Penahbisan wanita pada jabatan imam atau pendeta adalah sebuah praktik yang makin umum pada beberapa kelompok agama besar pada masa sekarang, seperti halnya beberapa agama pagan kuno sebelum juga dilakukan oleh agama-agama Yudeo-Kristen.

Katharine Jefferts Schori terpilih pada 2006 menjadi Presiden Uskup perempuan pertama dalam sejarah Gereja Episkopal dan juga primat perempuan pertama dalam Komuni Anglikan.[1]

Ini masih menjadi masalah kontroversial dalam gereja-gereja Kristen tertentu dimana "penahbisan" (proses dimana seseorang ditahbiskan dan disatukan oleh Allah pada pelayanan berbagai ritus keagamaan) selama hampir 2000 tahun hanya dibatasi untuk pria.

Dalam beberapa kasus, wanita diijinkan untuk ditahbiskan, tetapi tidak memegang jabatan yang terlalu tinggi, seperti (sampai Juli 2014) jabatan uskup dalam Gereja Inggris.[2] Meskipun hukum-hukum melarang diskriminasi jenis kelamin dalam pekerjaan, pengecualian dibuat untuk rohaniwan (contohnya di Amerika Serikat)

Referensi

sunting
  1. ^ "US Episcopal Church installs first female presiding bishop". Australia: Journeyonline.com.au. 2006-11-07. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2011-07-06. Diakses tanggal 2010-11-19. 
  2. ^ "Women bishops vote: Church of England 'resembles sect'". BBC News - UK Politics. BBC. 2012-11-22. Diakses tanggal 2013-10-18. 

Bacaan tambahan

sunting