Pekerja kerah merah muda

istilah yang muncul pada saat Perang Dunia Kedua berlangsung yang ditujukan kepada pekerjaan-pekerjaan yang umumnya dilakukan oleh pekerja wanita

Pekerja kerah merah muda (Inggris: pink-collar worker) adalah istilah yang muncul pada saat Perang Dunia Kedua berlangsung yang ditujukan kepada pekerjaan-pekerjaan yang umumnya dilakukan oleh pekerja wanita. Seperti juru ketik, sekretaris, dan penerjemah. Namun tidak terbatas kepada pekerjaan seperti juru gigi, perawat, dokter dan guru.[1]

Kemeja dengan kerah merah muda
Seorang guru pendidikan khusus mengajar seorang muridnya

Di negara seperti Amerika Serikat, pekerja kerah merah muda ditujukan kepada pekerja yang lapangan pekerjaannya berfokus pada pekerjaan-pekerjaan yang umum dilakukan oleh wanita atau tergolong sebagai "pekerjaan wanita". Antara lain seperti perawat, pengajar, sekretaris, pelayan atau pengasuh.

Walau pekerjaan ini bisa juga dilakukan oleh laki-laki, ada beberapa pekerjaan yang didominasi oleh wanita dan dengan upah yang secara signifikan lebih kecil dibanding upah pekerjaan pekerja kerah putih atau pekerja kerah biru.

Istilah kerah merah muda dipopulerkan pada akhir tahun 1970 oleh seorang penulis sekaligus kritikus, Louise Kapp Howe yang mengkhususkan wanita sebagai perawat, sekretaris dan guru sekolah dasar.

Secara turun temurun, wanita bertanggung jawab untuk mengurus rumah tangga. Pendapatan mereka bergantung kepada kepala keluarga. Janda atau wanita yang telah bercerai harus berjuang keras untuk mencukupi kebutuhan mereka dan anak-anak mereka.

Referensi

sunting
  1. ^ https://money.usnews.com/money/careers/articles/2012/09/10/the-pink-collar-job-boom