Pertempuran Sungai Ebro

Pertempuran maritim yang terjadi pada musim semi tahun 217 SM.

Pertempuran Sungai Ebro adalah pertempuran maritim pada musim semi tahun 217 SM yang terjadi di dekat muara Sungai Ebro, antara armada Kartago yang dipimpin oleh Himilco dengan kekuatan sekitar 27 armada quinquereme, melawan armada Romawi yang terdiri dari 55 armada kapal, di bawah komando Gnaeus Cornelius Scipio Calvus. Hasdrubal Barca, pemimpin Kartago di Iberia, telah menjalankan ekspedisi bersama untuk menghancurkan pangkalan Romawi di wilayah utara Sungai Ebro. Rombongan armada maritim Kartago kalah total setelah penyerangan yang dilakukan secara tiba-tiba oleh armada pasukan Romawi, sehingga Kartago kehilangan 29 kapalnya, kemudian perairan di sekitar Iberia dikuasai oleh Romawi. Setelah kemenangan tersebut, reputasi Romawi yang semakin meningkat di Iberia, mengakibatkan pemberontakan antara beberapa suku Iberia di bawah kendali Kartago.

Pertepuran Sungai Ebro
Bagian dari Perang Punik II

Ilustrasi pertempuran, 1852
TanggalMusim semi, 217 SM
LokasiMuara Sungai Ebro, Spanyol saat ini
40°43′12″N 0°51′47″E / 40.72000°N 0.86306°E / 40.72000; 0.86306
Hasil Kemenangan Romawi
Pihak terlibat
Republik Romawi
Massalia
Kartago
Tokoh dan pemimpin
Gnaeus Cornelius Scipio Calvus Himilco
Kekuatan
55 Quinquereme dan Trireme 40
Korban
Tidak diketahui

29 quinquereme


4 tenggelam
25 ditangkap

Pendahuluan sunting

Setelah kekalahan Hanno dalam Pertempuran Cissa pada musim dingin tahun 218 SM, Gnaeus Scipio memanfaatkan waktunya untuk mengkonsolidasikan pendudukannya di wilayah Iberia di sebelah utara Ebro dan menyerang wilayah Iberia Kartago di selatan Ebro dari Tarraco (kini Tarragona). Namun ia tidak menerima bala bantuan besar dari Roma untuk memperkuat pasukannya. Sementara itu Hasdrubal Barca, pemimpin Kartago di Iberia telah menaikkan sejumlah nilai retribusi di Iberia yang digunakan secara substansi untuk mengembangkan pasukannya. Ketika Hannibal bertolak dari Iberia pada 218 SM, kontingen armada maritim Punisia di Iberia terdiri dari armada 32 quinquereme dan 5 trireme. Kemudian Hasdrubal menambahkan 10 quinquereme lagi untuk memperkuat armada tersebut selama musim dingin tahun 218 SM, termasuk melatih personel tambahan untuk mengawakinya. Pada musim semi tahun 217 SM, Hasdrubal melakukan ekspedisi bersama, menuju wilayah Romawi di utara Ebro. Hasdrubal memimpin sendiri pasukannya dan Himilco yang bertindak sebagai wakil dalam memimpin armada tersebut.[1] Jumlah pasukannya tidak diketahui secara pasti[2] dan ekspedisi tersebut mengikuti garis pantai dengan kapal-kapal yang berlabuh tak jauh dari pasukan pada malam hari.

Gnaeus Scipio, yang cemas bahwa tentara Kartago akan melebihi jumlah pasukannya, akhirnya memutuskan untuk berperang di laut. Meskipun ia hanya dapat membawa 35 quinquereme[3] (25 telah kapal dikirim kembali ke Italia setelah serangan Kartago pada akhir tahun 218 SM yang menyebabkan korban parah di antara para awak dan beberapa pelaut yang mungkin ditempatkan di garnisun), kemudian kota sekutu Yunani Massilia telah menyediakan 20 kapal tambahan untuk armada Scipio.[4]

Pertempuran sunting

Setelah mencapai Sungai Ebro, armada Kartago berlabuh di dekat muara. Para pelaut dan awak meninggalkan kapal mereka untuk mencari makan, karena armadanya tidak memiliki kapal yang membawa perbekalan. Meskipun Hasdrubal telah menempatkan pengintai untuk mendeteksi aktivitas orang Romawi, Himilco tidak memiliki kapal di laut untuk mengintai kapal-kapal Romawi. Sepasang kapal Massalia menemukan armada Punisia saat bersandar dan menyelinap pergi tanpa terdeteksi untuk memperingatkan Gnaeus Scipio tentang kehadiran Kartago. Armada Romawi berlayar dari Tarraco dan diposisikan berjarak hanya 10 mil ke utara posisi Kartago ketika Gnaeus Scipio menerima informasi peringatan dari kapal Massalia. Gnaeus mengawaki kapalnya dengan legiun-legiun pilihan, kemudian bertolak untuk menyerang armada Punisia.

