Pitohui kepala-hitam

spesies burung
(Dialihkan dari Pitohui dichrous)

Pitohiu dichorus atau Pitohui kepala-hitam merupakan burung endemik yang tersebar di berbagai wilayah papua. Burung Pitohui terdiri atas enam spesies, yang semuanya berada dalam genus Pitohui, dan keluarga Pachycphalidae.[2]

Burung Pitohiu dichorus.
Pitohui kepala-hitam
Pitohui dichrous
Status konservasi
Risiko rendah
IUCN22705576
Taksonomi
KerajaanAnimalia
FilumChordata
KelasAves
OrdoPasseriformes
FamiliOriolidae
GenusPitohui
SpesiesPitohui dichrous
Bonaparte, 1850
Tipe taksonomiPitohui
Tata nama
Sinonim taksonRectes dichrous (Bonaparte, 1850)

Ciri burung Pitohiu dichorus sunting

 
Choresine, serangga yang dikonsumsi burung Pitohiu dichorus.

Pitohiu dichorus mempunyai warna bulu hitam yang ada di bagian sayap, kepala, dan juga di bagian ekor. Warna oranye pada bagian punggung dan perutnya.Burung Pitohiu dichorus memiliki warna bulu yang khas dan warna-warni. Akan tetapi, dibalik keindahan warna bulunya yang indah itu, burung Pitohiu dichorus justru dianggap berbahaya. Bisa dibilang burung tersebut termasuk kedalam jenis hewan yang beracun, sehingga menyebabkan burung ini jarang ditangkap maupun dipelihara orang.[3] Penyebab lain burung ini menjadi beracun karena Pitohiu dichorus mengkonsumsi serangga beracun yaitu Choresine. Choresine sp yaitu serangga yang memiliki bentuk sangat kecil.Serangga ini bisa ditemukan di daerah Afrika Tengah serta di kawasan Afrika Selatan.Serangga jenis ini lah yang menjadi penyebab adanya racun pada burung Pitohiu dichorus.[4][5]

Habitat sunting

Pitohui memiliki habitat di daerah Papua, antara lain di hutan hujan tropis, kepulauan Aru, dan hutan liar yang berada di Papua Nugini[2]

Racun Pitohiu dichorus sunting

Racun burung Pitohiu dichorus berada pada bagian kulit dan bulunya. Apabila kita memegang burung ini, maka kita akan merasakan gatal-gatal dan timbul rasa panas pada tangan. Yang lebiih parahnya, apabila tangan kita terkena racun Pitohiu dichorus dalam jumlah besar dapat mengakibatkan lumpuh bahkan terkena serangan jantung.[6] Berdasarkan hasil penelitian yang pernah dilakukan oleh para peneliti, neurotoxin yang disuntikkan pada hewan seperti tikus, bisa menyebabkan tikus tersebut mati langsung.

Referensi sunting

  1. ^ BirdLife International (2018). "Pitohui dichrous". 2018: e.T22705576A130390714. doi:10.2305/IUCN.UK.2018-2.RLTS.T22705576A130390714.en. 
  2. ^ a b Daerah Burung Endemis | Burung Indonesia
  3. ^ Yadi, Oleh Mas (2017-12-30). "Ciri Khas dan Perilaku Burung Pitohui Endemik Dari Papua". UD. Jalak Suren. Diakses tanggal 2019-11-19. 
  4. ^ Daftar Nama Burung Di Indonesia - Kumpulan Jurnal Indonesia - Ggindonesia
  5. ^ "Daftar Burung Endemis | Burung Indonesia". Diarsipkan dari versi asli tanggal 2020-08-05. Diakses tanggal 2019-11-22. 
  6. ^ ysuryani (2019-02-23). "Hooded Pitohui, Burung Cantik Tapi Beracun dari Papua". Pertanianku (dalam bahasa Inggris). Diakses tanggal 2019-11-22.