Perang sarung adalah sebuah jenis tawuran yang memakai alat berupa kain sarung yang diikat pada bagian ujungnya yang diisi dengan batu,[1] gir motor[2] atau senjata tajam yang biasanya dilakukan pada bulan Ramadan.[3] Dalam permainan tersebut, para pemain saling gebuk dengan sarung ke masing-masing tubuh lawannya secara bergantian. Saat lawan memukul, pemain lainnya menangkis dengan sarung. Permainan tersebut berakhir kala salah satu pemain ada yang mengangkat tangan tanda menyerah atau sarungnya terjatuh. Masing-masing kubu harus menghentikan permainan, jika lawan ada yang sudah menyerah.[4]

Lihat pula

sunting

Referensi

sunting