Piso Gaja Dompak (Surat Batak: ᯇᯪᯘᯬ ᯎᯐ ᯑᯔᯬ᯲ᯇᯂ᯲) adalah salah satu senjata tradisional Suku Batak dan berasal dari Provinsi Sumatera Utara. Piso Gaja Dompak adalah senjata yang berbentuk panjang, pipih, runcing, dan tajam. Lebih pendek dari pedang, tetapi sedikit lebih panjang dari belati. Piso sendiri berasal dari bahasa sehari-hari yang diucapkan oleh masyarakat Sumatera Utara pada umumnya dan merujuk kepada pisau. Gaja memiliki arti sebagai gajah dan Dompak berarti jimat atau kewibawaan.[1]

Frasa Gaja Dompak sendiri merujuk kepada ukiran yang ada di gagang pisau ini, yakni ukiran yang berbentuk Gajah. Umumnya, senjata tradisional ini memiliki tangkai dan sarung berwarna hitam dengan garis kuningan yang terdapat di pangkal tangkai dan ujung sarung senjata ini.

Piso Gaja Dompak ini merupakan senjata yang hanya diperuntukkan bagi kalangan kerajaan Batak saja dan termasuk ke dalam salah satu pusaka kerajaan Batak yang sakral. Bahkan, di zaman dahulu yang boleh menggunakan pisau ini hanyalah raja-raja Batak yang berkuasa.

Karena berfungsi sebagai pusaka kerajaan, maka senjata ini tidak dibuat untuk melukai ataupun membunuh, melainkan untuk sebagai perantara kekuatan magis. Piso Gaja Dompak memang diyakini memiliki tuah atau kekuatan supranatural yang digunakan untuk mengembangkan kekuasaan yang dimiliki oleh Kerajaan Batak. Konon, kekuatan magis yang ada di dalam senjata ini akan dialirkan kepada pemilik benda ini, berupa kharisma dan kebijaksanaan.

Oleh karena itu, Piso Gaja Dompak selalu dikultuskan dan disucikan dengan kepemilikan yang diwasiatkan secara turun temurun. Hanya orang yang masuk ke dalam silsilah kerajaan Batak saja yang berhak untuk memiliki senjata tradisional Suku Batak ini. Orang-orang di luar keluarga kerajaan tidak diperbolehkan untuk memiliki Piso Gaja Dompak ini.

Referensi sunting