Rumput gajah (nama ilmiah: Cenchrus purpureus) adalah rumput berukuran besar bernutrisi tinggi yang biasanya dipakai sebagai pakan ternak seperti sapi, kambing, gajah, dll.[2][3] Rumput gajah banyak dibudidayakan di Afrika karena ketahanannya terhadap cuaca panas.[3] Dalam bahasa Inggris dikenal sebagai elephant grass, naper grass, atau Uganda grass.

Rumput gajah
Cenchrus purpureus

Status konservasi
Risiko rendah
IUCN18963209
Taksonomi
DivisiTracheophyta
SubdivisiSpermatophytes
KladAngiospermae
Kladmonocots
Kladcommelinids
OrdoPoales
FamiliPoaceae
SubfamiliPanicoideae
TribusPaniceae
GenusCenchrus
SpesiesCenchrus purpureus
Morrone, 2010
Tata nama
BasionimRumput gajah
Sinonim taksonPennisetum purpureum[1]

Karakteristik sunting

Karakteristik morfologi rumput gajah adalah tumbuh tegak lurus, merumpun lebat, tinggi tanaman dapat mencapai 7 meter, berbatang tebal dan keras, daun panjang, dan berbunga seperti es lilin.[2] Kandungan zat gizi rumput gajah terdiri dari 19,9% bahan kering; 18,2 % protein kasar; 1,6% lemak; 34%,2 serat kasar; 11,7% abu; dan 42,3% bahan esktrak tanpa nitrogen.[2]

Rumput gajah tumbuh subur di permukaan tanah dengan ketinggian 2000 meter di atas permukaan laut.[3]

Varietas sunting

Rumput gajah mempunyai beberapa varietas, antara lain varietas Afrika dan Hawai.

  • Varietas Afrika ditandai dengan batang dan daun kecil, tumbuh tegak, berbunga, dan produksi lebih rendah dari varietas Hawai.[2]
  • Varietas Hawai ditandai dengan batang dan daun lebar, pertumbuhan rumpun sedikit menyamping, produksi lebih tinggi, juga berbunga.[2]

Produksi sunting

Panen pertama rumput gajah dilakukan pada umur 90 hari pasca-tanam.[2] Panen selanjutnya 40 hari sekali pada musim hujan dan 60 hari sekali pada musim kemarau.[2] Tinggi pemotongan dari permukaan tanah kira-kira 10–15 cm.[2] Produksi hijauan rumput gajah antara 100-200 ton rumput segar per hektar per tahun.[2] Peremajaan tanaman tua dilakukan setelah 4-6 tahun untuk diganti dengan tanaman yang baru.[2][3]

Penanaman rumput gajah dapat dilakukan secara tumpang sari dengan tanaman lain, misalnya ketela pohon atau jagung.[4] Tanaman ini berfungsi untuk mengurangi terpaan hembusan angin yang merobohkan tanaman lain.[4] Penanaman rumput gajah dapat dilakukan di ladang, guludan, dan pematang sawah.[4] Laju pertumbuhan tanaman rumput gajah relatif cepat karena memiliki respons tinggi terhadap tanah yang subur.[4] Bila dirawat dengan baik dan dilakukan pemotongan secara berkala maka pertumbuhannya cepat.[4]

Penanaman Rumput Gajah sangat mudah, hanya dengan menanam batangnya dengan sudut tanam 45 derajat dengan panjang tiga sampai lima ruas.[5] Setiap ruas akan muncul daun baru.[5] Selain itu, tanaman ini juga cepat menyebar ke samping menjadi rumpun.[5]

Manfaat sunting

Rumput Gajah banyak dibudidayakan untuk keperluan makanan ternak.[6] Untuk penggemukan sapi, kebutuhan minimal berkisar 1,5-0,8 bahan kering dari bobot sapi yang digemukkan.[6] Jadi, seekor sapi yang akan digemukkan berbobot 200 kg akan diberikan rumput gajah segar yang mengandung 21% bahan kering.[6] Dengan demikian, kebutuhan minimal hijauan sapi yang akan digemukkan itu adalah 200x0,5/100x1kg= 1.0 kg bahan kering atau 4,8 kg bentuk segar rumput gajah.[6] Namun, dikarenakan selalu ada bagian yang tidak dimakan (sisa batang), maka pemberian dilebihi 5% dari kebutuhan, jadi kira kira rumput gajah segar yang akan diberikan kepada sapi yang akan digemukkan sebanyak 105/100 x 4,8 kg = 5, 05 kg.[6]

Selain sebagai makanan ternak, rumput gajah dapat dimanfaatkan untuk bahan produksi fiber, penahan erosi tanah, maupun sebagai pagar.[3]

Referensi sunting

  1. ^ Paudel, Dev; Kannan, Baskaran; Yang, Xiping; Harris-Shultz, Karen; Thudi, Mahendar; Varshney, Rajeev K.; Altpeter, Fredy; Wang, Jianping (2018-09-26). "Surveying the genome and constructing a high-density genetic map of napiergrass ( Cenchrus purpureus Schumach)". Scientific Reports (dalam bahasa Inggris). 8 (1): 14419. Bibcode:2018NatSR...814419P. doi:10.1038/s41598-018-32674-x. ISSN 2045-2322. PMC 6158254 . PMID 30258215. 
  2. ^ a b c d e f g h i j (Indonesia) Rukmana, R. 2005. Budi daya rumput unggul, hijauan makanan ternak. Yogyakarta: Kanisius. hlm. 20-1
  3. ^ a b c d e (Inggris)Roecklein, J.C., & Ping Sun. 1987. A Profile of economic plants. New Brunswick: Transaction Publishers. hlm. 156
  4. ^ a b c d e (Indonesia)Purnawan Yulianto, Cahyo Saparinto., Pembesaran Sapi Potong secara intensif, Jakarta: PT Niaga Swadaya, 2010, Hal. 176-177
  5. ^ a b c (Inggris) Marvin J. Schuttloffel., Teaching A Man to Fish by Raising Chickens, iUniverse Books, 2011, Hal 62
  6. ^ a b c d e (Indonesia)Sori Basya., Penggemukan Sapi (Revisi), Niaga Swadaya, Hal. 37