Permusuhan menurut Islam

Permusuhan menurut Islam telah dimuat ketentuannya dalam Al-Qur'an maupun hadis. Musuh yang nyata bagi orang-orang beriman dalam ajaran Islam ialah setan. Sementara permusuhan terhadap agama lain menurut Islam hanya berkaitan dengan penentangan ideologi yang tidak sesuai dengan akidah Islam. Ajaran Islam memberikan ketetapan pencegahan permusuhan antara lain melalui islah dan pembayaran zakat. Permusuhan menurut Islam dihilangkan dengan mengadakan perdamaian dan pengampunan.

Dalil sunting

Al-Qur'an sunting

Ajaran Islam mengutamakan perdamaian dibandingkan permusuhan. Kejelasan pandangan ini merupakan bagian dari perintah Allah dalam Surah Al-Anfal Ayat 61.[1] Allah membenci perlakuan buruk oleh manusia kepada manusia lainnya, termasuk di antaranya adalah permusuhan. Namun, permusuhan telah menjadi bagian dari sejarah konflik dalam kehidupan manusia. Karena itu, di dalam Al-Qur'an terdapat banyak solusi untuk mengatasi solusi atas permusuhan. Solusi ini diberikan melalui sikap yang sangat tegas.[2]  

Hadis sunting

Sebuah hadis yang diriwayatkan oleh Imam Bukhari menjelaskan bahwa orang yang memulai permusuhan termasuk orang yang dimurkai oleh Allah. Karena memperoleh kemurkaan Allah, maka permusuhan termasuk kejahatan besar dan bukan kejahatan biasa.[3]  

Jenis permusuhan sunting

Permusuhan terhadap setan sunting

Setan dalam Islam merupakan musuh yang paling nyata bagi orang-orang yang beriman. Pernyataan permusuhan ini dinyatakan dalam Surah Al-Baqarah ayat 208 setelah Allah memerintahkan orang-orang yang beriman menerapkan ajaran Islam secara menyeluruh.[4]  

Permusuhan terhadap malaikat sunting

Dalam Surah Al-Baqarah Ayat 97-98, Allah menyebutkan bahwa kaum Yahudi dari kalangan Bani Israil memiliki permusuhan dengan Malaikat Jibril.[5] Kedudukan permusuhan terhadap Malaikat Jibril yang termasuk dalam kalangan malaikat, sama halnya dengan kedudukan atas permusuhan dengan para nabi dan rasul Allah. Persamaan kedudukan ini karena malaikat, nabi dan rasul sama-sama merupakan utusan dari Allah.[6] Secara tidak langsung, permusuhan dengan Malaikat Jibril juga merupakan tindakan permusuhan kepada Allah. Karena Malaikat Jibril hanya menjadi utusan yang merupakan bagian dari perintah Allah kepadanya.[7]

Permusuhan terhadap agama lain sunting

Ajaran Islam mewajibkan umat muslim bersikap toleran dengan non-muslim. Kewajiban ini berlaku selama umat non-muslim tidak mengadakan permusuhan dengan umat muslim.[8] Ayat-ayat Al-Qur'an yang membahas tentang permusuhan selalui berkaitan dengan akidah. Dalam ayat-ayat tersebut, Islam menjadikan Nasrani dan Yahudi sebagai musuh dalam hal penentangan ideologi yang berkaitan dengan akidah. Sementara itu, permusuhan Islam dengan Nasrani dan Yahudi sama sekali tidak disebutkan dalam ayat-ayat yang berkaitan dengan sejarah.[9]

Permusuhan dengan non-muslim dapat berlaku dalam ajaran Islam jika non-muslim memulai permusuhan dengan umat muslim. Permusuhan ini berkaitan dengan penolakan atas kebenaran. Tindakan permusuhannya adalah dengan tidak bergaul dengan non-muslim yang memusuhi Islam. Perintah ini disampaikan oleh Allah dalam Surah Al-Mumtahanah ayat ke-1. Sedangkan sejarahnya telah terjadi sejak masa Nabi Ibrahim dan dikisahkan dalam Surah Mumtahanah ayat ke-4.[10]  

