Sekte Kunlun

sekte seni bela diri fiksi

Sekte Kunlun adalah sekte seni bela diri fiksi yang disebutkan dalam beberapa karya fiksi wuxia. Sekte ini biasanya ditampilkan sebagai sekte faksi keadilan terkemuka di jianghu (komunitas seniman bela diri). Namanya diambil dari tempat markas mereka, Pegunungan Kunlun di Tiongkok barat, dekat provinsi Qinghai dan Xinjiang saat ini. Karena lokasi geografisnya, keberadaan sekte ini hampir tidak diketahui oleh seniman bela diri di jianghu sebelum menjadi terkenal.

Sekte Kunlun
Hanzi tradisional: 崑崙派
Hanzi sederhana: 昆仑派

Sejarah

sunting

Sejarah sekte barawal pada masa Dinasti Zhou saat masa pemerintahan Raja Wu. Menurut legenda, pendirinya adalah tokoh semi-mitologi Laozi dan Yuanshi Tianzun. Yuanshi Tianzun memiliki 12 murid, yang kemudian menjadi Dua Belas Tetua dari Kunlun. Meskipun Kunlun berakar pada Taoisme, para anggotanya tidak mengikuti adat istiadat dan praktik Tao secara ketat.

Ketenaran Kunlun di kalangan wulin (komunitas seniman bela diri) baru terjadi setelah seniman bela diri seperti He Zudao membuktikan kehebatannya dalam seni bela diri dan tindakan gagah berani.[1] Penerus He Zudao memimpin sekte tersebut menuju ke tingkat yang lebih tinggi dan mencapai statusnya di wulin sebagai salah satu sekte faksi keadilan terkemuka. Sekte Kunlun memiliki kekuatan terbesar dengan ketenaran tertinggi dari semua sekte seni bela diri di wilayah barat Tiongkok.

Kunlun memiliki kode etik yang ketat bagi para anggotanya, seperti dilarang bergaul dengan orang-orang dari sekolah dilaur faksi keadilan, bila melanggar, mereka akan dikeluarkan. Meskipun Kunlun dianggap sebagai sekte Tao seperti halnya Quanzhen dan Wudang, sekte ini menerima siswa dari kedua jenis kelamin, dan anggotanya diperbolehkan untuk menikah dan membangun rumah tangga, dan tidak terikat oleh peraturan apa pun untuk menjalankan pola makan vegetarian.

Salah satu ciri penting dari sekte ini adalah ambisi mereka yang kuat untuk menjadi salah satu negara adidaya di wulin, dan beberapa anggotanya sangat ekstrim dalam rencana mereka untuk mencapai tujuan ini. Dalam Kisah Pedang Langit dan Golok Pembunuh Naga karya Jin Yong, He Zudao dan He Taichong digambarkan sebagai individu yang kejam dan ambisius, serta ingin mendominasi wulin.[1] He Taichong, khususnya, digambarkan sebagai penjahat yang menggunakan cara-cara tak bermoral dalam usahanya untuk merebut Pedang Pembunuh Naga dan menggunakannya untuk melawan saingannya.[1]

Lihat pula

sunting

Referensi

sunting
  1. ^ a b c Cha, Louis. The Heaven Sword and Dragon Saber (倚天屠龍記). Ming Pao, 1961.