Pondok Pesantren Al-Achsaniyyah

sekolah di Indonesia

Pondok Pesantren Al-Achsaniyyah adalah sebuah pondok pesantren di Kabupaten Kudus, Provinsi Jawa Tengah. Penerimaan santri di Pondok Pesantren Al-Achsaniyyah khusus untuk penyandang autisme.

Sejarah

sunting

Pondok Pesantren Al-Achsaniyyah didirikan di atas tanah wakaf seluas 3.800 m2 di Desa Pedawang, Kecamatan Bae, Kabupaten Kudus, Jawa Tengah. Wakaf diberikan oleh seorang bernama Kusmin. Pembangunan pondok pesantren dimulai sejak tahun 2007 oleh M. Faiq Afthoni selaku pendiri.[1]

Pondok Pesantren Al-Achsaniyyah semula bernama Pondok Pesantren Modern Al-Achsaniyyah. Namun demikian, KH. M. Faiq Afthoni memiliki ketertarikan sekaligus keprihatinan tersendiri kepada anak-anak penderita Autisme. Kebanyakan dari mereka telantar di jalan dan tidak mendapat perhatian dari publik. Begitu pun bagi lembaga-lembaga Islam tertentu, keberadaan anak autis masih dipandang sebelah mata. Hal itu yang memotivasinya untuk mendirikan pondok pesantren khusus bagi penyandang autis. Sehingga, nama Pondok Pesantren Modern Al-Achsaniyyah pun berganti menjadi Pondok Pesantren Autis Al-Achsaniyyah.[2]

Lebih jauh lagi, papan nama dan penunjuk jalan terkait keberadaan pondok pesantren ini tidak tertulis “Pondok Pesantren Al-Achsaniyyah”, melainkan “Pesantren Tepat Teknlogi Islam”. Hal itu Beliau lakukan agar minat atau motivasi masyarakat mendatangi pesantren ini semata-mata hanya untuk mencari pondok pesantren autis, bukan karena sosok atau figure KH. M. Faiq Afthoni. Selain itu, apabila informasi mengenai keberadaan pesantren itu diperlihatkan secara jelas, dikhawatirkan kedatangan masyarakat, baik untuk berkunjung maupun untuk memondokan anak atau sanaknya yang autis tidak sesuai dengan jumlah SDM yang tersedia di dalam pondok pesantren tersebut.

Gambaran Umum

sunting

Secara garis besar, santri di dalam Pondok Pesantren Al-Achsaniyyah dikelompokkan menjadi tiga kelompok, yaitu zero (tidak mandiri dan memerlukan pendampingan secara intensif); menengah (sudah mampu berkomunkasi dan melakukan kegiatan meski dengan pendampingan); mandiri (mampu melakukan komunikasi dengan para staf dan santri lain, meskipun dalam pnengawasan, serta dapat melakukan kegiatan MCK (Mandi, Cuci, Kakus) sendiri.

Pada tahun 2020, terhitung ada sebanyak 130 santri yang terdaftar di Pondok Pesantren Al-Achsaniyyah. Beberapa penelitian yang ada memberikan perbandingan bahwa ada sekitar 80% santri putra dan 20% santri putri. Jumlah tersebut juga cenderung fluktuatif mengingat para santri bisa “lulus” atau keluar dari pesantren kapan saja. Lebih jauh lagi, 40% santri yang ada dibiayai oleh pondok pesantren dengan prioritas warga sekitar Kudus, sementara 60% lainnya menggunakan biaya sendiri.[3] Santri dengan biaya sendiri juga dikelompokan menjadi dua, yaitu full funding (pembiayaan penuh) dan subsidi silang (pondok menutup kekurangan biaya yang dibayarkan oleh wali santri). Biaya pendidikan mereka sendiri sangat bervariasi, ada yang membayar Rp500.000 hingga Rp3.500.000 setiap bulannya.[1]

Di dalam pondok Pondok Pesantren Al-Achsaniyyah, para santri akan mendapat terapi pola makan dan akupuntur dengan bimbingan staff sejumlah 85 orang. Mayoritas dari jumlah staff tersebut adalah perempuan. Jumlah tersebut terbilang cukup tinggi mengingat santri yang ada di Pondok Pesantren Al-Achsaniyyah terhitung lumayan sedikit. Hal itu menunjukan bahwa Pondok Pesantren Al-Achsaniyyah menaruh perhatian yang lebih kepada para santri, mengingat sebagian besar dari mereka masih memerlukan bimbingan dalam bentuk satu guru satu murid.

Fasilitas

sunting

Di dalam lingkungan pondok pesantren ini juga sudah berdiri sekolah formal bernama SDLB SUNAN KUDUS yang berdiri sejak tahun 2014 dan sudah terakreditasi dengan nilai B pada tahun 2019 dengan Kepala Sekolahnya yang sekarang adalah Bapak Yudi Kristianto.Sebagian besar santri yg masih kecil sekolah di sini dan sebagian lagi menjalani terapi di kelas one on one.Bahkan ada juga yang sudah sekolah di luar yaitu di MTS Islamic Center.Bagi santri yg sekolah di luar disediakan sarana antar jemput dan pendampingan seorang shadow teacher.

Referensi

sunting
  1. ^ a b Saifullah, Muhammad. 2017. Islam dan Disabilitas: Peran Kiayi dalam Transmisi Nilai-Nilai tentang Anak Autist (Studi Kasus di Pondok Pesantren Autos Al-Achsaniyyah, Kudus). Tesis. Program Studi Agama dan Lintas Budaya Universitas Gadjah Mada
  2. ^ Dhofier, Zamakhsari. 2011. Tradisi Pesantren: Studi Pandangan Hidup Kyai dan Visinya Mengenai Masa Depan Indonesia. Jakarta: LP3ES. Cet ke-9 tahun 2015
  3. ^ https://isknews.com/pondok-pesantren-autis-al-achsaniyyah-pedawang-gratiskan-kaum-dhuafa-yatim/