Sel pembunuh alami

Sel NK (Inggris: natural killer cell, NK cell) adalah turunan limfosit yang mempunyai andil sangat besar dalam sistem imun bawaan. Jumlah sel NK adalah 10-15% dari semua limfosit perifer darah. Sel NK termasuk dalam kelompok sel limfoid bawaan yaitu kelompok sel limfoid namun bekerja pada sistem imun bawaan. Sel NK mengekpresikan reseptor yang berbeda dengan turunan limfosit pada umumnya yaitu tidak memiliki TCR, CD3, dan reseptor Ig. Protein marker dari sel NK adalah molekul CD16 dan CD56.[1]

Sel NK
Rincian
SistemSistem imun
FungsiLimfosit sitoktoksik
Pengidentifikasi
MeSHD007694
FMA63147
Daftar istilah mikroanatomi

Sel NK tidak menyerang sel yang mempunyai ekspresi protein MHC (sama seperti sel T CD8), tetapi menyerang sel yang tidak memiliki ekspresi protein MHC tubuh.[2] Sel-sel dinamakan sel pembunuh alami karena sel-sel bisa langsung beraksi tanpa membutuhkan aktivasi. Sel target akan mengalami apoptosis dan hancur, akibat sekresi sel NK dari granula toksik yang mengandung protein jenis perforin dan granzim.

Subset sel NK pada manusia sunting

Sel NK manusia adalah populasi heterogen. Berbagai studi telah dilakukan dan diungkap bahwa sel NK dapat dibedakan berdasarkan densitas molekul permukaan CD56.[1] Sekitar 90% sel NK manusia mengekspresikan CD56 densitas rendah ([[sel NK CD56dim]]) dan sisanya sekitar 10% mengekspresikan CD56 dalam jumlah yang tinggi (sel NK CD56bright dan CD16dim/-). CD56 adalah suatu isoform molekul adhesi neural-sel, dengan fungsi yang tidak diketahui pada sel NK. Jenis sel NKdim dan NKbright memiliki fungsi yang berbeda. Perbedaan keduanya tampak pada potensi sitotoksik, kapasitas produksi sitokin, dan respon terhadap aktivasi sitokin.[3]

Reseptor sel NK sunting

 
Ligan HLA untuk KIR

Reseptor sel NK juga dapat dibedakan berdasarkan fungsinya. Reseptor pada sel NK dapat secara langsung menginduksi apoptosis setelah mengikat Fas ligan yang diekspresikan pada sel yang terinfeksi. Aktivasi sel NK ditentukan oleh keseimbangan stimulasi reseptor inhibitori dan reseptor aktivasi. Misalnya, jika sinyal reseptor inhibitori lebih menonjol, maka aktivitas sel NK akan terhambat; demikian jika sinyal aktivasi lebih dominan, maka aktivasi sel NK akan berjalan.[4]

Reseptor aktivasi sunting

Reseptor inhibitori sunting

Fungsi sunting

  • Sekresi sitokin imunoregulator dan berinteraksi dengan sel-sel imun lainnya untuk memicu respon imun adaptif
  • Membunuh sel secara langsung dimediasi granul sitotoksik
  • Membunuh sel dimediasi antibodi melalui proses ADCC (Antibody-dependent cell-mediated cytotoxicity)
  • Membunuh sel tumor tanpa memerlukan pengenalan antigen spesifik tumor atau sensitasi sebelumnya.[5]

Referensi sunting

  1. ^ a b Cooper MA, Fehniger TA, Caligiuri MA (2001). "The biology of human natural killer-cell subsets". Trends Immunol. 22 (11): 633–40. PMID 11698225. 
  2. ^ (Inggris) "Immune System - T Cells". National Institute of Allergy and Infectious Diseases. Diakses tanggal 2010-06-05. 
  3. ^ Cooper MA, Fehniger TA, Turner SC, Chen KS, Ghaheri BA, Ghayur T, Carson WE, Caligiuri MA (2001). "Human natural killer cells: a unique innate immunoregulatory role for the CD56 (bright) subset". Blood. 97 (10): 3146–51. PMID 11342442. 
  4. ^ Terunuma H, Deng X, Dewan Z, Fujimoto S, Yamamoto N (2008). "Potential role of NK cells in the induction of immune responses: implications for NK cell-based immunotherapy for cancers and viral infections". Int Rev Immunol. 27 (3): 93–110. doi:10.1080/08830180801911743. PMID 18437601. 
  5. ^ Allavena P, Damia G, Colombo T, Maggioni D, D’Incalci M, Mantovani A (1989). "Lymphokine-activated killer (LAK) and monocyte-mediated cytotoxicity on tumor cell lines resistant to antitumor agents". Cell Immunol. 120 (1): 250–8. PMID 2784721.  Galat gaya Vancouver: non-Latin character (bantuan)