Rockwell B-1 Lancer

keluarga pengebom buatan Rockwell dan kemudian Boeing

Rockwell (sekarang bagian dari Boeing ) B-1 Lancer adalah pembom strategis sayap variable-menyapu dan dapat di lipat dengan empat-mesin, yang digunakan oleh Angkatan Udara Amerika Serikat (USAF). Dan merupakan salah satu dari tiga pembom strategis yang bertugas di armada Angkatan Udara AS bersama dengan B-2 Spirit dan B-52 Stratofortress . Rockwell B-1 Lancer ini pertama kali kembangkan pada tahun 1960 sebagai pengebom supersonik dengan kecepatan Mach 2.

B-1 Lancer adalah pembom strategis bersayap variabel (dapat dilipat) dan didukung oleh 4 unit mesin jet. Satu-satunya negara yang mengoperasikan pesawat ini adalah Angkatan Udara Amerika Serikat (USAF / United States Air Force) yang hingga saat ini masih mengoprasikan sekitar 65 unit pesawat B-1B Lancer. rencananya USAF akan terus mengoperasikan armada B-1 Lancer setidaknya hingga tahun 2028 atau 2030.

Pada tahun 1960, awalnya B-1 direncanakan sebagai pesawat bomber supersonik berkecepatan Mach 2 serta memiliki jarak jangkau jauh dan daya angkut persenjataan dalam jumlah besar untuk menggantikan pesawat pembom strategis generasi sebelumnya, B-52 Stratofortress. Namun dikemudian pesawat pengganti ini dikembangkan sebagai B-1B Lancer yang memiliki kecepatan Mach 1,25 dengan kemampuan penetrasi rendah.

Sebenarnya pada tahun 1957 USAF telah memilih B-70 Valkyrie untuk menggantikan B-52 Stratofortress. B-70 Valkyrie digerakkan oleh 6 mesin jet sehingga pesawat ini mampu melesat dengan kecepatan Mach 3 pada ketinggian 21.000 meter. Kemampuan ini membuat B-70 Valkyrie bisa menghindari pesawat pencegat namun sulit menghadapi tembakan rudal permukaan-ke-udara dan deteksi radar. Hal ini sudah terjadi menimpa pesawat Lockheed U-2 Dragon lady yang ditembak jatuh pada tahun 1960. U-2 juga memiliki spesifikasi yang sama dengan B-70 atas dasar ini USAF beralih ke proyek B-1 Lancer dengan pertimbangan saat itu rudal permukaan-ke-udara (SAM / Surface to Air Missiles) tidak efektif terhadap pesawat yang terbang rendah.

Pengembangan pesawat pembom ini sempat beberapa kali tertunda. Pada tahun 1970, 4 prototip B-1A sempat dibuat, tetapi proyek ini tidak dilanjutkan lagi. Hingga pada 10 tahun kemudian, pada awal 1980 kembali AS membutuhkan pesawat pembom dengan spesifikasi seperti pesawat B-1. Dan pesawat yang tertunda proyeknya itu hadir kembali dengan versi B-1B. Kali ini sudah dilengkapi dengan teknologi stealth yang membuatnya memiliki peningkatan kemampuan penetrasi yang dramatis. Sejak tahun 1986 armada B-1B Lancer dioperasikan oleh Komando Strategis USAF sebagai bomber nuklir.

Meskipun dikembangkan sebagai pesawat pembawa bom nuklir, tetapi sejak dasawarsa 1990-an B-1B Lancer digunakan juga untuk membawa bom konvensional. Misalnya dalam Operasi Desert Fox pada tahun 1998 yang dilakukan oleh AS dan NATO. Penggunaan bom konvensional dengan pesawat B-1B Lancer juga dilakukan oleh militer AS dan NATO di Afghanistan, Kosovo dan Irak.

