Polen lebah

bee polen

Polen lebah adalah sejumlah besar polen yang telah dikumpulkan oleh lebah madu pekerja menjadi butiran untuk ditambahkan ke madu atau nektar. Polen lebah dapat ditemukan di kamar pembiakan ratu lebah.[1] Ketika polen lebah selesai dibangun, ratu lebah akan meletakkan telurnya di atas polen lebah lalu menyegel kamar pembiakan.[2] Polen lebah dimanfaatkan oleh manusia sebagai makanan, dan sering kali disebut dengan ambrosia.[3]

Polen lebah yang telah dibekukan

Lebah pengumpul membawa polen dari padang bunga ke sarang lebah dan memberikannya kepada lebah pekerja di dalam sarang untuk membentuknya menjadi gumpalan ke ruang-ruang heksagonal yang ada di sarang. Polen dicampur dengan nektar, enzim, fungi, dan bakteri yang memfermentasikan polen. Polen lebah adalah sumber protein utama bagi koloni lebah.[4]

Sama halnya dengan royal jelly, madu, dan propolis kandungan nutrisi dari polen lebah tergantung pada jenis bunga yang menjadi sasaran lebah pengumpul dan dapat bervariasi dari waktu ke waktu. Bahkan dalam satu koloni yang sama, tidak ditemukan polen lebah yang identik. Sehingga pengukuran kualitas untuk menentukan standar tidak dapat dilakukan. Namun secara rata-rata, polen lebah mengandung 55% karbohidrat, 35% protein, 3% mineral dan vitamin, 2% asam lemak, dan 5% nutrisi lainnya.[5] Sebuah studi menemukan bahwa polen lebah dapat dihuni hingga 188 jenis fungi dan 29 jenis bakteri.[6]

Efek Samping Polen Lebah

sunting

Polen lebah dapat menjadi pemicu alergi bagi manusia yang sensitif.[7] Efek samping dari alergi di antaranya sesak napas, anafilaksis, urticaria, dan pembengkakan. Efek samping dari konsumsi polen disebabkan oleh tingginya kadar protein yang terkandung di dalamnya. Pelbagai persoalan alergi dapat timbul apabila orang yang memiliki kecenderungan alergi terhadap protein mengonsumsi polen. Konsumsi polen perlu dihentikan apabila gejala alergi muncul.[8]

Lihat pula

sunting

Referensi

sunting
  1. ^ "Examination of "pollen Balls" in the Nests of the Alfalfa Leafcutting Bee, Megachile Rotundata". United States Department of Agriculture. Agricultural Research Service. Diakses tanggal 10 September 2011. 
  2. ^ Thorp, Robbin W. "Vernal pool flowers and their specialist bee pollinators". California Vernal Pools. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2018-10-07. Diakses tanggal 11 September 2011. 
  3. ^ Oxford Canadian Dictionary
  4. ^ Sammataro, Diana and Avitabile, Alphonse. (2011) The Beekeeper's Handbook. Cornell University Press. ISBN 0-8014-7694-1
  5. ^ "What Is Bee Bread?". Keeping-honey-bees.com. September 2011. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2016-07-11. Diakses tanggal October 5, 2011. 
  6. ^ Black, Jacquelyn G. (2004). Microbiology. John Wiley and Sons. ISBN 0-471-42084-0. 
  7. ^ Wong, Cathy (February 2, 2005). "Bee Pollen". about.com. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2009-01-21. Diakses tanggal 2009-01-20. 
  8. ^ http://ensiklo.com/2014/11/apa-itu-bee-pollen-bagi-dan-efek-sampingnya/[1]

Pranala luar

sunting