul Silent Wife pada 2013. Ini merupakan novel pertama sekaligus terakhir, sebab dia meninggal dunia karena penyakit kanker di usia 65 tahun, beberapa bulan sebelum bukunya terbit. Di pasaran, novel ini dipromosikan sebagai the next Gone Girl —merujuk pada novel laris karya Gillian Flynn yang terbit sebelumnya, dan menjadi tonggak munculnya tren tema gelap di balik kehidupan pernikahan dalam genre yang diklaim sebagai "psychological thriller". Sedikit pengaruhnya, sejak saat itu banyak novel menggunakan kata 'girl' sebagai judulnya.

Dengan latar belakang seperti itu, pembaca pun memiliki harapan tertentu ketika mulai membaca Silent Wife. Dan ternyata tak sedikit yang kecewa. Ada yang menyebut, sebagai novel dengan genre thriller psikologis, tergolong datar, monoton, dan membosankan. Bahkan ada pula yang mengatakan, novel ini bukanlah thriller psikologis sama sekali. Di sisi lain, sejumlah kritikus menyalahkan promosi novel ini sebagai "Gone Girl berikut", sebab sebenarnya keduanya tak perlu disejajarkan, apalagi dibandingkan. Bagi kritikus jenis ini, Silent Wife justru lebih elegan dan mendalam dibanding Gone Girl. Dengan kata lain, lebih bagus.

Mungkin terdengar klise bila pada akhirnya dikatakan bahwa semua akan kembali ke soal selera pembaca masing-masing. Namun, gambaran di atas sengaja dipaparkan untuk menyambut penerbitan edisi terjemahan bahasa Indonesia atas Silent Wife oleh Noura Publishing. Dengan sampul hitam muram yang minimalis, pihak penerbit sengaja tidak memberikan judul dalam Bahasa Indonesia. Tulisan "Silent Wife" berwarna kuning pucat seolah-olah torehan cat yang tak bersih, dengan cipratan di sekitarnya; cukup membuat buku ini menarik perhatian dengan gambar setengah wajah perempuan yang dengan sebelah matanya seperti mengundang misteri, mengundang pembaca untuk menguaknya.

Dengan kepiawaian seorang pencerita andal yang telah menguasai teknik penulisan fiksi, Harrison membuka novelnya dari tengah, dengan langsung memperkenalkan tokoh utama, Jodi Brett yang hidupnya sedang kritis. Gaya menulisnya, mengingatkan pada penulis Kanada lainnya, Alice Munro, pemenang Hadiah Nobel.

Komentar penerbit lain sunting

  • Amazon: Buku yang cerdas—licik, memesona, dan ditulis dengan brilian.”
  • The Guardian: Kisah yang dingin, tidak dramatis secara berlebihan, dan meskipun mengerikan, menunjukkan potret pernikahan yang masuk akal.
  • The Washington Post: Novel pertama Harrison ini memperlihatkan bahwa dia memiliki bakat untuk membuat orang percaya, dengan menyajikan twist yang cerdas dan gaya tulisan yang elegan.

Referensi sunting

  1. ^ Hot Detik: 'Silent Wife': Perselingkuhan yang Menghancurkan, diakses 30 Mei 2017
  2. ^ Amazon: Silent Wife, diakses 30 Mei 2017
  3. ^ GoodReads: Silent Wife, diakses 30 Mei 2017