Hingga saat ini militer AS sangat mengandalkan 3 serangkai pesawat pembom strategisnya, yaitu B-1B Lancer, B-52 Stratofortress dan B-2 Spirit. Mungkin sebagian orang mengira bahwa huruf "B" pada nama pesawat-pesawat tersebut adalah singkatan dari "Bomber". Sebenarnya pesawat-pesawat itu disebut "Tulang" atau Bone yang ditulis dengan ejaan "B-One".

Dari awal pembuatannya hingga tahun produksi 1988, sejumlah 104 unit pesawat B-1 Lancer yang sudah dibuat. Beberapa diantaranya mengalami kecelakaan dan kerusakan, sebagian juga sudah ditempatkan pada beberapa museum. Hingga saat ini USAF masih mengoperasikan setidaknya 65 hingga 66 unit pesawat pembom strategis B-1B Lancer.

Ada beberapa varian dari pesawat B-1 Lancer, yaitu:

  • B-1A: Ini adalah desain B-1 asli dengan intake mesin variabel dan kecepatan tertinggi Mach 2,2. Ada 4 prototipe yang telah dibuat, tetapi produksi resminya tidak pernah dilaksanakan.
  • B-1B: Ini adalah pengembangan dari desain B-1 kemampuan minimalisir deteksi radar namun hanya memiliki kecepatan tertinggi Mach 1,25. Sebanyak 100 unit B-1B telah diproduksi.
  • B-1R: Varian ini adalah upgrade pada desain B-1B. B-1R akan dilengkapi dengan radar canggih,rudal udara-ke-udara, dan didukung mesin baru Pratt & Whitney F119. Varian ini akan memiliki kecepatan tertinggi Mach 2.2.

B-1 Lancer adalah pembom strategis bersayap variabel (dapat dilipat) dan didukung oleh 4 unit mesin jet. Satu-satunya lembaga militer di dunia yang mengoperasikan pesawat ini adalah Angkatan Udara Amerika Serikat (USAF / United States Air Force) yang hingga saat ini masih mengaktifkan 65 unit pesawat B-1B Lancer. Menurut rencana, USAF akan terus mengoperasikan armada B-1 Lancer setidaknya hingga tahun 2028 atau 2030.

Pada tahun 1960, awalnya B-1 diinginkan sebagai pesawat bomber supersonik berkecepatan Mach 2 serta memiliki jarak jangkau jauh dan daya angkut persenjataan dalam jumlah besar untuk menggantikan pesawat pembom strategis generasi sebelumnya, B-52 Stratofortress. Namun dikemudian hari pesawat pengganti ini dikembangkan sebagai B-1B Lancer yang memiliki kecepatan Mach 1,25 dengan kemampuan penetrasi rendah.

Sebenarnya pada tahun 1957 USAF telah memilih B-70 Valkyrie untuk menggantikan B-52 Stratofortress. B-70 Valkyrie digerakkan oleh 6 mesin jet sehingga pesawat ini mampu melesat dengan kecepatan Mach 3 pada ketinggian 21.000 meter. Kemampuan ini membuat B-70 Valkyrie bisa menghindari pesawat pencegat namun riskan menghadapi tembakan rudal permukaan-ke-udara dan deteksi radar. Hal ini sudah terjadi menimpa pesawat Lockheed U-2 yang ditembak jatuh pada tahun 1960. U-2 juga memiliki spesifikasi yang sama dengan B-70. Atas dasar ini USAF beralih ke proyek B-1 Lancer dengan pertimbangan saat itu rudal permukaan-ke-udara (SAM / Surface to Air Missiles) tidak efektif terhadap pesawat yang terbang rendah.

Pengembangan pesawat pembom ini sempat beberapa kali tertunda. Pada tahun 1970, 4 prototip B-1A sempat dibuat, tetapi proyek ini tidak dilanjutkan lagi. Hingga pada 10 tahun kemudian, pada awal 1980 kembali AS membutuhkan pesawat pembom dengan spesifikasi seperti pesawat B-1. Dan pesawat yang tertunda proyeknya itu hadir kembali dengan versi B-1B. Kali ini sudah dilengkapi dengan teknologi stealth yang membuatnya memiliki peningkatan kemampuan penetrasi yang dramatis. Sejak tahun 1986 armada B-1B Lancer dioperasikan oleh Komando Strategis USAF sebagai bomber nuklir.

