Rosalind Elsie Franklin (Notting Hill, London, 25 Juli 1920 – 16 April 1958) adalah ahli kimia dan kristalografi sinar x berkebangsaan Inggris. Ia memiliki peran penting dalam penemuan struktur DNA (deoxyribonucleic acid), RNA, virus, batu bara, dan grafit.[1]

Rosalind Franklin
Lahir(1920-07-25)25 Juli 1920
Notting Hill, London
Meninggal16 April 1958(1958-04-16) (umur 37)
Chelsea, London
Sebab meninggalKanker ovarium
KebangsaanBritania Raya
AlmamaterNewnham College, Cambridge
Dikenal atasFine structure of coal and graphite, DNA structure, viruses
Karier ilmiah
BidangKristalografi sinar-X
InstitusiBritish Coal Utilisation Research Association
Laboratoire central des services chimiques de l'État
King's College London
Birkbeck College, London

Rosalind Franklin terkenal dengan karya terobosannya pada gambar difraksi sinar-X DNA di King's College London, khususnya Foto 51 yang terkenal, yang diambil oleh muridnya, Raymond Gosling. Foto ini memainkan peran penting dalam mengungkap struktur heliks ganda DNA, yang membuat Francis Crick, James Watson, dan Maurice Wilkins menerima Hadiah Nobel dalam Fisiologi atau Kedokteran pada tahun 1962. Namun, kontribusi Franklin tidak diakui dengan baik pada saat itu. Khususnya, Maurice Wilkins membagikan Foto 51 kepada Watson tanpa sepengetahuan atau izin dari Franklin.

James Watson kemudian menyarankan bahwa Franklin akan menjadi kandidat ideal untuk mendapatkan Hadiah Nobel Kimia, bersama dengan Wilkins. Namun, hal ini tidak memungkinkan karena kematiannya yang terlalu cepat pada tahun 1958, beberapa tahun sebelum penghargaan Nobel tahun 1962. Pada saat itu, peraturan Nobel tidak mengizinkan penghargaan anumerta kecuali jika nominatornya masih hidup pada saat pencalonan mereka di awal tahun penghargaan.[2]

Masa kecil dan keluarga

sunting

Rosalind Franklin lahir di London, Inggris. Ia adalah anak kedua dari lima bersaudara, yang lahir dan besar di keluarga Anglo Yahudi yang kaya dan berpengaruh. Ayahnya, Ellis Arthur Franklin (1894–1964), ingin menjadi ilmuwan, namun tidak tercapai karena pecah Perang Dunia I. Ia bekerja di bank dagang keluarga, Keyser & Co, serta mengajar fisika di Working Mens Collage.[3] Ibunya bernama Muriel Frances Waley (1894–1976).

Pendidikan

sunting

Sejak kecil, Rosalind Franklin menunjukkan kecerdasan yang luar biasa, dan pada umur 15 tahun, ia memutuskan menjadi ilmuwan. Franklin kecil bersekolah di sekolah swasta di dekat rumah, dan pada umur 9 tahun, ia bersekolah di Lindores School for Ladies, sebuah sekolah asrama di Bexhill, Sussex, dengan alasan sekolah itu akan membantu kesehatannya karena lokasi yang berada di dekat laut. Dua tahun kemudian ia bersekolah di St Paul's Girls' School, di mana Franklin menunjukkan keunggulannya dalam sains, bahasa Latin, dan olahraga. Pada saat itu St Paul adalah salah satu dari sedikit sekolah di London yang mengajarkan sains kepada anak perempuan.[3]

Pada tahun 1938, Franklin lulus ujian masuk Universitas Cambridge, dan hal ini sempat menimbulkan ketegangan di keluarga, karena ayahnya menolak membiayai pendidikannya. Ayahnya tidak menyetujui perempuan menempuh pendidikan tinggi. Untungnya, Bibinya membela dan bersedia menanggung biaya pendidikan Franklin. Dengan dukungan Bibi dan Ibunya, lambat laun ayahnya mengalah.[4] Franklin mengambil jurusan Fisika Kimia di Newnham College, Cambridge. Di universitas tersebut, pengajarnya antara lain spektroskopis W.C. Price dan J.D. Bernal, pelopor awal dalam kristalografi sinar-X dan biologi molekuler. Franklin lulus dari Cambridge pada tahun 1941, namun karena pada saat itu perempuan dilarang mendapatkan gelar, maka ia baru mendapatkan gelar sarjananya pada tahun 1947, setelah Cambridge merubah aturannya.

