Paul von Hindenburg

marsekal lapangan Prusia-Jerman, negarawan, dan presiden Jerman (1847-1934)

Paul Ludwig Hans Anton von Beneckendorff und von Hindenburg (2 Oktober 1847 – 2 Agustus 1934) adalah Presiden Jerman pada masa Republik Weimar. Setelah mendapat pendidikan di sekolah kadet Wahlstatt dan Berlin ia berperang dalam Perang Koniggratz (1866) dan pada Perang Prancis-Prusia (1870-71). Ia naik pangkat menjadi jenderal pada 1903. Hindenburg berhenti dari ketentaraan pada 1911.

Paul von Hindenburg
Potret resmi, c. 1919–1928
Presiden Jerman ke-2
Presiden Reich Jerman ke-2
Masa jabatan
12 Mei 1925 – 2 Augustus 1934
KanselirHans Luther (1925–1926)
Wilhelm Marx (1926–1928)
Hermann Müller (1928–1930)
Heinrich Brüning (1930–1932)
Franz von Papen (1932)
Kurt von Schleicher (1932–1933)
Adolf Hitler (1933–1934)
Kepala Staf Jenderal Jerman
Masa jabatan
29 Augustus 1916 – 9 November 1918
Penguasa monarkiWilhelm II
Informasi pribadi
Lahir
Paul Ludwig Hans Anton von Beneckendorff und von Hindenburg

(1847-10-02)2 Oktober 1847
Prusia Posen, Kerajaan Prusia (kini Poznań, Provinsi Polandia Besar, Polandia)
Meninggal2 Agustus 1934(1934-08-02) (umur 86)
Jerman Nazi Neudeck, Prusia Timur, Jerman (kini Ogrodzieniec dekat Susz, Polandia)
KebangsaanJerman
Partai politikIndependen
Suami/istriGertrud von Hindenburg
AnakOskar von Hindenburg,
Irmengard Pauline von Hindenburg,
Annemaria von Hindenburg
Tanda tangan
Karier militer
Pihak Kerajaan Prusia (1866–1871)
 Kekaisaran Jerman (1871–1911, 1914–1918)
Dinas/cabang Angkatan Darat Prusia
Angkatan Darat Kekaisaran Jerman
Masa dinas1866–1911
1914–1918
Pangkat Generalfeldmarschall
Pertempuran/perang
PenghargaanPour le Mérite
Sunting kotak info
Sunting kotak info • L • B
Bantuan penggunaan templat ini
Dari Kiri Ke Kanan: Paul von Hindenburg, Kaisar Wilhelm II Dan Erich Ludendorff bertemu.

Pada pecahnya Perang Dunia I, Hindenburg dipanggil kembali oleh Angkatan Bersenjata Jerman dan setelah dikirim ke Front Timur, ia memenangkan kemenangan menentukan atas Rusia di Tannenberg (1914) dan Danau Masuria (1915). Dipandang sebagai penyelamat Prusia Timur, ia dinaikkan pangkat pada panglima tertinggi dan pada 29 Agustus 1916, ia menjadi Kepala Staf Ketentaraan Jerman.

Dengan dukungan pejabat militer senior dan industriawan sayap kanan, Hindenburg dan jenderal intendannya Erich von Ludendorff, membentuk yang kemudian dikenal sebagai Komando Tertinggi Ketiga. Kediktatoran industri militer ini memegang kekuasaan sampai 29 September 1918, saat dengan kekalahan yang tak bisa dielakkan karena ofensif yang gagal di Prancis, pemerintahan Jerman kembali ke Reichstag.

Paul von Hindenburg melantik Adolf Hitler sebagai Kanselir pada 21 Maret 1933.

Hindenburg istirahat dari Tentara Jerman pada Oktober 1918, tetapi meneruskan mengambil kepentingan aktif dalam politik. Pada 1925, Hindenburg menggantikan Friedrich Ebert sebagai Presiden Jerman dengan dukungan kelompok partai kanan. Terpilih kembali pada 1932, namun ia tak mampu menentang perkembangan Adolf Hitler dan pada Januari 1933, ia terpaksa mengangkat Hitler sebagai kanselir setelah perundingan yang dilakukan Joseph Goebbels. Begitu terkenalnya Paul von Hindenburg di kalangan rakyat Jerman sehingga Hitler hanya sanggup menggulingkan pemerintahan konstitusi setelah kematian Hindenburg pada tahun 1934.

Jabatan militer
Didahului oleh:
Erich von Falkenhayn
Kepala Staf Umum
1916 – 1919
Diteruskan oleh:
Wilhelm Groener
Jabatan politik
Didahului oleh:
Friedrich Ebert
Presiden Jerman
1925 – 1934
Diteruskan oleh:
Adolf Hitler
(Führer & Kanselir)

Pranala luar sunting