Pengeboman wilayah

Dalam penerbangan militer, pengeboman wilayah adalah sebuah jenis pengeboman udara yang mentargetkan sebuah kawasan besar, seperti blok kota atau seluruh kota.[1] Istilah "pengeboman wilayah" meraih ketenaran pada Perang Dunia II.[1]

Bagian pemukiman Tokyo dihancurkan setelah sebuah penyerbuan pengeboman masif oleh pesawat-pesawat Pasukan Udara Angkatan Darat AS B-29 pada 9–10 Maret 1945, penyerbuan tunggal paling destruktif dalam sejarah penerbangan militer. Pengeboman Tokyo pada Perang Dunia II menghambat setengah produktivitas industrial kota tersebut.

Pengeboman wilayah adalah sebuah bentuk pengeboman strategis.[1] Ini dapat meliputi beberapa keperluan: untuk mengganggu produksi materil militer, untuk mengganggu jalur komunikasi, untuk menghambat sumber daya militer dan industrial musuh dari medan tempur utama sampai pertahanan udara, dan untuk mendemoralisasikan populasi musuh (Lihat pengeboman teror).[1]

Istilah lain untuk pengeboman kawasan adalah "pengeboman karpet",[2] "pengeboman saturasi", dan "pengeboman obliterasi". Pada masa itu, pengeboman tersebut berseberangan dengan pengeboman presisi. Pengeboman presisi ditujukan kepada target terpilih – bukan sebuah kawasan kecil, dan bukan sebuah kawasan taktikal, karena berada di pangkalan udara atau sebuah pabrik – dan tidak ditujukan untuk membuat kerusakan besar (setidaknya untuk penampilannya).

Referensi sunting

  1. ^ a b c d e Primoratz, edited by Igor (2010). Terror from the sky : the bombing of German cities in World War II (edisi ke-1. publ.). New York: Berghahn Books. hlm. 7, 21–22, 45–53. ISBN 1-84545-687-4. 
  2. ^ Sebuah contoh awal dari pemakaian kata "pengeboman karpet" adalah dari tahun 1942: Seemann, Berthold, ed. (1942). "The Journal of botany, British and foreign". The Journal of botany, British and foreign. R. Hardwicke. 80: 80.