Pulau Pam Bemuk

pulau di Kabupaten Raja Ampat, Papua Barat Daya

Pulau Pam Bemuk adalah pulau berpenghuni yang terletak di sebelah barat pulau Batanta di kabupaten Raja Ampat, Papua Barat Daya dan berbatasan dengan laut Halmahera.[1] Nama pulau ini berasal dari kata Pam yang berarti jala dan bemuk yang berarti putus. Sehingga secara harafiah, pam bemuk berarti jala yang telah putus.

Pam Bemuk
Koordinat0°40′28.245″S 130°17′38.598″E / 0.67451250°S 130.29405500°E / -0.67451250; 130.29405500
NegaraIndonesia
Gugus kepulauanPapua
ProvinsiPapua Barat Daya
KabupatenRaja Ampat
Peta

Penduduk pulau Pam Bemuk bekerja sebagai nelayan dan berkebun kelapa. Umumnya nelayan mencari ikan dengan alat pancing dan setelah hasilnya terkumpul akan dijual ke Waisai. Untuk ikan segar akan disimpan dalam stirofoam dan diberi es. Kaadangkan juga terdapat kapal pengumpul ikan segar yang menyediakan segala kebutuhan mencari ikan seperti bahan bakar minyak, es dan alat pancing. Para pengumpul ikan umumnya berasal dari Bugis dan Sorong.

Gugusan pulau

sunting

Pulau Pam Iba

sunting

Pulau Pam Iba adalah pulau yang terletak di sebelah utara pulau Pam Bemuk dan membujur dari barat daya hingga timur laut. Pulau Pam Iba merupakan pulau yang terbesar dengan dua kampung yaitu Saopapir dan Saukabu. Letak dua kampung ini masing-masing berada di ujung barat dan ujung timur pulau yang dihubungkan oleh jalan berpasir dan batu dengan lebar 4 m.

Di bagian tengah pulau Pam Iba terdapat dua danau yang salah satu danaunya memiliki pulau kecil di tengahnya.

Penduduk pulau Pam Iba memanfaatkan sagu yang tumbuh di lereng-lereng bukit pulau Pam Iba sebagai makanan pokok dan menggunakan air danau untuk menokok sagu tersebut. Sedangkan di pesisir pulau ditanami kelapa dan terdapat satu bangunan SMP dengan asrama bagi siswa dan guru di bagian pesisir yang menghadap pulau Pam Bemuk.

Gugusan pulau Pam Iba membentang dari barat daya yang meliputi pulau kecil Miot Menebai, Deer, Miot Monebai Ngun dan Miot Amni hingga ek arah timur laut yang meliputi pulau Mangkinani, Yari, Inusi, Andau Ebai dan pulau Miotbai. Juga terdapat pulau Andau Mgun, Nafsi, Miotkori dan Manarui yang berada di sebelah timur laut pulau Miotbai. Pulau-pulau kecil ini menjadi kebun kelapa milik masyarakat kampung Pam, Saukabu dan Saopapir. Selain itu juga terdapat ketam kenari yang mendiami pulau-pulau kecil ini.

Pulau Miotamburi

sunting

Pulau Miotamburi adalah pulau kecil yang terletak di sebelah utara pulau Pam Iba dan area pulau ini ditutupi oleh hutan lebat.

Kampung Saukabu

sunting

Kampung Saukabu adalah kampung yang mekar dari kampung Pam pada tahun 2000. Penamaan Saukabu dalam bahasa Biak berarti adalah pelabuhan. Penduduk kampung ini didominasi oleh suku Biak Beser dan masyarakatnya menetapkan Daerah Perlindungan Laut Indarwan seluas 13 ha yang terletak di sebelah utara kampung. Adapun perairan Saukabu memiliki kondisi tutupan terumbu karang yang masih baik dan berkisar 55 %. Kampung Saukabu juga mengampu wilayah Piyainemo.

Terdapat sasi di pulau Pam Iba dan pulau Nafsi yang berlaku bagi ketam kenari, sehingga tidak diperkenankan oleh adat memburu hewan tersebut. Selain itu juga terdapat sasi untuk lola, teripang, lobster dan batulaga di pulau Manarui. Sasi juga diberlakukan ke buah kelapa, dimana terdapat waktu jeda untuk memungut buah kelapa demi menjaga kelestarian hasil kelapa serta menghalau pencuri buah kelapa saat kebun ditinggalkan pemiliknya.

Penentuan waktu buka dan tutup sasi ini ditentukan oleh pemilik kebun dengan memberitahukan kepada majelis gereja. Panen pertama akan disumbangkan kepada gereja dan panen kedua barulah dinikmati oleh pemilik kebun untuk diolah menjadi kopra.

Referensi

sunting
  1. ^ Batubara, Rido Miduk Sugandi (2014). Papua Barat:Tanah Para Raja di Kepala Burung Papua. Jakarta: Penerbit Buku Kompas. hlm. 42. ISBN 978-979-709-856-8.