Para pengintai pasukan Hasdrubal mendeteksi armada Romawi yang mendekat dihadapan angkatan laut Punisia dan memperingatkan armadanya melalui tanda bahaya dengan sinyal api. Sebagian besar awak dan kru telah selesai mencari makan dan mereka terburu-buru mengatur kapalnya, lalu menjadi kacau balau. Terdapat sedikit koordinasi dan beberapa kapal menjadi kekurangan awak karena kejutan dari orang Romawi. Ketika Himilco berlayar, Hasdrubal mengatur pasukannya di pantai untuk memberikan dukungan kepada armadanya.

Roma tidak hanya memiliki keunggulan jumlah kejutan dan pasukan (40 Kartago melawan 55 kapal Romawi dan Massalia), tetapi efektivitas tempur Kartago tidak tercermin dalam jumlah armada kapalnya karena seperempat armada Kartago memiliki awak yang baru dilatih.[5] Romawi membentuk 2 baris formasi armada dengan 35 kapal di depan dan 20 kapal Massalia di formasi belakang dengan kemampuan armadanya yang dapat mematahkan manuver armada Kartago yang superior.[6] Orang-orang Romawi menyerang kapal-kapal Kartago saat mereka keluar dari sungai, kemudian menabrak dan menenggelamkan empat dari armadanya, lalu menaiki dan menangkap dua kapal lagi. Para awak Kartago kemudian putus asa, mendamparkan kapal mereka di pantai dan pasukannya tercerai berai saling mencari keselamatan. Orang-orang Romawi berjuang untuk menarik 23 kapal yang terdampar.

Akibat dan kepentingan sunting

Kekalahan terbukti menjadi penentu dalam jangka panjang. Hasdrubal terpaksa bergerak kembali ke Cartagena, cemas akan serangan laut di wilayah Kartago. Dengan hancurnya rombongan armada Iberia dari armada maritim Kartago, Hasdrubal dihadapkan pada pilihan untuk terpaksa meminta bala bantuan Kartago atau membangun armada kapal baru. Namun, ia tidak melakukan pilihan tersebut. Kinerja awak Iberia yang buruk dalam pertempuran dan pemecatan mereka kelak memicu pemberontakan di suku Turdetani[7] yang memaksa Kartago untuk mengirim bantuan 4.000 infanteri dan 500 kavaleri ke Hasdrubal. Hasdrubal akan menghabiskan sepanjang tahun 216 SM untuk menaklukkan para pemberontak.

Pada 217 SM, armada utama Kartago menangkap armada yang sedang membawa suplai menuju Iberia di lepas pantai Cosa di Italia. Publius Cornelius Scipio tiba di Iberia dengan 8.000 pasukan pada musim gugur tahun tersebut dengan perintah dari Senat Romawi untuk mencegah bantuan dari Iberia mencapai Hannibal di Italia. Hal ini adalah satu-satunya bala bantuan yang akan dikirim Republik Romawi ke Iberia sebelum tahun 211 SM. Saudara-saudara Scipio kelak menyerang Iberia Kartago[8] dan bertemu Hasdrubal dalam Pertempuran Dertosa pada 215 SM.

Gnaeus Scipio telah memastikan bahwa pasokan laut Romawi tidak akan diadang oleh kapal-kapal Kartago yang berbasis di Iberia dan bahwa armada Romawi di Iberia dapat menyerang wilayah Kartago kapan saja. Satu-satunya ekspedisi armada maritim besar melawan Romawi dari Iberia adalah ekspedisi Mago Barca ke Italia pada 204 SM.

Referensi sunting

  1. ^ Peddie 2005, hlm. 179.
  2. ^ Goldsworthy 2003, hlm. 248.
  3. ^ Lazenby 1978, hlm. 126.
  4. ^ Bath 1981, hlm. 98.
  5. ^ Goldsworthy 2003, hlm. 249.
  6. ^ Lazenby 1998, hlm. 127.
  7. ^ Peddie 2005, hlm. 182.
  8. ^ Livy, 22.20.4-10

Pustaka sunting

Pustaka lanjutan sunting