Meskipun dikembangkan sebagai pesawat pembawa bom nuklir, tetapi sejak dasawarsa 1990-an B-1B Lancer digunakan juga untuk membawa bom konvensional. Misalnya dalam Operasi Desert Fox pada tahun 1998 yang dilakukan oleh AS dan NATO. Penggunaan bom konvensional dengan pesawat B-1B Lancer juga dilakukan oleh militer AS dan NATO di Afghanistan, Kosovo dan Irak.

Hingga saat ini militer AS sangat mengandalkan 3 serangkai pesawat pembom strategisnya, yaitu B-1B Lancer, B-52 Stratofortress dan B-2 Spirit. Mungkin sebagian orang mengira bahwa huruf "B" pada nama pesawat-pesawat tersebut adalah singkatan dari "Bomber". Sebenarnya pesawat-pesawat itu disebut "Tulang" atau Bone yang ditulis dengan ejaan "B-One".

Dari awal pembuatannya hingga tahun produksi 1988, sejumlah 104 unit pesawat B-1 Lancer yang sudah dibuat. Beberapa diantaranya mengalami kecelakaan dan kerusakan, sebagian juga sudah ditempatkan pada beberapa museum. Hingga saat ini USAF masih mengoperasikan setidaknya 65 hingga 66 unit pesawat pembom strategis B-1B Lancer.

Ada beberapa varian dari pesawat B-1 Lancer, yaitu:

  • B-1A: Ini adalah desain B-1 asli dengan intake mesin variabel dan kecepatan tertinggi Mach 2,2. Ada 4 prototipe yang telah dibuat, tetapi produksi resminya tidak pernah dilaksanakan.
  • B-1B: Ini adalah pengembangan dari desain B-1 kemampuan minimalisir deteksi radar namun hanya memiliki kecepatan tertinggi Mach 1,25. Sebanyak 100 unit B-1B telah diproduksi.
  • B-1R: Varian ini adalah upgrade pada desain B-1B. B-1R akan dilengkapi dengan radar canggih,rudal udara-ke-udara, dan didukung mesin baru Pratt & Whitney F119. Varian ini akan memiliki kecepatan tertinggi Mach 2.2.

Spesifikasi (B-1B)

sunting

Karakteristik umum

sunting
  • Kru: 4 (pesawat komandan, kopilot, ofensif dan defensif sistem petugas petugas sistem)
  • Payload: £ 125.000 (56.700 kg), persenjataan internal dan eksternal gabungan
  • Panjang: 146 ft (44,5 m)
  • Lebar sayap:
  • Diperpanjang: 137 ft (41.8 m)
  • Menyapu: 79 ft (24,1 m)
  • Tinggi: 34 ft (10,4 m)
  • Wing area: 1,950 ft ² (181,2 m²)
  • Airfoil: NA69-190-2
  • Berat kosong: £ 192.000 (87.100 kg)
  • Loaded berat: £ 326.000 (148.000 kg)
  • Max. berat lepas landas: £ 477.000 (216.400 kg)
  • Powerplant: 4 × General Electric F101 -GE-102 augmented turbofan
  • Kering dorong: 14.600 lbf (64,9 kN) masing-masing
  • Dorongan dengan afterburner: 30.780 lbf (136,92 kN) masing-masing
  • Kapasitas bahan bakar, opsional: 10.000 US gal (38.000 L) tangki bahan bakar untuk 1-3 teluk senjata internal masing-masing

