Penggeser rel atau traverser adalah alat untuk menggeser atau memindahkan bakal pelanting kereta api. Fungsinya mirip dengan pemutar rel, meski tidak bisa digunakan untuk memutar bakal pelanting.

Lokomotif uap di atas penggeser rel di Rusia pada tahun 1910

Ikhtisar

sunting

Penggeser rel terdiri dari satu rel yang dapat digeser ke kiri maupun ke kanan. Terdapat beberapa rel di hadapan penggeser dan satu atau beberapa rel di sisi lainnya.

Penggunaan

sunting
 
Penggeser rel di dalam Bengkel Golden Rock di India.

Emplasemen

sunting

Penggeser rel dapat ditemukan di emplasemen bengkel perawatan lokomotif dan bakal pelanting (balai yasa). Penggeser tersebut memungkinkan sarana dapat berpindah dari los yang satu ke yang lainnya tanpa memerlukan wesel yang dapat memakan lahan yang terlalu luas.[1]

Stasiun terminus

sunting

Di Eropa, terdapat penggeser rel di peron terminus Stasiun Birmingham Moor Street, Stasiun Rossio di Lisboa, dan di bekas terminus Gare de la Bastille di Paris. Dipasang untuk memindah lokomotif yang telah dilepas dari kereta api ke jalur yang bersebelahan. Penggeser rel tersebut dipasang di atas tiga rel sejajar sehingga posisi mana pun penggeser rel tidak mengganggu kereta penumpang yang lalu-lalang.

Penggeser rel digunakan di terminus yang memiliki luas lahan terbatas, seperti Stasiun Kew dan Stasiun LRT St. Kilda di pinggiran kota Melbourne, Victoria, Australia, yang hanya mengerjakan dua jalur.

Pada tahun 2013, Pelabuhan Felixstowe memasang penggeser rel di sembilan jalur Terminal Utara yang baru karena tidak cukup ruang untuk memasang wesel serta memungkinkan 35 gerbong peti kemas.[2]

Rel kereta api

sunting
 
Penggeser rel dua jalur yang digunakan sebagai "wesel" di Mount Washington Cog Railway

Sistem rel gerigi Locher tidak memperbolehkan penggunaan wesel biasa dan sebagai gantinya, digunakan penggeser atau wesel putar, seperti pada jalur kereta api Pilatus. Penggeser rel tersebut memiliki dua rel dengan konfigurasi berbeda. Alat tersebut dapat digeser atau atau diputar[3] untuk menentukan arah laju kereta api. Menggunakan penggeser rel sebagai pengganti wesel memungkinkan gerigi tengah berada pada posisi yang benar agar roda gigi dapat terus menggerakkan kereta ke muka saat melintasi wesel.

Kereta luncur

sunting

Penggeser rel kecil dapat digunakan di kereta luncur untuk menggeser sarana.

Monorel dan maglev

sunting

Penggeser rel digunakan pada monorel dan maglev .

Monorel Sydney memiliki penggeser rel yang terhubung dengan sekitar 6 sepur simpan. Ketika lintasan pada jalur utama berpindah ke jalur parkir, rel yang lain bergeser ke posisi jalur utama.

Gabungan pemutar dan penggeser rel

sunting
 
Emplasemen Collinwood, yang menggabungkan pemutar dan penggeser rel

Dalam kasus yang jarang, pemutar rel telah digabungkan dengan penggeser rel. Contoh pemasangan alat tersebut ada di Asia dan Eropa.

Contoh penggunaan dua alat tersebut pernah dilakukan hingga tahun 1970-an di emplasemen Collinwood di Cleveland, Ohio. Ini memungkinkan satu pemutar rel untuk seluruh los depo.

Contoh yang dilestarikan

sunting

Pusat Perkeretaapian Didcot, Britania Raya, memiliki penggeser rel untuk memindahkan sarana antarrel di depo gerbong.[4]

Museum Trem Nasional di Crich, Derbyshire, Inggris memiliki penggeser untuk menghubungkan los-los depo.[5]

Jalur kereta api Pilatus banyak menggunakan penggeser rel, karena rel geriginya tidak mengizinkan penggunaan wesel.

Museum Trem Sydney, Australia memiliki penggeser rel antara jalur 4 hingga 8 dan memungkinkan akses ke fasilitas bengkelnya (jalur 9 dan 10).

Penggeser rel banyak digunakan di bengkel Mechelen di NMBS/SNCB.[6]

Penggeser juga digunakan pada jalur kereta mini untuk mengakses depo dan pusat pemeliharaan. Mungkin ada alasan untuk mengurangi jumlah wesel yang diperlukan.

Referensi

sunting
  1. ^ Locomotives being moved on a transfer table at a locomotive workshops in Italy (6m 50s → 7m 30s) (Istituto Luce)
  2. ^ Scotchman, Iain C (May 2013). "Felixstowe doubles rail capacity". Modern Railways. Key Publishing. 70 (776): 76. 
  3. ^ "Trenolab - the Pilatus Railway". 
  4. ^ Mark, Baldry. "Traverser". Diakses tanggal 2 February 2011. 
  5. ^ "All aboard!". BBC Online. Diakses tanggal 18 June 2008. 
  6. ^ "OpenStreetMap".