Setelah menyelesaikan studi sarjananya Franklin mendapatkan beasiswa penelitian untuk melakukan penelitian doktoral di bawah Ronald Norrish, dan ia melewatkan satu tahun tanpa keberhasilan. Meskipun Norrish mengakui kemampuan Franklin, namun ia tidak terlalu mendukung murid perempuannya.[5] Alasan yang disampaikan Norrish kepada Anne Sayre - penulis biografi Franklin, adalah karena ia tidak menyetujui keinginan Rosalind untuk setara dengan laki-laki.[6]

Franklin yang menyukai eksperimen kimia, bergabung di British Coal Utilization Research Association (BCURA), dan melakukan pekerjaan terkait perang. Franklin mempublikasikan beberapa tulisan tentang struktur dan penggunaan batu bara serta grafit. Karyanya tersebut digunakan dalam pengembangan masker gas yang membantu menjaga keamanan tentara Inggris.[7] Pada tahun 1945 Franklin berhasil menyelesaikan penelitian doktoralnya, sesuai dengan pekerjaan yang dilakukannya di BCURA, dengan judul disertasi "The physical chemistry of solid organic colloids with special reference to coal."[8]

Pada tahun 1947, Franklin pindah ke Paris dan bekerja dengan Jacques Mering di Laboratoire Central des Services Chimiques de l’État untuk menyempurnakan ilmu kromatografi sinar X. Selama bekerja, Franklin menjadi ahli dalam menerapkan teknik difraksi sinar-X pada materi yang tidak memiliki kristal sempurna seperti batu bara— keterampilan ini membuatnya direkrut untuk bekerja pada serat DNA. Sepanjang karir profesionalnya, ia mempertahankan minatnya dalam penelitian batu bara, dan hampir setiap tahun menerbitkan makalah tentang struktur karbon.[6] Franklin sangat menikmati kehidupan profesional dan personalnya di Paris. Ia mampu berbahasa Perancis dengan baik dan menjadi lebih nyaman dengan cara egalitarian "French ways" dari pada tradisi konvensional Inggris.[6]

Pada tahun 1951, Franklin ditawari beasiswa penelitian selama 3 tahun di King's Collage London, untuk bergabung dengan kelompok ilmuwan yang sedang mempelajari sel hidup. Pemimpin tim menugasinya berkarya pada DNA dengan mahasiswa pascasarjana. Asumsi Franklin ialah bahwa ini merupakan proyeknya sendiri. Salah satu laboran, Maurice Wilkins, sedang berlibur saat itu, dan saat ia kembali, hubungan mereka berantakan. Maurice berasumsi Franklin akan membantu kerjanya; Franklin berpendapat ia akan menjadi satu-satunya orang yang berkarya pada asam deoksiribonukleat. Mereka memiliki perbedaan kepribadian yang kuat juga: Franklin lugas, cepat, menentukan, dan Wilkins pemalu, spekulatif, dan pasif. Hal ini akan memainkan peran pada tahun-tahun mendatang perlombaan terbuka untuk menemukan struktur DNA.

Franklin membuat kelanjutan dalam teknik difraksi sinar-X dengan DNA. Ia mengurus alat-alatnya untuk menciptakan sorotan sinar-X yang amat tajam. Ia mengekstraksikan serat DNA yang lebih baik daripada yang pernah sebelumnya dan menyusunnya dalam buntelan paralel. Dan ia mempelajari reaksi serat DNA pada keadaan lembab. Seluruhnya memungkinkannya menemukan kunci penting atas struktur DNA. Wilkins menerima datanya, tanpa sepengetahuannya, dengan James Watson dan Francis Crick, di Cambridge University, dan mereka saling mendahului dalam perlombaan itu, kemudian menerbitkan struktur DNA yang diajukan pada Maret 1953.

Hubungan yang tegang dengan Wilkins dan aspek lainnya pada King's College (ilmuwati tak diizinkan makan siang di ruangan umum di mana ilmuwan makan, sebagai contoh) membuat Franklin mencari kedudukan lain. Ia mengepalai kelompok risetnya sendiri di Birkbeck College London. Namun kepala King's membiarkannya berbicara terus pada keadaan di mana ia takkan bisa bekerja pada DNA. Franklin kembali pada studinya tentang batu bara dan juga menyelesaikan kerja DNA-nya. Ia mengalihkan perhatiannya ke virologi, menerbitkan 17 kertas kerja dalam 5 tahun. Penemuan kelompoknya meletakkan dasar penemuan virologi struktural.

Selama dalam kunjungan profesional ke Amerika Serikat, Franklin merasa sakit yang segera diketahuinya sebagai kanker rahim. Ia terus berkarya sampai 2 tahun berikutnya, melalui 3 operasi dan kemoterapi eksperimental dan remisi 10 bulan. Ia berkarya sampai beberapa minggu sebelum kematiannya pada tahun 1958 pada usia 37.

Kisah hidup Franklin dibukukan dengan judul 'The Dark Lady of DNA[9]' oleh Brenda Maddox pada 10 Oktober tahun 2002 dan dipublikasikan oleh HarperCollins.

