Rekayasa Kansei (Bahasa Jepang: 感性工学 kansei kougaku, rekayasa afektif/emosional) adalah suatu metode untuk menerjemahkan perasaan dan kesan ke dalam parameter produk, diciptakan pada tahun 1970 oleh Mitsuo Nagamachi. Rekayasa Kansei mampu “mengukur” perasaan dan menunjukkan kaitan terhadap sifat tertentu atau ciri desain suatu produk. Oleh karenanya, suatu produk akan bisa didesain dengan menerjemahkan nilai rasa tersebut.

Sejarah dan manfaat rekayasa kansei sunting

Ketika desainer mulai mendesain produk baru, dia perlu mengintegrasikan banyak tuntutan dan harapan yang sekiranya dimiliki oleh pengguna prospektif nantinya. Tidak hanya tuntutan teknis dan obyektif saja yang penting, namun juga estetis, emosi, dan faktor pengalaman lain. Beberapa darinya barangkali akan susah atau bahkan mustahil untuk diekspresikan secara obyektif. Dalam praktik desain, sang desainer harus menyeimbangkan antara aspek obyektif dan subyektif, antara teknologi fungsional dan ekspresivitas emosional, antara informasi dan inspirasi. Pengembangan desain dengan "Kansei (kriteria subyektif) science' atau Rekayasa Kansei adalah pendekatan baru yang lahir dari kondisi ini.

Metode ini pertama kali diperkenalkan sebagai sebuah metode keteknikan yang baru dalam desain dan pengembangan produk industri yang berorientasi perasaan manusia. Sasaran dari studi Kansei adalah untuk mencari struktur emosi yang muncul di balik perilaku manusia. Struktur ini lah yang disebut sebagai Kansei-nya seseorang. Kansei telah banyak digunakan di seluruh dunia semisal untuk mendesain kursi mobil, kursi kantor, dekorasi mobil, dan warna luar dari produk.

Mengingat perangkat lunak merupakan produk yang bersifat tak berwujud, kebanyakan pelanggan merasakan kesulitan dalam mengekspresikan kebutuhan terkait kualitas. Dalam hal ini, Rekayasa Kansei akan membantu pengguna dalam mengekspresikan preferensi mereka.

Langkah-langkah dalam Rekayasa Kansei sunting

Struktur dasar Kansei terbangun dari empat langkah penting (Nagamachi, 1995):

  1. Lakukan eksplorasi kata-kata Kansei terkait wilayah produk yang dibahas
  2. Mengindentifikasi korelasi antara kata-kata Kansei dengan karakteristik desain
  3. Pengembangan identifikasi teknologi berdasarkan karakteristik desain
  4. Mengkonstruksi sistem yang mengaitkan dari 1 hingga 3

Di tahap pertama, Kansei words dikumpulkan melalui wawancara ahli dan pengguna. Sumber lain yang bisa dijadikan sumber adalah majalah dan gagasan sendiri.

Kata-kata temuan tersebut kemudian dirupakan dalam pernyataan kata positif, dan untuk temuan yang secara makna sama dikelompokkan ke dalam satu gagasan. Setelah itu, dilakukanlah identifikasi variabel desain yang memiliki kaitan dengan kata-kata tersebut.

Dari variabel tersebut, selanjutnya dilakukan pengelompokan variabel fungsi.

Referensi sunting

  • Ishihara, S., Nagamachi, M. & Ishihara, K., 1995. Neural networks kansei expert system for wrist watch design. Advances in Human Factors/Ergonomics, pp. Vol. 20 Part 1, pp 167–172.
  • Nagamachi, M., 1995. Kansei Engineering: A new ergonomic consumer-oriented technology for product development. International Journal of Industrial Ergonomics, pp. Vol.15 No.1, pp 3–11.
  • Nagamachi, M., Lokman, A.M. 2015. Kansei Innovation: Practical Design Applications for Product and Service Development. Florida: Taylor & Francis.
  • Lokman, A.M., 2019. Pengenalan Rekayasa Kansei. DBP.