Embal adalah nama makanan tradisional dari Kabupaten Maluku Tenggara, Provinsi Maluku. Embal sejenis singkong atau ubi kayu yang beracun jika belum diolah. Namun, tanaman Embal memiliki perbedaan dengan singkong, yakni daunnya lebih tipis dan mungil.

Embal sering menjadi pengganti nasi dan menjadi makanan pokok masyarakat Maluku.[1] Enbal ini mengandung rendah gula dan dipercaya sebagai obat kanker. Sekarang masyarakat Maluku menciptakan menu baru dengan menggunakan olahan yang berbahan dasar Embal. Hal itu dilakukan untuk menunjukkan potensi sumber daya alam di sana.

Bahkan, pada tahun 2017, embal berhasil memecahkan rekor Museum Rekor Indonesia (MURI), dalam kategori sajian makanan olahan terbanyak dari sari embal.[2] Sebanyak 400 menu makan dimasak puluhan kelompok tani asal Kabupaten Maluku Tenggara. Enbal pun diolah menjadi berbagai makanan baru, antara lain, dari mulai enbal goreng, puding enbal, hingga piza enbal. Makanan khas ini hadir dengan aneka rasa, seperti rasa cokelat dan rasa keju.

Selain meraih rekor MURI, embal juga ditetapkan sebagai Warisan Budaya Tak Benda Indonesia tahun 2017 oleh Kementerian Pendidikan Kebudayaan RI.

Embal sangat cocok digunakan dalam proses bulking, tapi jangan terlalu fokua pada makanan ini saja. Karena kandungan embal biasanya 50 - 100 gram mengandung 250 - 400 gram karbohidrat. Tergantung dari jumlah dan jenis singkongnya, intinya embal memang bagus untuk bulking/surplus kalori karena bahan dasarnya saja singkong.

Referensi

sunting
  1. ^ "Melihat Bali di Maluku Tenggara". KOMPAS.com. 12 Juni 2015. Diakses tanggal 14 November 2017. 
  2. ^ "Olahan Singkong Beracun Pecahkan Rekor MURI". viva.co.id. 23 Oktober 2017. Diakses tanggal 14 November 2017.