Peristiwa Azolla terjadi para pertengahan masa Eosen[1] sekitar 49 juta tahun yang lalu, ketika ledakan populasi pakis Azolla diduga telah terjadi di Samudra Arktik. Begitu mati dan tenggelam ke dasar laut, pakis ini menyatu dengan sedimen. Selama proses ini, banyak karbon dioksida yang turut terperangkap, sehingga kadar karbon dioksida di Bumi pun menurun. Peristiwa ini diduga telah mengubah planet Bumi dari yang seperti "rumah kaca" (yang cukup panas sehingga penyu dan pohon palem dapat bertahan di kutub utara dan selatan) menjadi seperti "rumah es".

Pakis Azolla filiculoides pada masa modern. Ledakan populasi spesies yang serupa mungkin telah mengubah Bumi menjadi "rumah es" seperti sekarang.

Sebelum terjadinya peristiwa ini, Bumi sudah terlalu panas akibat gas rumah kaca. Samudra Arktik juga sangat berbeda dengan sekarang; pada saat itu, samudra ini merupakan danau besar yang terhubung dengan samudra-samudra besar lewat Laut Turgai. Saat saluran ini tertutup sekitar 50 juta tahun yang lalu, perairannya pun menjadi habitat pakis Azolla. Azolla memanfaatkan nitrogen dan karbon dioksida yang berlimpah dan berkembang pesat.[2]

Catatan kaki sunting

  1. ^ Brinkhuis H, Schouten S, Collinson ME, Sluijs A, Sinninghe Damsté JS, Dickens GR, Huber M, Cronin TM, Onodera J, Takahashi K, Bujak JP, Stein R, van der Burgh J, Eldrett JS, Harding IC, Lotter AF, Sangiorgi F, van Konijnenburg-van Cittert H, de Leeuw JW, Matthiessen J, Backman J, Moran K (2006). "Episodic fresh surface waters in the Eocene Arctic Ocean". Nature. 441 (7093): 606–609. doi:10.1038/nature04692. PMID 16752440. 
  2. ^ Jennifer Huizen, Can the Fern That Cooled the Planet Do It Again?, Scientific American, 15 Juli 2014, diakses 6 Mei 2018