Ramanuja adalah seorang teolog, filsuf, dan juga penafsir kitab suci Hindu.[1] Ia lahir dalam keluarga Brahmana (kalangan Pendeta) di Shriperumbudur pada tahun 1017 dan meninggal di Sharinangam pada tahun 1137 di India Selatan.[1] Ia dianggap sebagai orang penting ketiga dalam tradisi Hindu setelah Nathamuni dan Yamunacharya.[1] Menurut sejarah, Ramanuja menikah di umur 16 tahun.[1] Namun setelah kematian ayahnya, Ia belajar bersama Yadvaprakasha yang pada waktu itu tinggal di Kanci.[1] Ramanuja kemungkinan adalah seorang monis namun di lain pihak ia menolak tafsiran monistik tentang Upanishad.[1] Meskipun terdapat perbedaan, yang jelas Ramanuja adalah seorang yang percaya Tuhan.[1] Ia menyembah dewa Wisnu dan mendirikan banyak kuil dewa Wisnu selama ia hidup.[1]

Arca Ramanuja.

Ramanuja juga dianggap sebagai orang yang berjasa dalam menjelaskan Wisistadwaita, satu dari terjemahan klasik dari sekolah filsafat Hindu Wedanta.[2] Menurut Ramanuja, semua pengetahuan melibatkan diskriminasi dan pembedaan.[1] Karena pengetahuan selalu mengenal pembedaan maka baik identitas yang murni maupun identitas yang berbeda adalah tidak nyata.[1] Ramanuja menolak untuk membedakan Yang Satu dengan yang banyak.[1] Ia mengatakan:"Di dalam Yang satu terdapat keberagaman".[1]

Referensi

sunting
  1. ^ a b c d e f g h i j k l Ian P. McGreal. Great Thinkers of The Eastern World.1995. New York: Harper Collins Publisher. hal. 228
  2. ^ (Bartley 2002, hlm. 1), (Carman 1974, hlm. 24)