Pembangunan inklusif

Pembangunan inklusif secara ontologis merupakan penggabungan kata “pembangunan” dan “inklusif”. Pembangunan dapat diartikan sebagai proses yang mendorong perbaikan kesejahteraan masyarakat dalam arti luas–tidak hanya dari sisi ekonomi, tetapi juga dari sisi sosial, politik, dan kesehatan. Inklusif di sisi lain dapat diartikan sebagai kondisi yang memastikan adanya keterlibatan seluruh pihak secara bermakna (tanpa diskriminasi) baik sebagai objek maupun subjek, dan keterlibatan ini bukan sekadar untuk menghindari konflik sehingga membuat individu/kelompok memiliki rasa memiliki dan motivasi untuk berkontribusi. Bila digabungkan, pembangunan inklusif dapat digambarkan sebagai proses pembangunan yang memastikan keterlibatan seluruh kelompok, termasuk kelompok marginal, baik sebagai subjek maupun objek, dalam proses pembangunan, disertai rasa memiliki dari setiap elemen masyarakat terhadap proses pembangunan. Ciri-ciri dari pembangunan inklusif dapat dilihat pada ada tidaknya jaminan aksesibilitas, partisipasi aktif dan penuh, perlakuan non diskriminatif dan kesamaan kesempatan, penghargaan terhadap keberagaman, serta penghargaan terhadap martabat yang melekat pada diri seseorang saat proses pembangunan berlangsung.[1]

Referensi sunting

  1. ^ Hastuti, Rika Kumala Dewi, Rezanti Putri Pramana, dan Hariyanti Sadaly (2020). Kendala Mewujudkan Pembangunan Inklusif Penyandang Disabilitas (PDF). Jakarta: The SMERU Research Institute. hlm. 3.