Istilah proksemik diperkenalkan oleh seorang antropologis, Edward T. Hall pada tahun 1966 untuk menjelaskan jarak antar-manusia sesuai dengan cara mereka berinteraksi.[1] Efek dari proksemik, menurut Hall, bisa disimpulkan secara gamblang dalam kalimat berikut:

Seperti gravitasi, pengaruh dari dua badan satu sama lain adalah berbanding terbalik tidak hanya kepada kuadrat dari jarak mereka, tetapi juga bahkan pangkat tiga dari jarak antara mereka.

Menurut Jonathon Tabor, teori jarak didasarkan pada teori tentang binatang mirip manusia oleh ahli hewan asal Jerman, Heini Heidger, seperti yang ditemukan pada bukunya "Studi tentang perilaku binatang-binatang yang terkurung di Kebun Binatang dan Sirkus". Heidger, dalam masalah ini, telah membedakan antara jarak terbang (daerah lari hewan), jarak kritikal (daerah penyerangan) dan jarak pribadi (jarak yang memisahkan antar anggota spesies, seperti antara dua angsa), dan jarak sosial (jarak komunikasi antar-spesies). Hall beralasan bahwa, dengan beberapa pengecualian, jarak terbang dan jarak kritikal bisa dihilangkan jika dikaitkan dengan konteks kehidupan manusia, dan dia telah mewawancarai ratusan orang untuk menentukan kriteria yang telah dimodifikasi untuk hubungan antar-manusia.

Gambaran

sunting

Postur dan jarak tubuh, menurut Hall, adalah reaksi yang tidak disengaja ketika ada fluktuasi pada kerja panca indra, seperti perubahan yang tidak kasatmata pada suara dan nada bicara seseorang. Jarak sosial antar manusia dapat dipercaya berhubungan dengan jarak fisik, yang terdiri dari jarak intim dan jarak personal, kemudian dibagi lagi sebagai berikut:

  • Jarak intim ketika berpelukan, berpegangan atau berbisik
    • Bentuk dekat - kurang dari 15 cm
    • Bentuk jauh - 15 sampai 45 cm
  • Jarak personal ketika berinteraksi antar teman akrab
    • Bentuk dekat - 45 sampai 75 cm
    • Bentuk jauh - 75 sampai 120 cm
  • Jarak sosial ketika bertemu dengan kenalan
    • Bentuk dekat - 1.2 sampai 2.1 m
    • Bentuk jauh - 2.1 sampai 3.6 m
  • Jarak publik ketika berhubungan dengan masyarakat
    • Bentuk dekat - 3.6 sampai 7.5 m
    • Bentuk jauh - 7.5 m lebih

Hall mencatat bahwa di dalam kebudayaan yang berbeda, maka jarak sosialnya akan berbeda. Pada kebudayaan negeri-negeri Latin, contohnya, jarak interaksi antar-manusia lebih dekat dan terasa akrab. Hal yang sebaliknya terjadi pada masyarakat Nordik di Eropa Utara. Menyadari dan menganggap bahwa perbedaan budaya ini meningkatkan pemahaman antar-budaya dan membantu menghilangkan ketidaknyamanan orang ketika merasa jarak mereka terlalu jauh atau terlalu dekat. Jarak sosial yang nyaman juga bergantung pada budaya, situasi sosial, gender dan kesukaan orang.

Istilah yang hampir sama dengan proksemik adalah propinkuitas (keakraban). Propinkuitas adalah salah satu faktor, yang diperkenalkan oleh Jeremy Bentham, sering digunakan untuk menghitung jumlah kesenangan dengan metode yang bernama hitungan kesenangan.

Referensi

sunting
  1. ^ Hall, Edward T. (1966). The Hidden Dimension. Anchor Books. ISBN 0-385-08476-5.