Permusuhan terhadap harta sunting

Salah satu kedudukan harta dalam ajaran Islam adalah musuh bagi manusia yang memilikinya.[11] Kedudukan harta sebagai musuh disebutkan dalam Surah At-Tagabun Ayat 14.[12]

Pencegahan sunting

Menyelesaikan pertentangan sunting

Ajaran Islam menyelesaikan pertentangan yang mengarah ke permusuhan, dengan konsep islah. Pertentangan ini dihilangkan kemudian pihak yang saling bertentangan disatukan kembali dalam hal pemahaman maupun pengalaman.[13]

Pembayaran zakat sunting

Permusuhan dapat timbul dari kalangan fakir miskin terhadapa orang kaya. Awal permusuhan ini diawali oleh sikap kecemburuan sosial yang dapat timbul dari kalangan fakir miskin terhadap kalangan orang yang hidup dalam kondisi ekonomi yang tinggi namu hanya berfoya-foya. Melalui pembayaran zakat, kecemburuan sosial dapat dikurangi, sehingga rasa benci dan permusuhan dapat dihilangkan.[14]

Perdamaian sunting

Ajaran Islam dalam Al-Qur'an memerintahkan permusuhan yang telah dihentikan untuk diselesaikan dengan perdamaian dan pengampunan.[15] Perdamaian diberikan ketika musuh cenderung kepada perdamaian itu sendiri. Ayat-ayat Al-Qur'an yang menyatakan perdamaian atas musuh antara lain Surah Asy-Syu'ara Ayat 183, Surah Al-Baqarah Ayat 190, Surah An-Nisa' Ayat 90, dan Surah Al-Anfal ayat 61.[16]

Referensi sunting

Catatan kaki sunting

  1. ^ Une, D., dkk. 2015, hlm. 176.
  2. ^ Abubakar 2020, hlm. 16.
  3. ^ Ismail, A. Ilyas (2013). True Islam: Moral, Intelektual, Spiritual (PDF). Jakarta: Penerbit Mitra Wacana Media. hlm. 46. ISBN 978-602-7523-98-2. 
  4. ^ Hambali, Muh. (2017). Panduan Muslim Kaffah Sehari-hari: Dari Kandungan hingga Kematian. Yogyakarta: Laksana. hlm. 31. ISBN 978-602-407-185-1. 
  5. ^ Jasmi 2021, hlm. 22.
  6. ^ Jasmi 2021, hlm. 46.
  7. ^ Jasmi 2021, hlm. 47.
  8. ^ Abubakar 2020, hlm. 17.
  9. ^ Rouf, Abdul Mukti (Mei 2011). Menegakkan Islam Kritis: Serpihan Pemikiran di Media Massa. Pontianak: STAIN Pontianak Press. hlm. 60. ISBN 978-602-8457-99-6. 
  10. ^ Abubakar 2020, hlm. 22.
  11. ^ Yuliana, Tarmizi, dan Panorama 2017, hlm. 26.
  12. ^ Yuliana, Tarmizi, dan Panorama 2017, hlm. 27.
  13. ^ Une, D., dkk. 2015, hlm. 132.
  14. ^ Rosadi, Aden (Februari 2019). Zakat dan Wakaf: Konsepsi, Regulasi, dan Implementasi (PDF). Bandung: Simbiosa Rekatama Media. hlm. 19. ISBN 978-602-7973-77-0. 
  15. ^ Harmouzi dan Whetstone 2017, hlm. 134.
  16. ^ Harmouzi dan Whetstone 2017, hlm. 137.

Daftar pustaka sunting

  • Harmouzi dan Whetstone (2017). Harmouzi, N. E., dan Whetstone, L., ed. Islam dan Kebebasan: Argumen Islam untuk Masyarakat Bebas [Islamic Foundations of a Free Society] (PDF). Diterjemahkan oleh Waskito, Suryo. Suara Kebebasan.