Perim (Arab: بريم, translit. Barīm), juga dikenal sebagai Mayyun (Arab: ميون), adalah sebuah pulau vulkanik yang terletak di Selat Bab-el-Mandeb, bagian barat daya Yaman. Pulau tersebut secara administratif dinaungi oleh Distrik Dhubab atau Bab al-Mandab, Kegubernuran Ta'izz.[1]

Perim
Geografi
KoordinatKoordinat: 12°40′N 43°25′E / 12.66°N 43.42°E / 12.66; 43.42
Pemerintahan
Negara Yaman
KegubernuranKegubernuran Ta'izz
DistrikDistrik Dhubab (Bab al-Mandab)
Peta

Geografi sunting

 
Pulau Perim dan Semenanjung Bab-el-Mandeb

Pulau Perim memiliki panjang 5,63 kilometer dan lebar 2,85 kilometer,[2] dengan luas 13 kilometer persegi dan ketinggian maksimum mencapai 65 mdpl. Pulau tersebut berada pada celah tersempit Selat Bab-el-Mandeb sepanjang 32 kilometer yang memisahkan daratan Asia (Yaman di Semenanjung Arab) dan Afrika (Djibouti). Pulau Perim memiliki bentuk seperti kepiting dengan fitur bentang alam bagian barat dayanya mendukung untuk dijadikan sebagai pelabuhan alami.

Ketiadaan air tawar di Pulau Perim menjadi salah satu tantangan terbesar pendirian permukiman tetap di pulau ini. Walaupun dapat terjadi hujan lebat, terdapat kemungkinan hujan tidak turun dalam periode delapan bulan atau lebih. Sejak 1821 hingga 1912, rerata presipitasi tahunan di pulau ini hanya mencapai 60 mm. Tutupan vegetasi di pulau ini juga sangat sedikit.[2]

Sejarah sunting

Penjelajahan bangsa Barat sunting

Pulau Perim memiliki nilai strategis yang cukup tinggi dalam hal letak wilayah, dengan sejumlah catatan sejarah persinggahan oleh berbagai bangsa dunia yang melakukan penjelajahan melewati kawasan Laut Merah. Pada 1513, bangsa Portugis di bawah pimpinan Alfonso de Albuquerque, yang berkehendak menguasai perdagangan Laut Merah, merupakan bangsa Barat pertama yang sempat singgah di pulau ini. Albuquerque menamai pulau ini sebagai Vera Cruz, yang diperiksanya dan kemudian dianggap tidak sesuai untuk dibangun benteng mengingat ketiadaan akses air tawar di pulau ini.[3]

Pada periode selanjutnya, bangsa Turki Utsmani juga pernah menguasai perairan Laut Merah di sekitar pulau ini hingga diusir dari Yaman dan bagian selatan Laut Merah pada 1630-an.[4] Bangsa Prancis pada abad ke-18 juga memiliki kemungkinan menggunakan pelabuhan alami Perim untuk melakukan ekspedisi terhadap daerah Mukha. Pada 1799, Perim diduduki sementara oleh Perusahaan Hindia Timur Britania dalam rangka persiapan untuk menggempur Mesir.

Pendudukan Inggris sunting

Perim kemudian mulai diduduki oleh Inggris pada pertengahan abad ke-19, dengan persetujuan Perdana Menteri Palmerston. Mercusuar setinggi 11 meter didirikan dan kemudian diresmikan pada 1 April 1861. Perim dimasukkan dalam Protektorat Aden yang menjadi wilayah dependensi dari Kepresidenan Bombay di Kemaharajaan India.

