Pustaha Laklak

bentuk naskah tradisional Batak terbuat dari kulit kayu alim

Pustaha Laklak adalah jenis pustaha dalam masyarakat Batak yang terbuat dari kulit kayu alim (bahasa Batak: laklak).[1] Bentuk pustaha laklak seperti akordeon yang dituliskan di kulit kayu, bambu, dan tulang atau tanduk kerbau. Ini adalah manuskrip berisi tradisi masa lalu. Merefleksikan gambaran peradaban suku bangsa Batak yang mengandung nilai tradisional, sastra klasik dan lainnya. Manuskrip ini merupakan buku atau teks yang berisi tentang hal-hal yang bersifat rahasia, serta umumnya berisi tentang ritual, simbol, mitos, pengobatan (haubatan), pertanggalan hari baik dan hari tidak baik (parhalaan), porsili, dan dibuat oleh seorang dukun (datu).[2]

Sejarah

sunting

Dulu pustaha laklak adalah medium penyimpanan informasi tentang ilmu hitam, perdukunan, orakel, dan mitologi. Semua informasi itu di tulis dengan aksara Batak yang silabis, simbol-simbol hewan dan tumbuhan tertentu, sampai mata angin serta peta nujum seperti bindu motaga. Si pemiliknya, yang biasanya para dukun, menggunakan informasi itu dalam berbagai kepentingan yang melibatkan profesi mereka.

Pustaha ini bertahun 1764. Pustaha ini kini dipajang di British Library, Inggris dengan kode AD.4726.[3]

Kesenian

sunting

Pustaha Laklak sebagai sebuah kesenian, kini menjadi barang kerajinan dan souvenir lokal di Samosir, Sumatera Utara.[4]

Referensi

sunting
  1. ^ Katalog Warisan Budaya Tak Benda Indonesia 2018 Buku 2. Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan. 
  2. ^ PCBM, Dit (23 Agustus 2017). "Pustaha Laklak dan Simbol Kemaritiman yang Dikandungnya". Direktorat Pelestarian Cagar Budaya dan Permuseuman. Diakses tanggal 29 September 2020. 
  3. ^ "Pustaha Lak-lak". Direktorat Warisan dan Diplomasi Budaya. 17 Desember 2015. Diakses tanggal 29 September 2020. 
  4. ^ "Pustaha Laklak". Warisan Budaya Tak Benda. 2021-10-25. Diakses tanggal 2022-05-18.