Pada pertengahan tahun 1956, saat sedang dalam perjalanan kerja ke Amerika Serikat, Rosalind Franklin mulai menyadari adanya masalah kesehatan. Ketika berada di New York, ia kesulitan menutup resleting roknya karena perutnya membesar. Sekembalinya ke London, ia berkonsultasi dengan dokter Mair Livingstone, yang bertanya, "Anda tidak sedang hamil, kan?" Franklin dengan bercanda menjawab, "Seandainya saja begitu." Kasusnya segera ditandai sebagai mendesak, dan operasi pada 4 September 1956 mengungkap adanya dua tumor di perutnya.[10]

Setelah menjalani serangkaian rawat inap, Franklin menghabiskan waktu pemulihan bersama teman-teman dan keluarganya. Ia sempat tinggal bersama Anne Sayre, Francis Crick dan istrinya Odile—dengan siapa ia memiliki hubungan persahabatan yang erat—serta keluarga Roland dan Nina Franklin, yang kehadiran keponakan-keponakannya mampu mengangkat semangatnya. Franklin memilih untuk tidak tinggal bersama orang tuanya karena kesedihan ibunya yang berlebihan justru membuatnya semakin tertekan.[11]

Meskipun tengah menjalani pengobatan kanker, Franklin tetap bekerja dengan tekun. Tim risetnya terus menghasilkan penelitian yang signifikan—tujuh makalah diterbitkan pada tahun 1956 dan enam lagi pada 1957. Namun, kesehatannya kembali menurun di akhir tahun 1957, dan ia harus dirawat di Royal Marsden Hospital. Pada 2 Desember, ia membuat surat wasiat, menunjuk ketiga saudaranya sebagai pelaksana wasiat dan menjadikan rekannya, Aaron Klug, sebagai penerima utama warisan. Klug menerima £3.000 serta mobil Austin miliknya. Beberapa teman dekatnya juga mendapat bagian, termasuk Mair Livingstone (£2.000), Anne Piper (£1.000), dan perawatnya, Miss Griffith (£250). Sisanya disumbangkan untuk amal.[12]

Franklin kembali bekerja pada Januari 1958 dan bahkan mendapatkan promosi sebagai Research Associate in Biophysics pada 25 Februari. Namun, pada 30 Maret, ia kembali jatuh sakit. Beberapa minggu kemudian, pada 16 April 1958, ia meninggal dunia di Chelsea, London, akibat bronkopneumonia, karsinomatosis sekunder, dan kanker ovarium. Paparan radiasi sinar-X selama penelitian diduga berkontribusi terhadap penyakitnya, meskipun faktor genetik juga turut berperan, mengingat beberapa anggota keluarganya juga meninggal karena kanker.[13]

Franklin dimakamkan pada 17 April 1958 di makam keluarga di Willesden United Synagogue Cemetery, London Borough of Brent. Sertifikat kematiannya mencatatnya sebagai "Ilmuwan Peneliti, Perawan, Putri dari Ellis Arthur Franklin, seorang bankir." Warisannya dalam dunia sains tetap hidup, terutama dalam penelitian struktur DNA, yang menjadi dasar bagi banyak penemuan ilmiah setelahnya.[14]

Referensi

sunting
  1. ^ "Rosalind FRANKLIN". scientificwomen.net. Diakses tanggal 2025-03-09. 
  2. ^ "The discovery of the molecular structure of DNA - the double helix". educationalgames.nobelprize.org. Diakses tanggal 2025-01-23. 
  3. ^ a b "Dr Rosalind Franklin | Biographical summary". WhatisBiotechnology.org (dalam bahasa Inggris). Diakses tanggal 2025-03-09. 
  4. ^ "A Science Odyssey: People and Discoveries: Rosalind Franklin". www.pbs.org. Diakses tanggal 2025-03-09. 
  5. ^ "Biography 19: Rosalind Elsie Franklin (1920-1958) :: CSHL DNA Learning Center". dnalc.cshl.edu. Diakses tanggal 2025-03-09. 
  6. ^ a b c "Rosalind Elsie Franklin". Jewish Women's Archive (dalam bahasa Inggris). Diakses tanggal 2025-03-09. 
  7. ^ published, Mary Bagley (2013-09-19). "Rosalind Franklin: Biography & Discovery of DNA Structure". livescience.com (dalam bahasa Inggris). Diakses tanggal 2025-03-09. 
  8. ^ "Rosalind Franklin - DNA, Facts & Death". Biography (dalam bahasa Inggris). 2020-06-15. Diakses tanggal 2025-03-09. 
  9. ^ Maddox, Brenda (10 Oktober 2002). The Dark Lady of DNA. New York: HarperCollins. ISBN 978-0-060-98508-0. 
  10. ^ Livingstone, Anna Eleri (2015-05-18). "Mair Eleri Morgan Thomas". BMJ (dalam bahasa Inggris). 350: h2627. doi:10.1136/bmj.h2627. ISSN 1756-1833. 
  11. ^ Giants, Follow the evolution Small. "Rosalind Franklin". Dumbo Feather (dalam bahasa Inggris). Diakses tanggal 2025-03-21. 
  12. ^ Franklin, Rosalind Elsie (1920–1958). Oxford Dictionary of National Biography. Oxford University Press. 2017-11-28. 
  13. ^ "Rosalind Franklin tomb - Himetop". himetop.wikidot.com. Diakses tanggal 2025-03-21. 
  14. ^ Friedman; G.W (1999). Medicine's 10 Greatest Discoveries (dalam bahasa Inggris). Universities Press. ISBN 978-81-7371-226-5. 

Pranala luar

sunting