Pipa bawah laut adalah jaringan perpipaan yang diletakkan di atas atau ditanam di dasar laut.[1][2] Dalam beberapa kasus, sebagian besar jaringan pipa berada di darat dan hanya berada di bawah air ketika melewati perairan seperti laut kecil, selat, dan sungai.[3] Pipa bawah laut umumnya digunakan untuk membawa minyak bumi, gas, atau air.[3] Pembangunan jaringan perpipaan bawah laut harus mempertimbangkan beberapa faktor, antara lain ekologi lepas pantai, geohazard, dan beban lingkungan. Oleh karena itu, proyek seperti ini seringkali dilakukan oleh tim yang berasal dari berbagai disiplin ilmu dan kewarganegaraan.[1]

Contoh rute jaringan perpipaan bawah laut, jaringan pipa Langeled

Pemilihan rute sunting

Salah satu kegiatan pertama dan paling penting dari perencaan pipa bawah laut ialah pemilihan rute.[4] Perencanaan ini harus mempertimbangkan berbagai macam masalah, di antaranya kondisi politik, geohazard, faktor-faktor fisik di sepanjang rute, dan penggunaan dasar laut untuk keperluan lain.[4][5] Kegiatan ini dimulai dengan mencari informasi, meliputi survei peta geologis, batimetri, diagram kegiatan perikanan, fotografi udara dan satelit, serta informasi dari otoritas navigasi.[4][5]

Referensi sunting

  1. ^ a b Dean, p. 338-340
  2. ^ Gerwick, p. 583-585
  3. ^ a b Palmer & King, p. 2-3
  4. ^ a b c Palmer & King, p. 11-13
  5. ^ a b Dean, p. 342-343

Bibliografi sunting

  • Bai Y. & Bai Q. (2010) Subsea Engineering Handbook. Gulf Professional Publishing, New York, 919 p.
  • Barrette, P (2011). "Offshore pipeline protection against seabed gouging by ice: An overview". Cold Regions Science and Technology. 69: 3–20. doi:10.1016/j.coldregions.2011.06.007. 
  • Brown R.J. (2006) Past, present, and future towing of pipelines and risers. In: Proceedings of the 38th Offshore Technology Conference (OTC). Houston, U.S.A.
  • Croasdale K., Been K., Crocker G., Peek R. & Verlaan P. (2013) Stamukha loading cases for pipelines in the Caspian Sea. Proceedings of the 22nd International Conference on Port and Ocean Engineering under Arctic Conditions (POAC), Espoo, Finland.
  • Dean E.T.R. (2010) Offshore Geotechnical Engineering - Principles and Practice, Thomas Telford, Reston, VA, U.S.A., 520 p.
  • Gerwick B.C. (2007) Construction of marine and offshore structures. CRC Press, New York, 795 p.
  • Palmer A.C. & Been K. (2011) Pipeline geohazards for Arctic conditions. In: W.O. McCarron (Editor), Deepwater Foundations and Pipeline Geomechanics, J. Ross Publishing, Fort Lauderdale, Florida, pp. 171–188.
  • Palmer A. C. & King R. A. (2008). Subsea Pipeline Engineering (2nd ed.). Tulsa, USA: Pennwell, 624 p.
  • Ramakrishnan T.V. (2008) Offshore engineering. Gene-Tech Books, New Delhi, 347 p.
  • Wilson J.F. (2003) Structures in the offshore environment. In: J.F. Wilson (Editor), Dynamics of Offshore Structures. John Wiley & Sons, Hoboken, New Jersey, U.S.A., pp. 1–16.