Pada Perang Dunia I, bangsa Turki Utsmani di wilayah Arabia mengirimkan pasukan untuk menyerang Aden dan jalur komunikasi Inggris sepanjang Laut Merah. Serangan tersebut juga ditujukan terhadap Perim pada Juni 1915, ketika bangsa Turki mendarat di pantai utara Perim. Mereka kemudian dihalau keluar oleh salah satu resimen Angkatan Darat India Britania di bawah pimpinan Kapten A.G.C. Hutchinson. Pada akhir 1915, semua ancaman terhadap Perim berhasil dieliminasi.[5]

Hengkangnya Inggris dari Perim sunting

 
Pelabuhan alami di Perim

Inggris terus bertahan di Perim hingga 1967 ketika diambil alih oleh Yaman Selatan. Sebelum pengambilalihan wilayah, Pemerintah Inggris sempat mengajukan wacana agar Perim dapat diinternasionalisasi guna menjamin keamanan lalu lintas dan navigasi di Selat Bab-el-Mandeb dan Laut Merah secara keseluruhan.[6][7] Namun, wacana tersebut ditolak.

Setelah meraih kemerdekaannya pada November 1967, Yaman Selatan memperluas wilayah laut teritorialnya menjadi 12 mil laut yang juga mencakupi wilayah perairan antara Pulau Perim dan daratan utama Yaman. Tidak ada intervensi berarti terhadap pelayaran internasional yang terjadi hingga tahun 1971, ketika pemerintah Marxis Republik Demokratik Rakyat Yaman (RDRY) mengizinkan sekelompok gerilyawan Front Rakyat untuk Pembebasan Palestina (PFLP) untuk menyerang sebuah kapal tanker, yang bergerak menuju Israel, dari Perim.

Dalam Perang Yom Kippur, unit artileri Yaman Selatan di Perim, beserta sejumlah armada laut Mesir, memblokade gerbang selatan Laut Merah. Namun, setelah blokade tersebut, tidak ada kasus intervensi berarti lainnya terhadap pelayaran internasional di sekitar Perim.[6] RDRY menjalin hubungan dekat dengan Uni Soviet, terutama dalam bidang politik dan militer, sehingga armada laut Soviet dapat memiliki akses terhadap sejumlah bekas pangkalan armada laut Inggris di Aden, termasuk Perim dan Sokotra. Namun, hubungan tersebut memudar seiring terjadinya kudeta militer 1986 di Yaman Selatan dan penerapan Perestroika pada rezim Mikhail Gorbachev.[8]

Perang Sipil Yaman 2015 sunting

Setelah berhasil mengambil alih kepemimpinan di Yaman, milisi Houthi menaklukkan Perim guna mengkonsolidasikan kekuatan dan pengaruh mereka serta memperoleh akses terhadap rute perdagangan penting di Laut Merah. Sebagian besar penduduk asli Perim yang berjumlah sekitar 4.500 orang telah pergi dari Perim ketika pangkalan militer Soviet beroperasi di pulau tersebut.

Referensi sunting

  1. ^ "السياحة في محافظة تعز". yemen-nic.info (dalam bahasa Arab). Diakses tanggal 2024-05-11. 
  2. ^ a b Pickering, Peter; Jefferson, Ingleby (2012). "Perim Lighthouse". Diarsipkan dari versi asli tanggal 2015-07-06. 
  3. ^ Whiteway, R. S. (Richard Stephen) (1967). The rise of Portuguese power in India, 1497-1550. unknown library. London, Santiago de Compostela, Susil Gupta. 
  4. ^ Gavin, R. J. (1975). Aden Under British Rule, 1839–1967. New York: Barnes & Noble. hlm. 15–17. ISBN 0-06-492337-1. 
  5. ^ "Perim Island Colony". www.britishempire.co.uk. Diakses tanggal 2024-05-11. 
  6. ^ a b Halliday, Fred (1990). Revolution and Foreign Policy, the Case of South Yemen, 1967-1987. Cambridge University Press. hlm. 11. ISBN 0-521-32856-X. 
  7. ^ Hakim, Ali A. (1979). The Middle Eastern States and the Law of the Sea. Manchester University Press. hlm. 12. ISBN 0-7190-0711-9.
  8. ^ Goodman, Melvin A. (1991). Gorbachev's Retreat: The Third World. Praeger. hlm. 87–88. ISBN 0-275-93696-1.