Prasasti Kasugihan

Prasasti Kasugihan adalah sebuah prasasti bertanggal 829 Saka, dibuat oleh Rakryan Kalang Bungkal Dyah Manuku kepada para Wahuta di desa Kasugihan atas perintah raja yang berkuasa saat itu Dyah Balitung.[1]

Bentuk fisik sunting

Berikut ini adalah bentuk fisik Prasasti Kasugihan;[2]

  1. lempeng tembaga ini mempunyai ukuran panjang 6 cm, lebar 8,8 cm, dan tebal 1 cm.
  2. tulisan terdapat pada sisi; pada sisi depan 7 baris dan pada sisi belakang ada 8 baris.
  3. bentuk huruf lonjong meninggi, artinya ukuran tingginya lebih besar dibandingkan dengan lebarnya.
  4. tinggi huruf sekitar 6–8 mm, dan lebar sekitar 4–7 mm.
  5. pada bagian atas sisi kanan ada kuncir, mungkin bentuk awal dari kuncir huruf-huruf di jaman Erlangga.

Isi prasasti sunting

A.

  1. Selamat, tahun Saka 829 telah berjalan, bulan Marggaiira, hari ke sepuluh bagian bulan terang, Mawulu, Pahing U, Budda (Rabu), perumahan bulan Aswini, berhampiran dengan Wariyan. Itulah saatnya wahuta (nama jabatan) dari Tunggu Durung semuanya, diberi anugerah di desa
  2. Kasugihan oleh Rakryan Kalang Bungkal bernama Dyah Manuku". (Mereka) diperkenankan (memberikan sesuatu) sehubungan hadiah raja. Para wahuta memberikan imbalan (hadiah) kepada Rakryan Mawanua berupa perak 1 dh'arana (ukuran berat). Juru (nama pangkat) para Nayaka ialah Rake Hni
  3. penduduk Watuwatu wilayah Pagarwsi; mahrangkpi (nama jabatan) ialah Sang Julupahan, penduduk Saninai wilayah Bunutbunut; matanda (nama pangkat) ialah Sang Siddhatapa, penduduk Poh di pertapaan Ldang; juru Lampuran ialah Sang Pamali.
  4. penduduk Walakas wilayah Walakas; parujar (juru bicara/penerang) ialah Sang Walini penduduk Wurakung wilayah La m wa y a n, juru wadwarare (ketua kaum muda) ialah Sang Tamwalang, penduduk Tahgalan wilayah Dalinan;/wi/ Kalula
  5. ialah Sang Dahu( penduduk Satidan wilayah Kilipan;/ivrtv Mahcjakat ialah Sang Juna, penduduk Kurang Pkan wilayah Sirikan; mahrangkpi ialah Sang Ladga, penduduk Hajihuma wilayah Patapan; manuhgu (nama jabatan)
  6. ialah Sang Mamidaiyi, penduduk Karihuan; amasahaken ialah Sang Rakuwu, penduduk Wugang wilayah Tilimpik citralekha, (penulis prasasti) ialah Sang Sawuhu, penduduk Wurupahggung wilayah Manimpiki;
  7. (semua) menerima hadiah perak 4 dfiarana untuk bersama. Pinghay (nama jabatan) Kalang bungkal saat itu ialah kikin (?) Si Jamana, manti hyang (nama jabatan) Si Samanta, jurubicara ialah Galung,

B.

  1. misra (nama jabatan) ialah Si Bahu, wahuta dari Mahuwu ialah Si Landang dan Si Hari, pihujung (nama jabatan) ialah Si Gata, Si Resi, Si Bisar dan rama (kepala/pemimpin) dari Dugaduga menerima prasasti ini. Pada saat itu
  2. sebagai gusti ialah Si Gisuddhi, parujar si Suwang, fama dari Marata Si Gijni, Si Tes, Si Cala dan Si Jaluk. Demikianlah banyaknya fama yang menerima prasasti itu
  3. dari Rakryan Kalangbungkal. Saksi-saksinya ialah: sang pamgat dari Ayam Teas bernama Pu Dapit, penduduk Pandamuan wilayah Ayam Teas menerima hadiah
  4. perak 4 dfiarana. Juru miramirah (ahli permata?) ialah Pu Rayung, penduduk Mirahmirah wilayah Ayam Teas, mahrangkpi-ha/aran (nama jabatan) ialah Pu DKanada, penduduk Pandamuan wilayah
  5. Ayam Teas; semuanya menerima hadiah perak 1 dfiarana bagi tiap-tiap orang. Karaman (kesatuan rama) dari Sang Hadyan yang termasuk Wahuta Hyang, menerima perak 8 masa (ukuran berat, lebih kecil dari dfiarana) semuanya.
  6. Demikianlah yang menjadi sebab pengukuhan terhadap desa Kasugihan yang telah diberi anugerah oleh Rakryan Kalangbungkal untuk para wahuta dari Tuhgudurung. Penulis (prasasti) ialah Wapaguhan
  7. (menerima) atau tahi/ (ukuran berat), awur (nama jabatan) menerima satu tahi/. Demikianlah hendaknya (keputusan ini) dijaga oleh para fama. Sebagai yang utama semua nayaka tak ada yang sepi
  8. (atau) luput dari hadiah perak sebesar 6 dharana.

Referensi sunting

  1. ^ L.Ch. Damais "Etudes D'Epigraphie Indonésienne," III, dalam BEFEO, XLVI, 1952, p. 50, — 51.
  2. ^ Poerbatjaraka: "Transcriptie van ee Koperen Plaat in het Museum to Solo," dalam O. V., 1922, biji. L.

Pranala luar sunting