Sangkuriang (film)

film Indonesia tahun 1982

Sangkuriang adalah film Indonesia tahun 1982 dengan disutradarai oleh Sisworo Gautama dan dibintangi oleh Suzanna dan Clift Sangra. Film ini diangkat dari legenda Jawa Barat, yaitu asal usul terjadinya gunung Tangkuban Perahu.

Sangkuriang
SutradaraSisworo Gautama
ProduserSabirin Kasdani
Ditulis olehI. Sukardjasman
PemeranSuzanna
Clift Sangra
Ratno Timoer
Ryan Hidayat
S. Parya
HIM Damsjik
Syamsuddin Syafei
Ade Irawan
Baun Gazali
Atut Agustinanto
Penata musikGatot Sudarto
SinematograferF. E. S. Tarigan M. A.
PenyuntingE. Mukhsin Hamzah
DistributorRapi Films
Tanggal rilis
1982
Durasi97 menit
NegaraIndonesia

Sinopsis sunting

Karena malas mengambil teropong benangnya yang jatuh, Dayang Sumbi (Suzanna) mengucap: kalau ada yang membantu mengambilkan teropong, maka akan dijadikan suami. Ternyata Lengser (Baun Gazali), pegawai kerajaan, yang mengambilkan. Maka ayah Sumbi, Raja Prabangkara (Ratno Timoer), yang playboy, marah ketika mendengar Dayang Sumbi nhamil. Lengser jadi anjing ketika diumpat raja. Sumbi diusir ke hutan. Lahirlah Jaka Sona (Ryan Hidayat), yang selalu ditemani Tumang, anjing, ayahnya yang tidak dikenalinnya. Ketika Sumbi minta hati manjangan, Jaka mencarikan. Karena kesal tidak dapat menjangan, ia takut-takuti Tumang. Panah melesat, Tumang tewas dan kembali jadi manusia. Ia paksa hatinya diambil Jaka dan diserahkan pada Sumbi. Ketika tahu Tumang tewas, Sumbi marah dan mengusir Jaka, yang lalu bernaung di sebuah gua. di sinilah ia mendengar suara gaib, bertapa sembilan tahun, mendapat kesaktian dan berubah menjadi Sangkuriang (Clift Sangra). Ia lalu turun gunung membantu rakyat yang ditindas Prabangkara yang sebenarnya kakeknya sendiri. Ibunya hanya ditemui kuburannya dan Sangkuriang harus berhadapan dengan raja dan para prajuritnya. Waktu menghindar dari kejaran para prajurit, ia bertemu dengan wanita yang mengaku bernama Larasati (Suzanna) yang mirip dengan Sumbi. Mereka saling jatuh cinta, tetapi lalu Larasati alias Sumbi yang menyamar untuk menghindar dari pencarian ayahnya, mengenali Sangkuriang itu anaknya dari bekas luka di kepalanya. Dikatakanlah siapa dirinya sebenarnya, tetapi Sangkuriang tidak mau tahu, karena Sumbi tidak mau mengatakan siapa ayahnya ketika didesak. Maka ketika Sangkuriang tetap mendesak untuk kawin, Sumbi memberi syarat: membendung Citarum, membuat danau dan membangun perahu. Syarat dipenuhi bahkan sambil berduel dengan Prabangkara di tengah usahannya itu. Prabangkara tewas. Usaha penyadaran Sumbi tetap tidak berhasil. Sangkuriang tetap ngotot mengajak kawin. Ketika Sumbi hendak dicium, tiba-tiba berubah jadi bunga. Sangkuriang menyesal. Perahu yang sudah jadi ditendang dan jadi gunung Tangkuban Perahu.[1]

Referensi sunting

  1. ^ JB Kristanto, Katalog Film Indonesia 1926-1995, PT Grafiasri Mukti,Jakarta, 1995 hal 246

Pranala luar sunting