Pembicaraan:Pramodawardhani

Sudut pandang netral & wikifisasi

sunting
  • Menurut pengamatan saya, sebagian penulisan agak terlalu 'berat' mendukung pendapat tertentu (Slamet Muljana?), sehingga berkesan ada usaha meyakinkan pembaca. Akan lebih baik bila gaya penulisan lebih mencerminkan Wikipedia:Sudut pandang netral, karena Wikipedia adalah ensiklopedi. Lihat berikut:
Pendapat populer ini dibantah Slamet Muljana karena menurut prasasti Kayumwungan, Samaratungga hanya memiliki seorang anak perempuan, bernama Pramodawardhani. Menurutnya, Balaputradewa lebih tepat disebut sebagai adik Samaratungga yang juga putra dari Samaragrawira. Dengan kata lain, Balaputradewa adalah paman Pramodawardhani.
Teori yang sangat populer bahwa sepeninggal Samaratungga terjadi perang saudara memperebutkan takhta antara Balaputradewa melawan Pramodawardhani yang dibantu oleh Rakai Pikatan mungkin keliru. Kiranya, Balaputradewa menyingkir ke Sumatra bukan karena kalah perang, melainkan karena sejak awal ia memang tidak memiliki hak atas takhta Jawa mengingat ia hanyalah adik Samaratungga, bukan putranya. Teori ini diperkuat oleh analisis Pusponegoro dan Notosutanto terhadap beberapa prasasti di bukit Ratu Baka, bahwa musuh Rakai Pikatan bukan bernama Balaputradewa, melainkan Rakai Walaing Mpu Kumbhayoni.
  • Saya usulkan bagaimana bila dituliskan seperti ini:
Slamet Muljana berpendapat lain, karena menurut prasasti Kayumwungan, Samaratungga hanya memiliki seorang anak perempuan, bernama Pramodawardhani. Menurutnya, Balaputradewa kemungkinan adik Samaratungga yang juga putra dari Samaragrawira. Dengan kata lain, Balaputradewa adalah paman Pramodawardhani.
Terdapat teori populer bahwa sepeninggal Samaratungga, terjadi perang saudara memperebutkan tahta antara Balaputradewa melawan Pramodawardhani yang dibantu oleh Rakai Pikatan. Meskipun demikian, ada dugaan bahwa Balaputradewa menyingkir ke Sumatra bukan karena kalah perang, melainkan karena sejak awal ia memang tidak memiliki hak atas tahta Jawa; mengingat ia hanyalah adik Samaratungga, bukan putranya. Analisis Pusponegoro dan Notosutanto terhadap beberapa prasasti di bukit Ratu Baka menyatakan bahwa musuh Rakai Pikatan bukan bernama Balaputradewa, melainkan Rakai Walaing Mpu Kumbhayoni.

  • Demikian pula bahwa dalam artikel wikifisasi terlalu banyak. Menurut panduan Wikipedia:Wikifisasi, disebutkan bahwa suatu kata tertentu cukuplah satu atau dua kata saja diwikifisasi. Demikianlah pendapat saya demi perbaikan gaya artikel ini. Silahkan berbeda pendapat, selamat menyunting dan tetap semangat! Salam, Naval Scene 16:13, 7 Mei 2008 (UTC)

Terima kasih atas tanggapan dari Bung Naval. Memang penulisan artikel ini memakai sumber utama dari buku Slamet Muljana dan Pusponegoro-Notosutanto, yang isinya cukup berbeda dengan buku-buku yang diajarkan di sekolah. Apabila ada pembaca yang meiliki sumber lain maka saya akan sangat berterima kasih. Soal gaya bahasa, saya persilakan Bung Naval untuk menyuntingnya, agar tidak terkesan berat sebelah (Antapurwa 04:35, 13 Mei 2008 (UTC)).

Oh, ya saya ada sedikit kesalahan, yaitu soal pendapat tentang tokoh Rakai Walaing. Sebenarnya tokoh ini diusulkan oleh Drs. Boechari sebagai musuh Rakai Pikatan. Sedangkan Pusponegoro dan Notosutanto memasukkan pendapat tersebut dalam buku mereka. (Antapurwa 04:38, 13 Mei 2008 (UTC))

OK, saya sunting ya. Salam, Naval Scene 13:54, 15 Mei 2008 (UTC)

Bung Naval, artikelnya saya revisi lagi karena ada beberapa informasi baru yang saya tambahkan. Selain itu sesuai saran anda, wikifisasinya juga saya kurangi. Semoga kali ini tidak lagi berat sebelah. (Antapurwa 02:19, 12 Juni 2008 (UTC))

Kembali ke halaman "Pramodawardhani".