Siamang Putih adalah cerita rakyat yang berasal dari Sumatera Barat.[1][2][3] Siamang adalah hewan sejenis kera hitam yang hidup di daerah Sumatera Barat.[4][5] Siamang putih menceritakan tentang nasib seorang putri raja yang bernama putri Julian yang melanggar sumpahnya.[3] Ia berubah menjadi siamang berbulu putih karena melanggar sumpahnya.[3]

Cerita

sunting

Pada zaman dahulu kala, terdapat sebuah kerajaan di daerah Sumatera Barat.[3] Dalam kerajaan itu, tinggal seorang putri bersama keluarganya.[3] Putri itu bernama putri Julian.[3] Ia mempunyai wajah yang cantik dan rupawan.[1] Sayang, sang putri Julian belum memiliki pasangan.[1] Para pria di sekitar kerajaan tersebut tidak berani untuk melamar putri Julian.[1] Mereka takut karena putri Julian adalah keturunan raja.[1] Tidak hanya itu, kakek dan nenek putri julian adalah saudagar kaya.[1] Raja yang mengetahui kesedihan putrinya kemudian mengadakan jamuan makan dan mengundang semua orang dari berbagai tempat.[1] Raja berharap adanya seorang pria dari para tamu yang datang untuk melamar putrinya.[1] Namun, harapan itu sirna ketika tak ada jua yang melamar putri Julian.[1] Saat malam hari tiba, putri Julian bermimpi tentang seorang pria bernama Sutan Rumandung yang datang dan melamar dirinya.[1] Ia menceritakan mimpi ini kepada raja.[1] Raja mencari pria yang bernama Sutan Rumandung di berbagai tempat, tetapi ia tidak menemukan pria itu.[1] Sebuah kapal berlabuh di pelabuhan yang terletak tidak jauh dari kerajaan tempat putri Julian tinggal.[1] Di kapal itu ada seorang pria bernama Sutan Rumandung.[1] Ia mempunyai wajah yang rupawan serta tampan.[3] Raja pun mengundang Sutan ke istana.[3] Raja pun hendak menjodohkan Sutan dengan putri Julian.[3] Sutan setuju untuk menikah, tetapi dengan syarat yaitu ia harus mengumpulkan harta sebanyak mungkin agar ia layak menikahi putri Julian.[3] Putri Julian awalnya menolak syarat itu, tetapi karena Sutan berkeras maka ia pun menyetujui.[3] Putri Julian dan Sutan Rumandung pun mengucapkan sumpah bahwa mereka akan saling menunggu.[3] Putri Julian bersumpah apabila ia melanggar sumpahnya maka ia akan berubah menjadi siamang, sedangkan Sutan jua bersumpah apabila ia melanggar sumpahnya maka ia akan tenggelam di dasar laut.[3] Sutan akhirnya pergi meninggalkan putri Julian.[3] Putri Julian pun menunggu berhari-hari bahkan berbulan-bulan.[3] Tiba-tiba terdengar kabar bahwa muncul seorang pria yang hendak melamar putri Julian.[3] Pria ini tak kalah tampan jika dibandingkan dengan Sutan Rumandung.[3] Tanpa berpikir panjang, putri Julian menerima lamaran itu.[3] Pernikahan pun dilangsungkan di istana putri Julian.[3] Ketika penghulu bertanya kepada putri Julian apakah ia bersedia menikah dengan pria itu.[3] Suara putri Julian dan bentuk tubuhnya pun berubah.[3] Badannya mengecil dan bertumbuh bulu berwarna putih di seluruh tubuhnya.[3] Ia pun berubah menjadi siamang putih.[1] Siamang putih kemudian berlari ke atap kerajaan dan meraung sambil melihat ke arah laut.[1] Para penduduk desa menduga bahwa putri Julian menunggu kedatangan Sutan yang tak kunjung muncul.[1] Siamang putih terus menunggu sampai akhirnya ia meninggal.[1] Rupanya terdengar kabar bahwa kapal yang ditumpangi Sutan Rumandung tenggelam di laut.[1] Hal itu terjadi karena Sutan melanggar sumpahnya.[3] Ia hendak menikahi seorang perempuan lain.[3]

Referensi

sunting
  1. ^ a b c d e f g h i j k l m n o p q r s A.A.Navis. Seri Pendidikan Budaya:Cerita Rakyat dari Sumatera Barat 3. Grasindo. Hlm 29.
  2. ^ Monika Cri Maharani. 2011. Cerita Rakyat asli Indonesia: dari 33 Provinsi.Jakarta: Agromedia Pustaka.Hlm 15.
  3. ^ a b c d e f g h i j k l m n o p q r s t u v w x Sheina Ananda. 2013. Rangkuman 100 cerita rakyat Indonesia dari Sabang sampai Merauke. Jakarta:Anakkita. Hlm 4.
  4. ^ Hartono. Geografi: Jelajah Bumi dan Alam Semesta. PT Grafindo Media Pratama. Hlm 23.
  5. ^ H. Idris Djakfar. 1994. Nilai dan Manfaat sastra daerah Jambi. Departemen Pendidikan dan Kebudayaan.Hlm 14.