Salman al-Farisi
Salman al-Farisi (Persia:سلمان فارسی, Arab:سلمان الفارسي) adalah salah seorang sahabat Muhammad yang asal-usulnya dari bangsa Persia dan awalnya beragama Majusi. Ia menjadi muslim di Quba' dan mulai mengikuti peperangan bersama Muhammad sebagai nabi dalam Islam pada Pertempuran Khandaq di Madinah dan menjadi penyusun strategi perang tersebut. Beberapa ahli tafsir Al-Qur'an menyatakan bahwa keislaman Salman al-Farisi menjadi penyebab turunnya ayat ke-62 dalam Surah Al-Baqarah.
Asal-usul dan keluarga
suntingAbu Hurairah meriwayatkan dari Salman al-Farisi bahwa nama aslinya sebelum menggunakan nama Salman adalah Mabah yang mengikuti penamaan dalam agama Majusi.[1] Salman al-Farisi merupakan seorang dari bangsa Persia.[2] Dalam majelis yang diajarkan oleh Salman al-Farisi di Al-Mada'in, ia menceritakan kisah hidupnya hingga pertemuan dengan Muhammad. Salman al-Farisi menyatakan bahwa ia berasal dari Desa Jey.[3] Dalam periwayatan Abu Hurairah dari Salman al-Farisi dinyatakan bahwa kota tempat asal Salman bernama Ramhormoz.[1]
Ayah Salman al-Farisi merupakan pemimpin di Desa Jey dan dikenal sebagai ahli pertanian yang memahami persoalan tanah.[3][4] Karena itu, ayahnya memiliki sawah, ladang dan perkebunan yang subur dan memberikan kemakmuran bagi keluarganya.[4] Salman al-Farisi sangat disayangi oleh ayahnya karena ia merupakan putra pertama yang dinantikan kelahirannya untuk dijadikan sebagai abdi tempat penyembahan api.[5] Selama di Desa Jey, Salman al-Farisi merupakan penganut Majusi yang taat. Karena ketaatannya, ia menjadi penjaga api yang tidak boleh padam dan harus menyala terus-menerus.[3] Api yang dijaganya merupakan api yang berada di tempat penyembahan dan dinyalakan di setiap rumah di Desa Jey.[5]
Tampilan fisik
suntingSalman al-Farisi memiliki rambut yang lebat dan wajah yang tampan.[6]
Keislaman dan perjuangan
suntingPernyataan keislaman
suntingSalman al-Farisi menjadi muslim setelah melihat tanda-tanda kenabian pada diri Muhammad seperti yang diceritakan kepadanya oleh seorang pendeta di Amorion. Keislamannya dinyatakan langsung kepada Muhammad di Quba' ketika ia masih berstatus sebagai budak. Setelah menyatakan Islam, Salman al-Farisi menceritakan keadaan dirinya sebagai seorang budak kepada Muhammad dan memintanya untuk dimerdekakan. Maka Muhammad kemudian meminta kepada para sahabatnya untuk mengumpulkan uang untuk memerdekakan Salman. Setelah Muhammad mengumpulkan uang miliknya dan uang miliki sahabatnya, Salman berhasil dimerdekakan.[7]
Perjuangan dalam peperangan
suntingSalman al-Farisi menjadi salah seorang sahabat Muhammad.[8] Peperangan pertama yang diikuti Salman al-Farisi dalam pasukan muslim setelah keislamannya ialah Pertempuran Khandaq.[7] Salman al-Farisi memiliki pengetahuan tentang siasat dan strategi perang yang berasal dari pengalaman bangsa Persia yang tidak dikenal dalam sejarah peperangan bangsa Arab pada masa hidupnya.[9] Ketika berlangsungnya Pertempuran Khandaq pada bulan Syawal 5 H (627 M). Salman al-Farisi mengusulkan pembangunan parit sebagai pertahanan bagi pasukan Muslim di bagian utara Kota Madinah dari pengepungan pasukan gabungan sebanyak 10.000 orang dari suku Quraisy, orang Yahudi dan suku-suku Arab lainnya di Khaibar.[10] Usulan inilah yang membuat peperangan ini dikenal sebagai pertempuran Khandaq yang berarti pertempuran parit.[11]
Beberapa ahli tafsir Al-Qur'an menyatakan bahwa keislaman Salman al-Farisi menjadi penyebab turunnya ayat ke-62 dalam Surah Al-Baqarah. Ayat ini berisi pernyataan kepada orang-orang yang beriman, orang Yahudi, orang Nasrani, dan orang Sabi'in. Pernyataannya bahwa siapa saja di antara mereka yang beriman kepada Allah dan hari akhir serta beramal saleh akan mendapat pahala dari Allah. Selain itu, mereka tidak akan memiliki kekhawatiran dan tidak akan mengalami kesedihan dalam diri mereka.[12]
Referensi
suntingCatatan kaki
sunting- ^ a b Al-Maraghi 2020, hlm. 115.
- ^ Fahasbu 2022, hlm. 211.
- ^ a b c Khalid 2015, hlm. 33.
- ^ a b Umairah 2000, hlm. 127-128.
- ^ a b Umairah 2000, hlm. 128.
- ^ Khalid 2015, hlm. 31.
- ^ a b Al-Maraghi 2020, hlm. 117.
- ^ Fahasbu 2022, hlm. 216.
- ^ Khalid 2015, hlm. 31-32.
- ^ Nasution 2013, hlm. 49-50.
- ^ Nasution 2013, hlm. 50.
- ^ Umairah 2000, hlm. 127.
Daftar pustaka
sunting- Al-Maraghi, Abdullah Musthafa (Februari 2020). Rusdianto (ed.). Ensiklopedia Lengkap Ulama Ushul Fiqh Sepanjang Masa [Al-Fath Al-Mubin fi Thabaqat Al-Ushuliyyin]. Diterjemahkan oleh Muhammad, Husein. Yogyakarta: IRCiSoD. ISBN 978-623-7378-22-8. Pemeliharaan CS1: Ref menduplikasi bawaan (link) Pemeliharaan CS1: Status URL (link)
- Fahasbu, Ahmad Husain (Oktober 2022). Iyubenu, Edi AH (ed.). Dan `Arsy Pun Berguncang!. Diva Press. ISBN 978-623-293-727-7. Pemeliharaan CS1: Ref menduplikasi bawaan (link) Pemeliharaan CS1: Status URL (link)
- Khalid, Khalid Muhammad (2015). Biografi 60 Sahabat Rasulullah S.A.W. [Rijal haula Rasul]. Diterjemahkan oleh Rahman, Kaerun A. S. Jakarta: Qisthi Press. ISBN 978-979-1303-73-6. Pemeliharaan CS1: Status URL (link)
- Nasution, Syamruddin (November 2013). Sejarah Peradaban Islam (PDF). Pekanbaru: Yayasan Pusaka Riau. ISBN 979-9339-27-4. Pemeliharaan CS1: Ref menduplikasi bawaan (link) Pemeliharaan CS1: Status URL (link)
- Umairah, Abdurrahman. Tokoh-tokoh yang Diabadikan Al-Qur'an Jilid 2 [Rijaalun wa Nisaa'un Anzalallaahu fiihim Qur'aana]. Diterjemahkan oleh Syihabuddin, M. Jakarta: Gema Insani Press. ISBN 979-561-665-X. Pemeliharaan CS1: Status URL (link)