Pertempuran Sungai Washita

Pertempuran Sungai Washita adalah sebuah kejadian kala Letkol George Armstrong Custer menyerbu dan mengusik kenyamanan suku Cheyenne pada 27 November 1868. Dalam peristiwa tersebut, ratusan penduduk desa, termasuk pemimpin mereka, Back Kettle, tewas.

Latar belakang

sunting

Sebelum penyerangan tersebut, Custer yang desersi dari tugasnya mendapatkan hukuman dicabut sementara pangkatnya serta dilarang melakukan kegiatan kemiliteran selama satu tahun. Setelah sepuluh bulan menjalani masa hukuman, pada September 1868, Jenderal Philip Sheridan memulihkan kembali wewenang dan kepemimpinan Custer dalam militer guna melawan suku Indian Cheyenne.

Beberapa kelompok dari suku Cheyenne sempat membuat kerusuhan di Kansas dan Oklahoma pada musim panas. Frustasi dengan ketidakmampuan prajuritnya meringkus kelompok tersebut, Jenderal Sheridan pun merekrut Custer. Sheridan sendiri tidak terlalu mengenal Custer. Meski memiliki rekor buruk dan kurang populer sebagai pemimpin Kavaleri (pasukan berkuda) ke-7, Custer merupakan seorang petarung yang hebat.

Sheridan memerintahkan penyerangan di musim dingin. Masa ini dianggap sebagai waktu yang tepat dan efektif untuk menyerang, karena suku Indian umumnya menurunkan kesiagaan di pemukiman permanen mereka.

Kejadian

sunting

Pada 26 November 1868, Custer mulai mengepung sebuah pemukiman suku Cheyenne di dekat Sungai Washita. Sang Letkol sama sekali tidak mencoba untuk mengidentifikasi pemukiman maupun mencoba untuk melakukan pengintaian situasi. Ketika fajar menyingsing, Custer pun memerintahkan pasukannya untuk menyerang, saat para penghuni desa tengah tertidur.

Padahal jika mengintai, Custer akan mengetahui bahwa suku Cheyenne yang diserangnya adalah kelompok pecinta damai. Mereka juga berada di bawah perlindungan Komandan Fort Cobb. Bahkan, terdapat sebuah bendera putih di pemukiman yang menandakan bahwa suku Indian tersebut secara aktif menghindari konflik.

Kalah jumlah dan tidak menyadari adanya serangan mendadak, suku Cheyenne seketika kalah. Sebagian besar dari mereka meninggal dalam 15 menit pertama penyerangan. Sejumlah kecil petarung Indian yang berhasil menyelamatkan diri ke hutan pun membalas serangan Custer. Penyerangan yang memakan waktu beberapa jam itu menghancurkan pemukiman Indian. Tentara Amerika berhasil membunuh 103 orang Indian, termasuk sang kepala suku, Black Kettle, serta banyak wanita dan anak-anak.

Di sisi lain, kemenangan Custer dalam serangan ini, dianggap sebagai kemenangan Amerika terhadap suku Indian. Pertempuran Washita membantu Custer memulihkan reputasinya dan memudahkan proses pemindahan suku Indian yang tersisa ke pusat konservasi. Namun, kebiasaan Custer menyerang suku Indian tanpa menakar kekuatan musuh kemudian membawanya pada kematian dalam pertempuran Little Bighorn.[1]

Referensi

sunting