Rajamangsa merupakan hidangan yang hanya boleh dimakan oleh raja dan orang-orang pilihan, terdiri dari dua kata yaitu raja dan mangsa. Rajamangsa secara harfiah berarti makanan raja, makanan yang khusus disediakan untuk raja. Makanan yang termasuk rajamangsa diperuntukkan bagi penguasa tertinggi kerajaan, baik di kerajaan pusat (maharaja) maupun di kerajaan bawahan (raja).

Dalam Prasasti Rukam (907 M), Prasasti Sarwadharma dari masa Singhasari (1269 M), Prasasti Sukun (1161 M), Prasasti Gandhakuti (1043 M), Prasasti Kedengan dan Prasasti Sadang juga disebut makanan yang hanya boleh disantap oleh raja: badawang, wedus gunting, karung pulih, dan asu tugel. Wedus gunting diterjemahkan sebagai kambing muda yang belum keluar ekornya. Sedangkan karung pulih ialah babi hutan aduan.

Selain raja, ada golongan yang dibolehkan mencicipi hidangan itu. Mereka adalah orang-orang yang menerima anugerah (waranugraha) dalam upacara sima (tanah perdikan). Prasasti Sukun (1161 M) menyebutkan:

Terjemahan inskripsi: "... memakan makanan raja (seperti) kura kura/bulus, Kambing bunting, Anjing (yang) dikebiri, talawaḥ, Babi hutan (yang) dikebiri, Sepasang babi hutan, ayam ..."

Referensi sunting

1. Naerssen, F.H. Van. 1941. Oudjavaansche Oorkonde in Duitsche en Deensche Verzamelingen disertasi di Rijksuniversiteit Leiden, 1941.

2. Olthof, W.L. 1941. Poenika Serta Babad Tanah Djawi wiwit saking Nabi Adam doemoegi ing taoen 1647, uitgegeven door Bet Koniklijk Instituut voor de Taal-, Land- en Volkenkunde van Ned. Indie, M.

3. Nijhoff, 's Gravenhage. Pigeaud, Th. 1938. Javaans-Nederlands Handwoordenboek, J. B.

4. Wolters, Gronigen, Batavia, 1938. Pigeaud, Th. 1960. Java in the Fourteenth Century, Vol. I. Translation Series 4, I - 1960.

5. Poerbatjaraka, R.Ng. 1933. Nitisastra, Bibliotheca Javanica 4, A.C.NIX & Co, Bandung.

6. Stutterheim, W.F. dan Pigeaud, Th. 1926. Een belangrijke Oorkonde uit den Bloeitijd van Madjapahit. Djawa, 1926.

7. Sukarto K. Atmodjo, M. M. 1980. Sedikit tentang nama kota Tuban dan Lamongan, Fak. Sastra Univ. Gadjah Mada, Yogyakarta, tgl. 24 - 25 Oktober 1980.

8. Sukarto K. Atmodjo, 1985. Profil Kodok Dalam Prasasti Kuno, di dalam harian Sinar Harapan, 25 Januari 1985, hlm. VI.

9. Sukarto K. Atmodjo, 1985. Sekitar Masalah Sejarah Kadiri Kuna (Harijadi Kadiri), diterbitkan oleh Lembaga Javanologi - Universitas Kadiri dengan bantuan Pemerintah Daerah Kabupaten Kediri, 1985.

10. http://ngalam.id/read/1753/prasasti-sukun/#:~:text=Prasasti%20Sukun%20ditemukan%20di%20daerah,23%20x%207%2C5%20cm.&text=Prasasti%20Sukun%20berangka%20tahun%201083,M)%20dan%20belum%20pernah%20dipublikasikan.

11. https://www.youtube.com/watch?v=bhk9zdSAAvM&t=9652s

12. https://drive.google.com/file/d/1OJ7KM8J9yZSKvZYJTOc8T4mbq7bcJ6Pu/view