Rentetan pemikiran


Rentetan pemikiran (bahasa Inggris: train of thoughts)[1] adalah kesaling-terhubungan ide-ide yang berurutan yang diungkapkan dalam sebuah wacana atau pemikiran, termasuk pula bagaimana ide-ide tersebut diurutkan, khususnya dalam pembahasan bagaimana sebuah urutan membawa satu ide ke ide yang lain.

Ketika pendengar atau pembaca kehilangan atau tidak dapat mengikuti rentetan pemikiran, seperti tidak mampu menemukan penghubung antara urutan kalimat atau frasa, atau tidak memahami hubungan antarkonsep dalam sebuah argumen atau presentasi, maka pemahaman tidak dapat dicapai.[2]

Terma "train of thoughts" (diterjemahkan ke bahasa Indonesia menjadi rentetan pemikiran) diperkenalkan dan dijelaskan pada awal tahun 1651 oleh Thomas Hobbes dalam bukunya Leviathan, meskipun dengan arti yang agak berbeda (mirip dengan arti yang digunakan oleh asosiasionis Inggris):

By Consequence, or train of thoughts, I understand that succession of one thought to another which is called, to distinguish it from discourse in words, mental discourse.
When a man thinketh on anything whatsoever, his next thought after is not altogether so casual as it seems to be. Not every thought to every thought succeeds indifferently.

Catatan kaki sunting

  1. ^ YeaRimDang (2020-12-18). Why? Leviathan (Thomas Hobbes). Elex Media Komputindo. 
  2. ^ Edward Parmelee Morris, "On Principles and Methods in Latin Syntax" (1901), Chapter VI: Parataxis