Prestasi

sunting
  • Kecepatan maksimum:Pada ketinggian: Mach 1,25 (721 knot, 830 mph, 1.340 km / jam pada 50.000 ft/15, 000 m ketinggian)
  • Pada tingkat rendah: Mach 0,92 (700 mph, 1.130 km / jam pada ketinggian 200–500 m ft/60-150)
  • Rentang: 6.478 nm (7.456 mil, 11.998 km)
  • Memerangi radius: 2.993 nm (3.445 mil, 5.543 km)
  • Layanan langit-langit: 60.000 ft (18.000 m)
  • Wing pemuatan: £ 167 / ft ² (816 kg / m²)
  • Thrust / berat: 0,38

Referensi

sunting
  • Casil, Amy Sterling. The B-1 Lancer. New York: Rosen, 2003. ISBN 0-8239-3871-9.
  • Dao, James. "Much-Maligned B-1 Bomber Proves Hard to Kill." The New York Times, 1 August 2001.
  • Donald, David, ed. "Rockwell B-1B". The Complete Encyclopedia of World Aircraft. New York: Barnes & Noble, 1997. ISBN 0-7607-0592-5.
  • ——— (2004), The Pocket Guide to Military Aircraft: And the World's Airforces, London: Octopus, ISBN 0-681-03185-9 .
  • Dorr, Robert F (1997). 7th Bombardment Group/Wing, 1918–1995. Turner, ME: Turner. ISBN 1-56311-278-7. 
  • ——— (2010), "Lancer Force", Combat Aircraft Monthly, London: Ian Allan  .
  • Gunston, William ‘Bill’ (1978), F-111, New York: Charles Scribner's Sons, ISBN 0-684-15753-5 .
  • Jenkins, Dennis R (1999). B-1 Lancer: The Most Complicated Warplane Ever Developed. New York: McGraw-Hill. ISBN 0-07-134694-5. 
  • Knaack, Marcelle Size (1988). Post-World War II Bombers, 1945–1973 (PDF). Washington, DC: Office of Air Force History. ISBN 0-16-002260-6. Diarsipkan dari versi asli (PDF) tanggal 2007-10-25. Diakses tanggal 2013-09-25. 
  • Lee, Tae-Woo (2008). Military Technologies of the World. 1. Santa Barbara, CA: ABC-CLIO. ISBN 0-275-99535-6. 
  • Pace, Steve (1998). Boeing North American B-1 Lancer. North Branch, MN: Specialty Press. ISBN 1-58007-012-4. 
  • ——— (1999). B-2 Spirit: The Most Capable War Machine on the Planet. New York: McGraw-Hill. ISBN 0-07-134433-0. 
  • Schwartz, Stephen I (1998). Atomic Audit: The Costs and Consequences of U.S. Nuclear Weapons since 1940. Washington, DC: Brookings Institution Press. ISBN 0-8157-7773-6. 
  • Skaarup, Harold A (2002). South Dakota Warbird Survivors 2003: A Handbook on Where to Find Them. Bloomington, IN: iUniverse. ISBN 0-595-26379-8. 
  • Sorrels, Charles A. U.S. Cruise Missile Programs: Development, Deployment, and Implications for Arms Control. New York: McGraw-Hill, 1983. ISBN 0-08-030527-X.
  • Spick, Michael ‘Mike’ (1986), B-1B, Modern Fighting Aircraft, New York: Prentice Hall, ISBN 0-13-055237-2 .
  • Spick, Mike, ed. (1987). The Great Book of Modern Warplanes. New York: Salamander Books. ISBN 0-517-63367-1. 
  • Whitford, Ray (1987). Design for Air Combat. London: Jane's Information Group. ISBN 0-7106-0426-2. 
  • Winchester, Jim, ed. (2006). Military Aircraft of the Cold War – Rockwell B-1A. The Aviation Factfile. London: Grange Books. ISBN 1-84013-929-3. 
  • Withington, Thomas (2006). B-1B Lancer Units in Combat. Combat Aircraft. 60. London: Osprey Publishing. ISBN 1-84176-992-4. 

Pranala luar

sunting